Thursday, November 24, 2011

pengalaman ku ngentot saat aku masih kecil

Perkenalkan namaku Rendi, umurku detik ini 19 tahun. Kusarih dikota S yang tersohor dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg. Di situs ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya ngentot. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.

Aku mempunyai rekan sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja. Dia memmempunyaii dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di telah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kusarih semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Dia lebih mengnafsukan dheri pada adiknya Putri. Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran toketnya cukup seusianya tidak besar banget tapi kenceng.

Waktu itu hheri sangat panas, aku dan Putri sgilag main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dheri Putri sgilag bteriakkat ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.

“Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus”ajak Putri

Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terkuak. Linda balik dheri kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya di depan pintu masuk.

“Hai Kak baru balik dheri kampus”

“Ngapain kamu buka baju segala” Kak Linda memandangi adiknya.

“Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sgilagkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?”

“Oh mainan toh.. Ya telah aku nyusul, aku mau ganti baju dulu gerah banget nih”

Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat mengnafsukan ketika berbhering. Setelah beberapa menit kemususan dia melihat kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.

“Ayo Kak cepetan, malah bengong” ajak Putri pada kakaknya.

Lalu dia berdiri membuka lemheri. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju

“Ayo tutup mata kasarin, aku mau ganti nih soalnya panas banget” Kak Linda menyuruh kami.

Dia melepaskan baju satu persatu dheri mulai celana panjangnya, dia menggunakan CD warna putih berenda dengan model celana dalam. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terkuak semua kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena gak pernah aku melihat cewek dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya yang uuhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia menggunakan baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis terlihat putingnya yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dheri Putri.


Putri melihatku.

“Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita bteriakkat.”

Kak Linda ngomel,”Idih kasarin masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kasarin langsung. Mau lihat ya Ren?”dia bercanda.

Akupun menundukan mukaku karena segan.”Tapikan kak, toketnya kakak telah besar segitu apa nggak segan ama Rendi.”

Putri menjawab ketus.”Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak segan telah ayo main lagi.” Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.

Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia agak mkamungarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia mem*kik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena segan. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu makin keras.

“Kak ngapain.. Emang enak banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya.

Kak Linda pun hentikan.”Yuk kita mandi soalnya telah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan. ” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.

Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukankah. Kak Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang telah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia pake dihadapan kami.

“Bolehkan mandi bersama kasarin lagian kasarin kan masih anak kecil.”

“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol” ledek adiknya.

Dia cuma tersenyum menggoda kami terutama aku.”biherin” sambil dia pegang sendiri puting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama toket cewek lagi berkembang. Beitu kena air dheri shower bra Kak Linda agak merosot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan mkamumpat keluar.

“Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya..” .

Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku makin keras, aku segan banget. Baru kali ini aku makin keras besar banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak Linda melihat bagian bawahku yang telah makin keras sama pada waktu aku bermain tapi bgilaya sekarang langsung dihadapan mata. Dia cuma tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.

“Ooohh.. Apa itu..” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya.

“Itu yang dinamakan senjatanya pria yang lagi makin keras tapi culun ya kalau belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.

Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.

“Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak” pinta Kak Linda pada kami.

“Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai baju kayak orang desa.” adiknya menjawab.

Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan slow slow kancing dibelakang punggung dibukankah lalu lepas telah pengaman dan pelindung toketnya. Dengan telapak tangannya dia menutupi toketnya.

“Sudah buka aja sekasarin CD nya nanti kotor kena bau CD kakak,” ujar Putri kepada kakaknya.

Segera dia berdiri diatas bathup mkamurotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat cewek telanjang bulat dihadapannya) . Ketika dia berdiri membetulkan shower diatas kami, aku melihat semua tubuhnya yang telah telanjang bulat.

“Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit,” aku memujinya.

dia cuma tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat cuma saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dheri daerah sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.

Sambil membilasi toketnya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian birahinya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan toketnya sendiri dia mempunyai saran plus ide gila.

“Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya.”

Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan toketnya pada kami.

“Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum” dia berkata pada kami.

Putri pun langsung mengenyot puting toket kakaknya, tapi aku pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditherik ke arah toketnya.

“Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit slow slow.. Acchh,” kata itu keluar.

Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air toketnya. Tiba tiba Putri hentikan.

“Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja telah jamnya kamu les” Putri pun bergegas turun dan tukar baju sejak detik itu aku tak memdengar langkah dia lagi.

Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando agar meremas toket kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas toketnya rupanya tangan kanannya memainkan kontolku.

Segera dia memerintahkan untuk turun dheri situ. Kami pun turun dheri situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.

“Rendi ini yang dinamakan memek, mempunyai cewek. Tadi waktu kakak berdiri aku tahu kalau kamu melihat bagian kakak yang ini. Ayo aku ajherin bagaimana mainan ama memek” akupun cuma mengangguk.

Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia cuma tersenyum melihatku. Dengan jheri tangan nya dia membuka bagian kecewekan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka keseganannya, lalu dia suruh aku agar menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dheri bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jheriku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku hentikan sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.

Seerr.. Serr.. bunyi air yang keluar dheri memeknya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesah lagi merem melek. Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala kontolku. Di buka bagian kulup hingga terlihat kepalanya.

“Kakak enggak jijik ya kan buat kencing” aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.

Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum kontolku, semua masuk didalam mulutnya.

“Kak aku mau kencing dulu” aku menyela.

Setelah itu dia berbhering dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang didalam memeknya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia sendiri membukankah. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajheri bagaimana sewajibnya melakukannya. Diputar putar jheriku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.

Sekitar 5 menit aku bermain dengan jheriku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dheri memeknya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa detik dia memegang kontolku dan menuntunnya di memek.

“Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya” dia menyuruhku.

Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia menyuruh aku untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.

“Acchc terus.. yang cepet.. ah.. ah.. ah..” dia mendesah, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemheri.

Tapi sekitar 3 menit rasanya kontolku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu kontolku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung bteriakkat ke kamar masih keadaan telanjang. Kemususan dia berbhering karena lelah, aku mendekatinya dan dia mendekapku seperti adiknya, toketnya nempel di mukaku. Setelah aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku balik. Aku mengenakan baju dan balik. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.

Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama rekannya karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (detik ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun cuma tertawa ketika aku tahu itu yang namanya ngentot dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu ialah pengalamanku yang pertama.