Tuesday, February 21, 2012

DJ Icha Davina - Foto DJ Icha Davina

Inilah gadis seksi yang saat ini menjadi fantasi seks banyak pria di Indonesia. DJ Icha Davina adalah nama panggilan dari cewek seksi ini. Dengan tubuh yang seksi dibarengi dengan payudara yang hot dan montok, maka jangan heran jika koleksi foto dan video DJ Icha davina menjadi buruan oleh sebagian besar fansnya seperti halnya nikita take me out Indonesia. Dari foto dibawah ini kita bisa melihat keindahan tubuh dari DJ Icha. Ia begitu sensual dengan beberapa pose nakal yang menggoda. Payudaranya dibiarkan untuk separuh terbuka mengundang birahi setiap mata yang melihatnya. Ok deh, biar gak kelamaan, silahkan pelototi foto seksi DJ Davina dibawah ini :

Monday, February 20, 2012

Video Dewi Sandra Di Panti Pijat

Ternyata ada video cuplikan aktifitas Sandra Dewi di Panti Pijat sedang menikmati relaksasi sehabis lelah syuting. Foto dan video pijat Sandra Dewi ini sepertinya tidak pernah terungkap didepan umum. Kita pasti membayangkan dengan tubuh bugil Sandra Dewi yang sedang dipijat jadi bikin kita mupeng. Ok deh berikut ini video yang bisa anda lihat dilayar hitam yang telah tersedia

Sunday, February 19, 2012

Perselingkuhan 19 Jam 7

Sambungan Dari bagian 6
Dia memasuki ambang impian kenikmatan yang sejak siang tadi menjadi obsesi utama dalam rangka menikmati malam panjang penyelewengannya. Hidungnya mulai mengendusi bau ketiak tamunya. Bau asem itu pada situasi macam ini sungguh menjadi dambaan birahi. Libido istriku langsung terdongkrak. Sekarang bukan lembut lagi. Lidahnya sudah sampai ke tepi-tepi wilayah nikmat. Hidungnya terus mengendusi. Sesaat kemudian wajah istriku sudah tenggelam dalam ketiak lelaki itu. Hidungnya terus mengendus-endus untuk meraih aroma ketiaknya sebanyak yang bisa diraih.

Dengan terus mengangguk-angguk kecil dan meliuk, wajah itu merambah ceruk-ceruk berbulu milik lelaki itu. Lidah istriku dengan cepat membuat bulu-bulu ketiak itu kuyup oleh ludahnya. Dia isap semua rasa. Asin atau manis atau asem yang membangkitkan gairah dan birahi yang terus memburunya. Desahannya berubah menjadi dengusan. Istriku kegilaan. Terkadang nampak geregetannya datang. Kepalanya digeleng-gelengkankan secara cepat hingga rambutnya nampak bergoyang ombak, seperti babi yang menekan moncongnya yang mengaduk lubang di tanah. Dan memang yang tersisa hanyalah sifat hewaniahnya. Dan dengan pantatnya yang saat ini sudah nungging, dengusan dan gelengannya itu membuat sang lelaki berbalik-balik, ke kanan, kekiri yang disertai dengan regangan kaki-kakinya menahan nikmat. Nampak otot-otot kakinya itu bertonjolan. Dan tak kalah sengitnya, kontolnyapun mencuat kaku. Mengkilat dengan jamur rekah di ujungnya, kontol itu dilingkari oleh jaringan urat-urat darah yang memompa daging kontolnya melesak keatas, tegak, seakan meriam yang mau meledakkan pelurunya.
Istriku melirik ke kontol itu. Tapi membiarkannya. Dia bergeser ke ketiak lainnya di sebelah kiri. Dia ulangi pula hal-hal sebagaimana telah ia lakukan pada ketiak kanan tadi. Kali ini tubuh istriku menindih lelaki itu. Buah dadanya lekat pada buah dada sang lelaki.
Lantas karena menahan amukan birahinya, sang lelaki menaik-naikkan pantatnya hingga kontolnya setiap kali menusuk-nusuk langit. Sekali lagi lirikan mata istriku dilepas. Dan kemudian tangan istriku bergerak turun, mulai mengelusi perut yang berambut menyambung ke jembutnya. Jari-jarinya menggapai dan meremas-remas. Sesekali kembali mengelus. Rasanya bisa diperkirakan. Wilayah itulah yang akan dirambah bibir istriku pada urutan berikutnya.
Kembali istriku mencari posisi yang pas. Dengan tetap nungging dengan tubuh telanjangnya istriku bergeser kanan sang lelaki. Tangannya terus meremas-remas penuh gereget. Bibirnya meluncur kebawah, mengulang jilatan dan gigitan sesaat pada dada, kemudian turun lagi.
Begitu bibirnya menyentuh bulu-bulu perut di bawah puser, langsung melumat-lumat. Tak pelak lagi perut berbulu sang tamu kuyup oleh ludahnya. Terdengar erang dan desis tamunya yang disertai seringai di wajahnya. Otot-otot perutnya mengencang menahan kegelian. Ber-menit-menit istriku terus menjilati perut penuh bulu, sebelum bergeser lebih bawah lagi.
Sekarang tangan istriku sudah merambah ke wilayah selangkangan. Dielus-elusnya selangkangan kanan kemudian kirinya. Dan akhirnya juga genggaman, pijatan dan remasan untuk bijih pelernya. Ooocchh.. suara desahan itu .., begitu nikmat ditelinga ini, demikian batin istriku mendengar gelinjang desahan lelaki asing itu.
Kini istriku sudah berada di antara paha lelaki itu. Dengan tetap nungging, istriku membenamkan mukanya ke rerimbunan jembut sang tamu. Bau lelaki dengan kuat menyergap hidungnya. Nafsu irahi istriku semakin meledak-ledak. Untuk cara-cara macam ini yang sama sekali belum pernah dia lakukan pada suaminya selama lebih 20 tahun mereka menikah.
Dengan genggaman tangan kanan yang mengelus naik turun batang kontol yang 22 cm itu, bibir, lidah dan gigitan istriku meratai batang dari pangkal, tengan hingga ujungnya. Dengan penuh rasa dan birahi kepala jamurnya dia jilat dan isap-isap. Ludahnya telah membasah di selangkangan lelaki itu. Bau lelaki dan ludahnya sendiri bercampur menjadi bau yang membuat vagina mengempot-empot minta di remasi.
Ketika semua sudut dan titik di selangkangan tamunya sudah nggak ada yang lewat dari jilatannya, secara reflek lelaki itu mengangkat kedua pahanya ke atas, hingga tubuhnya melipat sampai betisnya menyentuh kanan dan kiri telinganya. Dan akibatnya adalah wilayah pantat hingga anus lelaki itu seperti ditawarkan untuk dirambah pula oleh bibir dan lidah istriku.
Sesaat nampak istriku ter-jengak. Bagi dia pemandangan macam ini sama sekali nggak pernah ter-impikan. Paha yang juga dipenuhi bulu-bulu, bijih peler, pantat dan anusnya yang juga penuh bulu terpampang langsung di depan wajahnya. Tapi jengak itu langsung berubah menjadi kegilaan birahi. Dengan menggoyang kepalanya untuk menyibak rambutnya, istriku merebah tengkurap dari nunggingnya, tangannya diasongkan ke depan meraih pantat itu. Kemudian dengan penuh bara nafsu istriku kembali mengecup dan menjilat.
Dari gundukkan daging bawah peler, turun lagi hingga lubang anus dia lumati habis. Lidahnya menari-nari mendesaki anus lelaki itu dan merasai semen anus itu. Hidungnya berusaha menangkap aromanya. Wwwoo.., sungguh eksaiting. Bau dan semen anus itu membuat dia menjadi begitu binal. Wajahnya digoyang-goyangkan untuk lebih terbenam lagi menyeruak ke bokong dan anus tamu asingnya. Dan dari atas sana terdengar suara merintih dan sekaligus seperti mengemis, ‘Terruuzz mmbakk , ttee..tteerruuzz, ayyoo mbakk, ..teruss.. jilatin yang banyakk.. oohh enakk..’, suara itu tak pernah lagi berhenti, ‘lidahnyaa.. maasszzuukkiinn.., tteerruuzz..oocchh.. aacchh’.
Dan tak terhindarkan lagi, kontol lelaki itu menyeruak dan mencuat menembaki langit-langit kamar pengantinnya. Nampak jamur dan lubang kencingnya yang merekah, mengkilat-kilat. Kontol itu sudah siap untuk menembusi memekku, demikian pikir istriku. Dan dengan kebinalan birahinya yang juga sudah berada dipuncaknya, istriku dengan sigap bangun, menurunkan kaki lelaki dari lipatannya kemudian menumpaki tamu asingnya ini. Dia duduk seperti naik kuda di perut lelaki itu dengan kaki-kakinya yang terlipat ke belakang sementara pantatnya, atau lebih tepat lubang kemaluannya dipernahkan ke arah kontol lelaki itu. Lantas sedikit menungging sambil tangan kirinya meraih batang 22 cm itu dan mengepaskan jamur merekahnya ke lubang vaginanya. Sesudah dirasakan pas ujung kontolnya menyentuh bibir-bibir kemaluannya, dia turun ke arah duduk mecoba mendesakkan kontol itu kelubang kemaluannya. Beberapa kali dia lakukan ulang-ulang sebelum kontol gede itu berhasil ditelan vaginanya.
Saking gedenya kontol itu saat melesak menembusi bibir-ibir memek istriku ikut tertekan melesak ke dalam. ‘Aacchh.. Maasszz, enak bangett.. uuchh’, terdengar desah istriku. Dia sesaat merasakan batang kontol itu dalam cengkeraman vaginanya. Dia rasakan setiap mili kontol tamunya menggosok saraf-saraf kemaluannya. Dia rasakan denyutan darah yang mengalir dalam batang gede panjang itu. uuhh.., nggak akan hal macam ini bisa dia dapatkan dari suaminya.
Kemudian pelan-pelan dia mulai tarik. Dia angkat pantatnya. Dia rasakan batang kontol itu menjalar keluar, dah uuhh.., gatalnya.. Kemudian dia masukkan lagi. Rasa semakin gatal menyerang vaginanya. Dia tarik lagi pantatnya. Masuk lagi. Keluar lagi. Masuk, keluar, masuk, keluar. Dan jadilah kocokkan. Yang satu batang menusuk, yang lain lubang menelan. Dan jantan betina di ranjang pengantin itu saling memompa. Terkadang bokong istriku nampak seperti mengulek. Pantatnya ditekan habis kemudian tubuhnya di tarik kedepan dan didorong kebelang berulang 2 atau 3 kali sebelum keduanya kembali saling pompa. Tempat tidur dan gambar di dinding ikut ber goyang-goyang. Riuh rendah desahan dan rintihan saling bersahut. Ruang sempit itu menyaksikan puncak-puncak penyelewengan istriku. Menyaksikan bagaimana dia tidak lagi mengabaikan suaminya. Bagaimana dia dengan lahap menjilati, mengisap-isap, mencium dan menggigiti bagian-bagian peka birahi tamu asingnya.
Saat-saat ledakkan kepuasan mendekat. Lelaki itu mempercepat kocokkan dengan pantatnya yang naik turun dan kontolnya yang menembusi kemaluan istriku terlihat seperti mesin hidrolik. Demikian kaku dan tegar. Basahnya batang kerana cairan birahi istriku membuat batang itu mengkilat dan menunjukkan lingkaran urat-uratnya.
‘Mbbakk.. aku mau keluarr, mmbaakk akuu mau keluarr .. Terruusszz mbakk, eennakk, eennaakk .. Teruuss’, yang dijawab dengan parau oleh istriku, ‘Maass.. Aku jugaa, akuu mau keluarr.. Bareengg yaa. Keluarr barengg .. baarreengg.. aasszzhh..’, dan tak terelakkan lagi simponi rintihan dan erang nikmat yang kemudian di akhiri teriakkan kemenangan dari jantan dan betina ini gegap gempita memenuhi ruang pengantin yang sempit itu. Keduanya bersama-sama meregang. Keduanya menumpahkan cairan-cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Pemompaan yang belum kunjung berhenti itu membuat cairan-cairan keduanya terdesak keluar. Busa dan lelehan sperma muncrat akibat dari jepitan antara kontol dan dinding vagina di bibir kemaluan istriku. Cairan itu muncrat-muncrat saat kontol mendorong kedalam liang vagina. Bibir vagina terseret keluar bersama tarikan batang kontol membawa busa dan cairan yang langsung menebar ke kanan dan kiri bibir vagina. Kocokkan tak kunjung henti mengikuti kegaduhan yang keluar dari mulut istriku dan lelaki itu.
Ketika tiba saatnya reda, yang terdengar hanyalah tarikan nafas-nafas panjang. Istriku meletakkan kepala lelahnya di dada tamu asingnya. Dan lelaki itu membuka tangan dan kaki telanjangnya untuk mencari dingin. Keringat keduanya membasahi tempat tidur. Nampak spreinya basah dan berserak terangkat dari jepitan kasur. Bantal-bantalnya jatuh ke lantai. Kegaduhan lenyap diganti keheningan di antara nafas-nafas jantan betina itu. Mereka telah meraih puncak kepuasan birahi. Bagi istriku, itu merupakan puncak penyelewengannya yang paling memuaskan.
Pukul 20.20, Selasa
Keheningan itu berlalu panjang. Mereka yang lelah tertidur. Menjemput mimpi indahnya. Kadang-kadang salah satunya bergerak-gerak berubah posisi. Tenang.
Istriku tengkurap telanjang. Tangannya memeluki bantal. Sang lelaki ngangkang. Nafas-nafas mereka berhembus penuh damai dan kepuasan. Mungkin dingin malamlah yang membuat mereka terlena. Sesekali di luar anjing menggonggong. Suara kaleng yang dipukul tukang pijat buta lewat. Ada deru mobil di kejauhan. Atau tukang nasi goreng, siapa tahu ada yang kelaparan di malam hari. Lelaki itu memperdengarkan dengkur kecilnya. Mulutnya sedikit terbuka. Istriku bergerak telentang dengan tangan di dadanya. Nampak susunya masih ranum. Ada bercak-bercak merah, pasti karena sedotan nikmat dari lelaki di sampingnya itu.
*****
Pukul 02.08, Rabu
Istriku menggeliat terbangun. Lampu kamar yang terang nyalanya menyadarkan dia. Pertama yang dilihatnya adalah lelaki telanjang di sebelahnya. Dia diam sesaat mengumpulkan kesadaran sambil bberkedip-kedip matanya tidak melepaskan dari tubuh telanjang lelaki itu. Diingatnya bahwa sejak kemarin siang dia bercengkerama saling mengumbar birahi dengan lelaki ini.
Kemudian mukanya mencari-cari jam di dinding. Pukul 2 pagi lebih. Telah berapa jam dia ber-asyik masyuk dengan tamu asing ini? 12 jam. uuhh, sepanjang waktu itu rasanya hidupnya sangat memiliki arti. Hanya dalam waktu 12 jam dia telah mendapatkan orgasme 7 kali. Orgasme yang tidak pernah dia dapatkan dari hubungan kelaminnya dengan suami selama 20 tahun perkawinan mereka. 12 jam dibanding dengan 20 tahun. Wwwoo.
Istriku bergeser mendekat. Dia mendengar nafas lelaki itu. Dia lebih mendekat lagi. Dia perhatikan paras lelaki itu. Alisnya, dagunya dan oo.. bibirnya seksi sekali. Mulutnya yang setengah menganga membuat bibir lelaki itu sangat seksi. Dia pengin menciuminya, tetapi jangan, kasihan, capek sesudah beberapa jam menggenjot menyetubuhinya. Dia perhatikan lebih dekat lagi. Dari wajah turun ke dadanya. Dada gelap dan gempal lelaki tamunya ini sungguh mempesona istriku. Bukit-bukit susunya dihiasi dengan puting ditengah lingkaran hitam, ukurannya cukup besar untuk jadi sasaran gigitan, nampak naik turun yang disebabkan nafasnya.
Kemudian turun ke perut dan pusernya. Bulu-bulunya melebat di seputar pusernya mengawali rimbunan bulu jembut di bawahnya lagi. Entah berapa gigitan dan kecupan yang telah ia berikan di daerah ini. Dan pandangannya tergoda untuk terus ke bawah. Dia perhatikan seakan belalai yang terkulai. Bukan main.
Kontolnya yang sedang dalam posisi terkulaipun ukurannya sudah lebih gede dari milik suaminya. Woo.. fantasinya datang. Bagaimana dia bisa pelan-pelan menyaksikan bagaimana kontol ini bergerak tumbuh hingga tegang ngaceng ke langit-langit.
Dia jadi melek total, gairahnya membangkit. Dia bangun turun dari kasur untuk kembali naik dari arah selangkangan lelaki asingnya hingga wajahnya tepat menghadap ke selangkangannya. Tangannya sedeku kekasur. Aroma kemaluan lelaki mulai menyergap hidungnya. uuhh.., kini baru nampak jelas. Ternyata kontol itu tidak sunat. Ujungnya meruncing. Daging tipis menjadi kulup yang membungkus jamur besar yang selama ini menjadi sasaran lumatan bibir dan lidahnya.
Bersambung Ke bagian 8

Saturday, February 18, 2012

Perselingkuhan 19 Jam 6

Sambungan Dari bagian 5
Sesudah kontol itu tertelan kelubang vaginanya, mulailah lelaki itu memompa. Bokongnya digerakkan maju mundur. Setiap kontol itu didorong maju jutaan saraf-saraf vaginanya merasakan kegatalan yang tak terhingga, demikian pula saat ditariknya mundur. Tanpa berfikir panjang lagi dia menggoyang-goyang pantatnya untuk menggaruk rasa gatalnya itu. Dan terdengarlah suara slup, slup, slup dari pemompaan kontol pada kemaluan itu. Dan dari mulut istriku dan lelaki asing itu terus menerus terdengar lenguh, desah dan rintih nikmat yang berkepanjangan.

Kemudian terlihat kedua tangan lelaki itu meraih puting-puting susu, memelintir-pelintir dengan jari-jarinya. Waahh, bukan main, istriku menggelinjang dan langsung menggeliat-geliat. Kepalanya seperti orang kemasukkan setan. Dengan rambutnya yang langsung awut-awutan kepalanya digeleng-gelengkannya dengan cepat ke kanan dan kiri. Kegatalan pada dua titik, lubang vagina dan puting susu, benar-benar membuat istriku sangat histeris. Kemudian lelaki itu menunduk, menggantikan tangannya dengan mulutnya, puting-puting susu itu disedotinya dan digigitannya, sambil tanpa henti kontolnya terus memompa. Makin cepat, makin cepat. Slup. slup, slup. Dan .., ‘aachh..’, terdengar suara istriku merintih keras, ‘..maasszz, aa..kkuu.. nyampaii, orgasme lagii..’, benar, cairan-cairannya kembali tumpah dalam lubang vaginanya.
Dan lelaki itu tidak menghentikan pompanya. Rupanya dia sendiri dalam keadaan kegilaan nikmat yang nggak akan menghentikan apapun yang terjadi. Gerakan maju mundurnya makin cepat. Nampak seperti lokomotip yang lari kencang dengan hidrolik yang memompa mesin dan membuat rodanya berputar, kontol lelaki itu memompa lebih kencang lagi. Dia tidak memperhatikan istriku yang megap-megap, juga tidak mengacuhkan bibir-bibir vagina istriku yang ber-busa-busa karena cairan birahinya tersedot keluar. Kenikmatan karena sempitnya vagina itu ternyata tidak berkurang oleh membanjirnya cairan-cairan itu.
Dalam keadaan setengah merem dan melek, istriku menyaksikan busa-busa itu. Kembali kesadaran petualangannya hadir. Walaupun sudah terasa ngilu dan pedih-pedih, saat melihat busa-busa yang keluar akibat gesekkan pompa pada kemaluannya, dia tidak berusaha menahan gerakan lelaki tamunya itu. Dia biarkan batangan 22 cm itu meneruskan pompanya. Dan dia tambah pula kecepatan goyangnya. Dia menikmati bagaimana wajah lelaki itu blingsatan kenikmatan, dan bibirnya yang berpeot-peot mengaduh-aduh. Sementara dari tubuhnya bercucuran keringatnya membasahi dada dan perut istriku.
Dan rupanya lelaki itu belum juga ingin menyelesaikan permainannya. Diturunkannya kaki istriku dan ditariknya membujur searah sofa. Kaki sebelah kanannya dia sampirkan ke sandaran sementara kaki kirinya dia biarkan jatuh ke lantai hingga kemaluan istriku lebih terbuka.
Kemudian kembali disodokkan batang 22 cmnya menembusi kemaluan itu. Kali ini lelaki itu sungguh mendapatkan kesenangan. Dengan bokongnya yang terus maju mundur, dia merebahkan tubuhnya ke atas tubuh istriku. Mulutnya langsung menerkami leher istriku, ketiaknya, susunya, puting-puting susunya dengan penuh kegilaan. Slup, slup, slup, slup. Entah untuk yang berapa ratus kali.
Dan akhirnya datang juga. Lelaki itu merasakan spermanya akan muncrat. Sejak awalnya dia ingin menyaksikan lagi spermanya langsung muncrat ke mulut istriku. Dia akan merasa puas melihat istriku gelagapan menerima limpahan berliter-liter spermanya. Dan dengan sigap dia cabut kontolnya dari kemaluan istriku, kemudian bergerak ke samping sofa. Tangan kirinya secara kasar menjambak rambut istriku dan menariknya, sementara tangan kanannya mengasongkan jamur kontolnya yang basah oleh cairan vagina itu ke mulut istriku. Dan walaupun ada rasa pedih disebabkan tarikan pada rambutnya, istriku secara reflek mengangakan mulutnya. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menjalar. Dia merasakan nikmat atas perlakuan kasar lelaki itu.
Perasaan itu sudah mulai hadir sejak kontol gede lelaki tamunya menembusi kemaluannya hingga menimbulkan rasa pedih, kemudian saat kontol itu mulai memompa dengan cukup kasar hingga busa-busa birahinya tersedot keluar meleleh di seputar bibir vaginanya, dan sekarang.. rasa pedas di kulit kepalanya karena jambakan kasar tangan lelaki itu. Dia membayangkan dirinya menjadi budak kenikmatan sang lelaki dan sedang dipaksa untuk menerima sperma itu muncrat ke mulutnya. Itulah yang mungkin disebut sebagai kenikmatan ‘multi dimensi’.
Tangan lelaki itu mengocok-ocok batang kontolnya dengan cepat, mulutnya meracau, nafasnya terus memburu, sementara keringat dari dagunya, tubuhnya terus menetesi dada dan perut istriku. Kocokkan itu semakin cepat, pada saat segalanya akan hadir, lelaki itu mendongakkan wajahnya ke-langit-langit. Suara paraunya berteriak ‘Aaccrrhh.. aarrcchh .., keluarr .., keluarr, ayoo telann sayangg, makan nihh kontolkuu, minumm nih pejuhku’, dan .. crot, crot, crot.., muncrat-muncratlah ber-liter-liter air maninya.
Dengan teriakkan dan racauan panjang seolah melepas beban, laki-laki itu menumpahkan spermanya. Istriku merasakan ada sekitar tujuh kali semprotan panas mengisi rongga mulutnya. Dia terus menganga hingga semprotan itu reda. Sesudah itu dia merasai cairan itu. Mulutnya mengenyam-ngenyam. Kental dan pekat, ada asin, ada gurih, ada sepat dan ada pula pahitnya. Kemudian dia telan seluruhnya. Tenggorokannya ikut merasakan kehangatan air mani lelaki asing itu.
Dan selanjutnya seperti anjing yang selalu lapar, istriku menjilati pula yang tercecer di paha, jembut dan batang kontol lelaki itu. Batangnya masih diperas-peras pula khawatir masih ada yang tertinggal, dan lidahnya menjilat sisa-sisa sperma yang mengalir dari kepala jamur kontol itu. Lelaki itu tergolek dilantai bersandar sofa, lelah sesudah kerja tanpa henti tadi. Dan sesudah yakin nggak ada lagi sisa yang dijilatnya, istriku mengikuti duduk bersandar sofa disampingnya.
Suasana beku untuk beberapa saat. Hanya nafas-nafas panjang yang terdengar. Sementara di luar rumah mulai terdengar suara-suara lain. Klakson mobil, lonceng pedagang es krim, sesorang memanggil nama temannya dan hiruk pikuk lainnya saat hari berangkat malam ..
Pada saat itu, terlintas ingatan istriku pada suaminya. Dia bayangkan di sana suaminya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dasinya, handphonenya, laptopnya dan setumpuk dokumen tak pernah jauh dari dia. Sementara itu, dia, istrinya disini, telanjang terkapar kelelahan di lantai sesudah kemaluannya di entot habis oleh kontol gede panjang tamu asingnya. Ooohh, alangkah ironinya .. Kehidupan jagad terus berputar, di setiap sudut dunia lahir peristiwa-peristiwa. Harmoninya justru timbul dari berbagai ironi antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya.
‘Maass, rasanya kita perlu mandi-mandi lagi. Aku mau buat madu telor buat kesehatan kita berdua. Mas mandi dulu. Kita akan melewati malam yang woo .. Dan mesti segar dan sehat. Ok?’, itulah rentetan mulutnya untuk menepis ingatan pada suaminya. Tamu asing itu mengangguk setuju. Untuk hal-hal semacam itu dia nggak mau terlampau mencampuri. Itu urusanmu, pikirnya. ‘Okee ..’, toh keluar juga jawabannya, untuk menyenangkan istriku tentunya. Kemudian mereka bangkit.
*****
Pukul 18.31, Selasa
Istriku membuat nasi goreng istimewa. Dia memang juga jago masak. Diatas nasi gorengnya yang dimasak bersama serpihan-serpihan daging sapi dia taruh telor mata sapi setengah matang dan tomat irisan. Dia juga suguhkan kopi susu. Dia bilang itu semua untuk memulihkan tenaga. Tamu asing itu makan dengan lahapnya. Pasti bagi dia itu merupakan makanan yang cukup mewah. Terkadang mereka saling menyuapi. Wwuu, .. kemesraan palsu yang nikmat.
*****
Pukul 19.00, Selasa
‘Aku mikir lho mas, tadi siang saat aku buka pintu dan Mas nawarin jamu, aku nggak begitu dengerin, cuma perhatiin orangnya lho’, istriku membuka omongan. ‘Ooo, ya ..? Terus?’, ‘Ya aku pandangi tubuh mas, ngganteng, pikirku’, ‘Ma kasih? Terus?’, ‘Terus aku ngintip dari kamar’, ‘Ooo pantesan jadi galak, ha ha ha!’, ‘Iyaa, aku naksir berat..’. ‘Kenapa sih kontolmu gede banget mas?’, ‘Khan udah dibilang karena madu, hi hi hi?’, ‘Iyaa deh, n’tar aku borong madunya’. ‘Bener?’, ‘Benerr. Biar suamiku ketularan gede juga, hi hi hi hi?’.
Begitulah mengalirnya sebuah birahi penyelewengan. Pada bicaranya sudah selalu mengarah ke urusan libido. Kemudian mereka saling berpandangan. Tersenyum. Sesaat kemudian istriku mengasongkan tangannya yang langsung disambut oleh lelaki itu. Tangan-tangan itu saling meremas. Dan aliran listrik birahi mulai bangkit, menjalar. Sekali lagi ber-adu pandang. ‘Mass .., aku nggak puas-puas lho. Aku selalu merindukan kontolmu’, istriku menebar senyum. Pernyataan birahi. ‘Samaa.., aku juga sangat kagum pada memekmu mbak. Enak banget. Legit’. ‘Bener, niihh..’.
Istriku berdiri nyamperin tamunya secara manja. Dia langsung duduk di pangkuan lelaki itu. Tangannya merangkul kelehernya, ‘Maass, ..uuhh..’, wajahnya mendekat dan dia mulai mencium. Bibir disambut bibir. Kemudian saling melumat.
Wajah istriku dengan ritme yang penuh rasa berputar-putar diatas wajah lelaki itu. Bibirnya, lidahnya berusaha merasuki rongga mulut tamunya. Di-isapnya lidah tamunya. Disedotinya ludahnya. Sang tamu juga tak kalah berbalas. Dirangkulnya istriku. Dieratkannya ke tubuhnya. ‘mm..’, terdengar gumaman.
*****
Pukul 19.16, Selasa
Beberapa menit berlalu. Istriku nggak tahan lagi. ‘Kita ke ranjang yook’, dia bangun dari pangkuan dan lagi-lagi menuntun lelaki asing itu keranjang perkawinannya. Nggak nampak lagi keraguan nyeleweng dan mengabaikan suaminya pada tingkahnya itu. Dia benar-benar masuk ke wilayah petualangan tanpa hambatan. Dia menikmati banget.
Menjatuhkan diri ke kasur bareng-bareng, istriku langsung menerkam, wajahnya ngusel-usel. Diciuminya lelaki itu sambil desahnya tak henti-henti. Dia cium dan gigiti bibirnya, dagunya. Sesekali bibirnya turun ke lehernya. Lelaki itu pasrah saja. Dia mengimbangi apa mau istriku. Dia menikmati. Kedua tangannya jatuh ke bantal, hingga ketiaknya yang berbulu terbuka. Sepertinya dia ingin ciuman, jilatan dan gigitan istriku merambahi semua wilayah tubuhnya. Dan itu memang menjadi target istriku.
Melirik ketiak tamu asingnya yang penuh bulu, hhuu .., hatinya tergetar.. Dia menahan diri untuk tidak langsung merambahnya. Dia membuat urutan. Bibir dan lidah turun ke dadanya. Disini istriku menikmati aroma tubuh lelaki seutuhnya. Sambil menggigit kecil, hidungnya dilekatkan kepori-pori di dada untuk menghirup lebih banyak bau lelakinya. Begitulah betina yang kehausan. Lihat, tangannya yang memeluki tubuh lelaki telanjang yang telentang pasrah, sembari sesekali jari-jarinya merabai bagian-bagian peka atau geregetan sambil mencubit kecil, atau menusukkan ujung-ujung kukunya ketubuh liat tamunya itu. Semua hal yang berlangsung, baik dari istriku maupun reaksi tamunya, nampak mengalir dalam derasnya libido mereka yang terus membara.
Suara bibir istriku sesekali terdengar, timbul karena kecupan-kecupannya dan karena desah kenikmatan yang dilaluinya. Sesekali kepalanya bangkit menyibakkan rambutnya yang terurai.
Nampak kemudian tangan kanan sang tamu meraih rambut-rambut istriku, membantu agar rambutnya tidak merepotkan ciuman dan jilatannya ..
uuhh .., enak banget menggigiti pentilmu mas, istriku berkata dalam hatinya sambil tak puas-puasnya menggigit dan menjilati pentil itu. Kemudian juga bagian bawahnya, di arah tulang-tulang iganya. Dia dapatkan daging gempal yang sungguh nikmat jadi sasaran bibirnya. Tak pelak lagi, lelaki itu bergelinjangan menahan geli nikmat sambil mulutnya mendesah, ingin mengaduh tetapi berusaha menahannya. Yang hanyalah suara-suara eekkhh.. Menahan geli dengan menekan nafasnya.
Tangan istriku merubah posisi. Mulai mengelusi bahu bawah ketiaknya. Dengan lembut tangan itu merabai, naik turun, mengalir mengikuti ritme bibirnya yang terus menjilati buah dada lelaki itu. eekkhh.., eekkhh.. Untuk kesekian kali lelaki itu menyibakkan rambut istriku. Terkadang nampak tangannya juga meremasi dan menjambak rambut itu. Tingkah lakunya itu mendorong birahi istriku makin semangat. Kepalanya mengangguk-angguk kecil atau meliuk mengikuti lidahnya yang menyisir lekukan anatomi dada tamu asingnya.
Istriku merubah posisi. Tubuhnya bergeser kesamping kanan. Tangannya sedikit mendorong, yang langsung direspon lelaki itu, hingga tubuh lelaki itu miring ke kanan tanpa harus menurunkan tangannya sehingga ketiak berbulu lelaki itu tetap terbuka. Dengan posisi ini istriku semakin leluasa menggiring bibir dan lidahnya menjangkau wilayah ketiak itu. Lembut, bergerak terkendali, pelan tetapi jelas, gigitan kecil dan jilatan lidah itu menuju wilayah ketiak. Sekali lagi terdengar eekkhh.., lelaki itu menahan nafasnya, menahan gelinjangnya. ‘Mmbaakk .. eekkhh’.
Nampak banget istriku menikmati reaksi emosi tamu asingnya. Semakin mendengar erangan, desahan atau gelinjang limbung lelaki itu, semakin dia getol, terus menjilat atau menggigit atau mengecupi. Itu semua merupakan bagian dari gejolak dalam simponi birahi. Aksi dan reaksi saling bersahutan melahirkan harmoni hubungan ranjang penyelewengan seorang istri dengan lelaki asing yang baru dikenalnya.’Ooocchh ..’, terdengar istriku mulai mendesah. Nampak hitam matanya menghilang ke atas dan kukunya menancap seakan hendak melukai kulit liat lelaki itu.
Bersambung Ke bagian 7

Friday, February 17, 2012

Perselingkuhan 19 Jam 5

Sambungan Dari bagian 4
Pukul 17.17, Selasa
Mereka beranjak dari tempat tidur. Ketika sang tamu meraih celananya hendak dikenakan, istriktu menahan, ‘Yoo, kita bertelanjang aja semalaman ini, bebas dan hewani, seperti Adam dan Hawa, bagaimana?’, usul istriku sambil ketawa kecil geli. Boleh juga nih, pikir sang lelaki, kemudian ditaruhnya kembali celananya dan mereka bertelanjang bulat menuju ruang makan.

Lelaki ini ketawa ngakak melihat istriku telanjang membawa makanan dari lemari es ke meja makan. Dia baru melihat dan mengalami pengalaman lucu macam ini. Demikian pula saat sang tamu berdiri untuk mengambil minumannya, istriku mentertawakan kontol gedenya yang bergelantungan macam bandulan itu.
Mereka makan sebagai orang bercinta. Istriku memulai menyuapkan sesendok nasi kemulut tamunya yang langsung mengunyahnya kemudian berciuman dan membagi kunyahan itu ke mulut istriku. Kembali tertawa cekikikan. Saat hendak minum istriku mengambil air gula, ‘malas ah mengamil sendok, pinjam ini yan buat ngaduk ..’, sambil menunjuk kontol gede panjang lelaki itu. ‘Ambill ..’, dan jadilah, kontol gede itu mencelup ke muk air teh dan gula menggantikan sendok sebagai adukan. Kemudian dia teguk air gula itu hingga tandas, ‘..hhuu.. nikmaatt..’.
eehh, kontol lelaki itu ngaceng .., maklum pada permainan di kamar tidur tadi hanya istriku yang merasakan kepuasan dengan dua kali orgasme, sementara tamunya ini sama sekali belum keluar spermanya. Pelampiasan birahinya tertunda. Dan ketika dapat senggolan tangan istriku kontolnya langsung saja ngaceng. Uhh, memang luar biasa gede dan panjangnya. Istriku beranjak ke meja tulisku mengambil mistar plastik yang selalu di meja itu, kembali dan membuat ukuran penis lelaki ini. Panjangnya 22 cm, dengan garis tengah batangnya 4 cm atau seperti pipa besi se-ukuran 1.5 inchi. ‘Berapa mbakk, ..’, tanya lelaki asing itu. Istriku menunjukkan panjangnya di mistar, dan menyebutkan garis tengah batangnya.
Pada kesempatan ini istriku lebih leluasa memperhatikan tubuh tamu asingnya. Dari tempat duduknya dia perhatikan dada tamu itu hitam dengan sedikit mengkilat karena dipadati oleh daging, nampak sangat sehat. Sebagai lelaki pentilnya nampak cukup besar. Ahh.. aku belum sempat mengisap puting itu. Pasti sedap mendengar rintihan tamunya saat dia melumati puting itu, dia mengkhayal lagi. Kemudian dia perhatikan pula bahunya yang bidang, bagian mana yang menampakkan kejantanan dan kegagahan pria ini. Dan turun ke lengannya, nampak sepintas bulu ketiaknya. ‘Mass, ..tolong ambilin itu dong, cangkir merah di rak atas’, dia dapat akal untuk lebih banyak melihat ketiaknya. Dan, bukan main, bulu-bulu ketiaknya sangat rimbun. Baru sekarang dia sepenuhnya menyadari, pada saat-saat tidak sibuk menggumuli atau di gumulinya.
Ahh, sebentar dia akan menenggelamkan diri pada wilayah-wilayah berbulu itu. Walaupun telah empat kali mengalami orgasme, dan membuat tenaganya terperas tetapi pemandangan bulu-bulu tadi cepat menyegarkan kembali semangatnya. Sementara sang lelaki asing nggak perlu dikhawatirkan. Kontolnya jelas-jelas masih kehausan untuk permainan macam apapun.
Dia teruskan makan malamnya. Dia ambil susu dari lemari es, dia tegak sepenuh gelas. Dia ambil sebatang coklat, berbagi dengan sang tamu dalam adu bibir. Mereka juga bertukar minum dalam satu mulut.
Selingan makan ini tidak memutus kesinambungan birahi mereka. Mereka memiliki banyak kreasi untuk merawat semangat dan nafsu libidonya. Terutama karena istriku memang perempuan yang pandai. Dia selalu punya jalan keluar.
Sebagai penutup hidangan, sekali lagi istriku menawarkan kopi. Mereka kembali ke sofa depan sambil memawa kopi masing-masing. Duduk saling menempel. Tangan saling menggerayang. Kemudian disusul pagutan, saling bertukar lidah dan ludah. Mereka melakukan pemanasan lagi.
*****
Pukul 17.35, Selasa
Alangkah nikmatnya berciuman. Saling mengulum menikmati ludah yang hangat. Sesekali terdengar ‘clup’ ketika bibir-bibir itu lepas sesaat. Irama wajah-wajah saat bibir mencari posisi untuk menyedoti nikmatnya. Mencari-cari tepian bibir dan saling menggigit. Uuhh .., libido langsung terdongkrak. Tangan istriku langsung merabai perut lelaki asing itu, turun meremasi jembutnya yang tebal. Digosok-gosokkan telapak tangannya untuk merasakan kekakuan yang nikmat dari setiap helai rambut kemaluan tamunya.
Kemudian merabai selangkangan. Digosokkan pada celahnya, naik, turun, melakukan dengan lembut. Diserempetkannya punggung tangannya ke batang kontol yang sedari tadi sudah dengan tegaknya mengacung, menunjukkan kepalanya yang seperti jamur, mengkilat dengan sobekkan menganga pada lubang kencingnya.
Kemudian dimainkannya bijih pelernya dengan remasan lembut, membuat lelaki itu mengeluarkan desisan sambil sedikit mengangkat pinggulnya. Dia ingin tangan-tangan istriku selekasnya menangkap dan mengelusi kontolnya.
Tetapi istriku tidak mau tergesa. Mungkin itu naluri betina, menggoda pejantan hingga karena nafsunya hadir menggelegak. Yang istriku lakukan justru melepas bibirnya dari bibirnya untuk meluncur ke bawah, keleher lelaki itu. Disini dia membuat lelaki itu mendongak sehingga dia bebas menyedoti batang lehernya, kekanan, kekiri, keatas dan bawah. Bau ludahnya melumati pori-pori leher lelaki itu semakin membuatnya terbakar. Dan jilatannya kembali meluncur turun.
Betapa istriku ingin melumati dada lelaki ini. Dada gempal sehat berotot itu demikian kenyal dalam gigitan. Disertai erangan dan rintihan lelaki asingnya, bibir dan lidahku melumati seluruh permukaan dadanya. Putting susunya dia sedotin, dia gigitin. Daging bawah susunya yang gempal dia gigitin. Berputar-putar disekeliling iga lelaki itu. Tentu saja sang lelaki menjadi kesetanan. Menggelinjang dan mengaduh, menahan gejolak birahi yang terus memuncak.
Dari dada bibir dan lidahku meluncur ketepian ketiak. Hidungnya menangkap aroma jantan sang lelaki yang menyebar dari ketiaknya. Uhh.. sangat nikmatnya. Dia ingin menjilati ketiak yang penuh bulu. Dia isyaratkan agar tamunya mengangkat lengannya. Dia ingin dengan terbuka dan leluasa bisa menjilati ketiak-ketiaknya. Dan sang tamu dengan senang hati bersender, melipat tangannya keatas untuk bertumpu pada kepalanya sehingga kedua ketiaknya yang penuh bulu terpampang. Istriku mengamati sejenak postur itu, oohh ..bukan main, seksi sekali.. Lihat, seorang pria asing, telanjang penuh bulu, kasar berotot, bersandar di sofa dengan sepasang ketiak berbulu yang menantang. Sementara kakinya selonjor kelantai setengah terbuka hingga nampak tegar kontolnya yang tegak ngaceng mencuat dari rimbunan jembutnya. uuhh ..alangkah nikmatnya untuk di jelajahi.
Ah.. Dia ada gagasan, mirip gagasan lelaki saat di tempat tidur tadi. Dia berdiri sesaat berhadapan dengan postur pria telanjang tersender di sofa itu, kemudian berjongkok. Bukan, bukan jongkok. Lebih rendah lagi, dia setengah berguling dilantai. Tangan-tangannya meraih kaki-kaki lelaki itu. Dia melakukan seperti tamunya yang telah lakukan padanya. Dia, istriku, ya istriku, mulai menjilati ujung-ujung jari kaki lelaki asing itu.
Mula-mula menciumi, mengkulum-kulum setiap jari kaki, dari jempol hingga kelingkingnya. Lidahnya menari diantara celah-celahnya. Kemudian pinggiran telapaknya disedoti. Kemudian telapaknya diciumi, dijilati hingga menutupi wajahnya. Telapak bersepatu no. 43-an itu sangat lebar menutupi wajah istriku yang mungil.
Dia menikmati bau sepatu pada telapak lelaki itu. Sepatu butut dan murahan yang berbau sangat menyengat. Maklumlah lelaki ini jalan dari rumah kerumah sepanjang hari. Tapi dihidung istriku saat ini, bau itu justru sangat merangsangnya. Dia lumat-lumat telapak kakinya itu seakan akan mencuci habis untuk menyedot bersih bau itu.
Karuan saja sang tamu asing ini benar-benar melayang dalam kenikmatan tak bertara. Seakan ingin ditariknya kakinya karena tak tahan kegeliannya. Tetapi itu tak dilakukan. Ini pengalaman pertama bahwa seorang perempuan, gedongan lagi, menjilati kakinya. Mencuci dengan bibirnya, menyapu-nyapu dengan lidahnya. Wwoo ..sungguh .. bukan main ..perempuan satu ini.
Selanjutnya dengan bersandar pada sofa samping, istriku duduk dengan betis kanan lelaki itu dalam rangkulannya. Dia jilati pori-pori dan bulul-bulu betis itu. Hidungnya mencium-cium mencari bau ke-laki-lakian pada betis itu. Dia pusatkan pada betis kanan saja. Ketidak seimbangan naiknya saraf-saraf pada betis akan menyiksa nikmat pada pemiliknya. Dan benar. Lelaki asing itu meronta. Dijambaknya rambut istriku untuk menghentikan sejenak kegelian di kaki yang melandanya. Dia nggak tahan. ‘Aduuhh ..mbbak, geli banget sihh ..’, istriku tersenyum puas mendengarnya. ‘Mbak ngerti banget kelemahan saya ..’, pujian yang menyemangati birahi istriku. Lelaki itu menarik nafas sesaknya, kemudian melepas jambakan rambut istriku. Dan nafsu istriku yang sudah membara kembali meraih betis itu, tidak mengulang pada wilayah yang sama tetapi bibirnya kini naik ke dengkul.
Ada semacam target dari istriku. Dia ingin melihat kontol tamunya mencapai ngaceng yang paling. Dia berharap dengan permainannya itu nafsu lelaki asing ini benar-benar meledak. Dia lirikkan matanya ke tonggak mengkilat yang mencuat dari belantara keriting, jembut lelaki itu. Dia perhatikan benar jamur mengkilat di ujung itu merekah dengan belahan ranum yang menunggu jilatan dan isapan mulutnya. Uhh.. indahnya. Itu pasti desakkan darah nafsunya. Dan lebih jauh ke atas nampak wajah tamunya yang mengerang dan merintih, merana dalam kenikmatan tak bertara yang sedang melandanya.
Dengkul itu digigitinya sesaat. Tak lupa lidahnya menyapu pori-pori dengkulnya mencari aroma ke-laki-lakian disana. Dan bibir terus naik ke sasaran utama. Paha berbulu lelaki itu dikemot-kemotnya. Bulu-bulunya sangat merangsang saraf-saraf lidahnya. Dia sedoti rasa asin keringat paha lelaki itu. Sementara itu posisi vaginanya tepat nyenggol jari-jari kaki sang lelaki. Wuuhh .. nikmatnya. Kemudian sengaja digosok-gosokan ke liang vaginanya. Dia merasakan seperti ada kontol di sana. Jilatan paha kemudian naik ke arah selangkangan. Matanya setengan merem, menikmati semerbaknya aroma selangkangan tamunya. Dan tak sabar lagi mukanya kemudian dia benamkan pada selangkangan itu. Diantara bijih peler dan sudut paha itu dia menemukan aroma yang keras keringat selangkangan lelaki itu. Disedotnya. Lidahnya menari-nari. Kembali matanya melirik kontol lelaki itu yang benar-benar telah siap menembusi vaginanya.
Sementara itu, oleh kegatalan yang sangat di bawah sana, pantatnya diangkat-angkatnya, agar jari-jari kaki itu masuk lebih menembus lubang kemaluannya. Dan akibatnya bukan main. Gelinjang tak tertahankan menyerang istriku, dia sudah sangat kehausan, matanya sudah nanar, ‘Mass.. Tolongg..aa..kkuu.., maass, tolongg..’, ‘..entot akkuu mass..’.
Lelaki itu sigap. Kini saatnya dia ambil alih kendali. Diangkatnya tubuh istriku, didudukannya ke sofa. Dia berdiri di depannya dengan kontol tonggaknya yang siap menerjang kemaluan istriku. Dia raih kaki-kaki istriku dan dinaikkannya kepundaknya. Kemaluan istriku jadi persis berhadapan dengan kontol gede panjang yang telah siap menembusinya. Dan pelan-pelan dia asongkan tepat ke lubang vagina istriku yang sudah nampak berminyak menunggu batangan itu.
Inilah saatnya kenikmatan hadir. Dengan sedikit menekan, kontol gede itu menyibak lubang vagina istriku. Nampak tidak mudah. Dia usap-usapkan dulu ujungnya, mencari cairan pelumas. Kurang. Dia meludah di tangannya. Dia usapkan ludah itu ke ujung kontolnya, sebagai pelicin. Dia kembali mencoba, ujung kontol dipaskan ke lubang vagina dan dorong. Pelan tapi ..blleess.. Sesaat berhenti. Sedikit dia tarik untuk meratakan pelumas itu. Dan kembali bless.., lebih dalam lagi. Dia tarik lagi dan bless lagi. Begitu beberapa kali. Sehingga akhirnya seluruh batangan yang 22 cm itu tertelan masuk dalam liang vagina istriku.
Pukul 17.57, Selasa
Upaya kontol tamu asing yang menembusi vaginanya sungguh membuat istriku hampir kelengar. Kontol itu demikian sesaknya, walaupun ini untuk yang kedua kalinya sejak hampir lima jam terakhir. Hal itu mungkin disebabkan urat-urat cengkeram dalam vagina istriku juga mengencang, hingga membuat lubang itu sangat mencengkeram. Ada rasa pedih dicelah-celah nikmat yang didapat. Mungkin timbul goresan. Tetapi sesudah lelaki itu meludahi kontolnya, ada sedikit pelumas. Cara memasukkan yang sedikit-sedikit dan pelan, kemudian ditariknya dan didorongkan lagi hingga pelumasnya merata tadi sungguh saat-saat yang dipenuhi gelinjang dan mendongkrak libidonya.
Dengan posisi kepala bersender di sofa, kemudian badan setengah melengkung karena kedua kakinya ditarik ke atas numpang di atas pundak sang lelaki sehingga dia bisa melihat secara nyata saat-saat ujung kontol menyentuhi bibir kemaluannya ternyata membuat sensasi erotis yang luar biasa. Dia menyaksikan bagaimana klitorisnya tersibak memberikan ruang untuk batang berkepala jamur mengkilat itu menembusi vaginanya.
Pemandangan kontol gede panjang dan kaku berwarna coklat kehitaman yang menembusi vagina berwarna kulit kuning putih itu sungguh merupakan sensasi yang belum pernah ia saksikan selama ini.
Bersambung Ke bagian 6

Thursday, February 16, 2012

Perselingkuhan 19 Jam 1

Ini adalah cerita seorang suami yang istrinya berselingkuh
Pukul 14.00, Selasa

Begitu buka pintu, istriku langsung berhadapan dengan seorang lelaki dengan perawakan sedang. Nampak matanya tajam menembusi mata istriku. Sesaat istriku terpana. Belum seutuhnya menyadari keadaan ketika lelaki itu mengucapkan, ‘Selamat siang, buu ..’, yang secara reflek dijawabnya ‘selamat siang’. ‘Madu bu, madu asli Sumbawa, bagus untuk kesehatan sekeluarga. Murah saja bu, buat ongkos pulang’. Begitu lelaki itu langsung terus nyerocos.
Dan istriku, nggak tahu kenapa, dia tidak begitu mendengarkan omongannya tapi justru memperhatikan sosok lelaki tersebut. Tampak olehnya lelaki dibalut kulit kehitaman, alisnya tebal. Dan matanya yang tajam itu begitu terasa menusuki matanya. Dan anehnya jantungnya langsung deg-degan. Dia merasakan ada pesona membakar yang langsung melanda hatinya, perasaannya. Lelaki itu setengah baya, kira-kira 35 tahunan. Dengan baju kotak-kotak dan celana khakinya yang walaupun nampak agak kasar dan kumuh, lelaki itu begitu jantan. Dan itulah yang memuat jantung istriku deg-degan berdebar.
Tak pernah perasaan macam itu hadir di hati istriku. Sepanjang ini dia merupakan type istri yang sangat setia. Sebagai seorang perempuan tak pernah selintaspun hadir dalam hati dan pikirannya mengenai lelaki lain kecuali suaminya yang sangat dicintai dan hormatinya.
Tetapi kenapa sekarang ini tiba-tiba ada perasaan lain menghadapi lelaki ini. Pandangan mata lelaki itu, kenapa membuat jantungnya berdebar. Dan ahh .., lantas saat itu hadir kerinduannya pada sang suami. Bayangan belaian suami yang menelusuri tubuhnya. Hendusan nafasnya yang meniupi telinganya hingga bergidik birahinya bangkit bergetar.
‘Bu, koq ibu nampak pucat, sakit ..??’, tiba-tiba istriku tersedar, ‘ ..e ..ng..ngg..gak, nggak .. pa pa .. Ah maaf, silahkan masukk .., mari sini, silahkan duduk .. ‘, jawab istriku dengan gugup dan serta merta menyilahkan lelaki asing itu untuk memasuki rumahnya, yang kemudian langsung disusul perasaan menyesal, kenapa dia persilahkan orang asing memasuki kerumah dan bahkan mempersilahkan duduk. Rupanya istriku menjadi salah tingkah. Sesaat dia ingin menahan, ‘..eehh ..’, terpikir untuk mencabut ajakan masuk rumah tadi, tetapi ..perasaannya nggak enak setelah lelaki dengan botol-botol madunya itu masuk menaruh bawaannya dan duduk di sofa panjang ruang tamu. Sekali lagi dia ingat suaminya. Suaminya yang sering duduk di sofa tersebut sambil membaca koran atau majalah. Pada saat-saat seperti itu dia biasanya mendekat, menaruh tangannya dipangkuannya yang langsung disambut oleh suaminya dengan begitu mesra, dirangkulnya dan diciuminya. Terkadang ah .. belaian mesra kemudian berlanjut menjadi asyik masuk sebagaimana lelaki dan perempuan yang suami istri.
Dan lelaki asing itu sekarang duduk di sofa yang sama. Sesaat timbul rasa takut, siapa tahu dia mempunyai maksud-maksud jahat. Tetapi matanya itu, walaupun sosoknya agak kasar dari matanya itu nampaknya lelaki asing ini baik. Istriku merasa tidak perlu menampakkan cemas menghadapinya. ‘Duduk dulu ya mas, ..mau minum apa??’ eehh ..bahkan selanjutnya dia juga menawarkan minum. Dan tanpa menunggu jawabannya istriku langsung ke dapur membuatkan minuman.
Saat hendak menyuguhkan, nalurinya mengingatkan untuk sedikit dandan, menata rambutnya, bajunya. Dia menuju ke kamar, kedepan kaca dan meja rias. Dipenghujung usianya yang 42 th. dirinya masih cantik, sebagaimana komentar banyak orang. Dia menyisir, menggunakan bando, memantas-mantaskan roknya, blusnya. Dan tidak lupa ..crot crot, sedikit minyak wangi di tubuhnya. Selintas terpikir ..mau apaa ini ..adakah jiwa petualangan di hatinya?? Mau ngapain kamu jengg ..?? Begitu pikirnya ..
‘Ah, ibu jadi repot nih ..’, begitu basa-basi lelaki asing itu. ‘Nggaak ..ada koq, silahkan minum..’, dia sepertinya sengaja melemparkan senyuman, kemudian dia balik ke dapur mengembalikan nampan. Saat hendak balik menemui tamunya, terpikir ingin iseng sedikit. Dia masuk ke kamar. Ada celah kecil dari kamar dimana dia bisa mengintip lelaki itu.
Nampak olehnya lelaki itu mengambil cangkir teh dan menyeruput isinya .. Jelas kini. Kekumuhannya, mungkin karena menjadi orang jalanan, tidak mempengaruhi tampilannya yang sangat jantan. Wajahnya tidak cakep tetapi nampak wajah yang tegas dengan sedikit guratan kesungguhan pada dahinya dan kelopak bawah matanya. Dan pandangan matanya itu lhoo .. Aahh .., kenapa lelaki seperti itu cuma kerja jadi pedagang keliling jual madu .. Tetapi yah, ..siapa tahu .. Jakarta yang keras macam ini membuat sesorang harus berjuang untuk hidupnya ..dan melakukan apa saja yang suka atau tidak suka harus dilakukan untuk mempertahankan hidup.
Kini nampak dia itu duduk sedikit santai. Bersandar di jok sofa, kakinya selonjor kelantai dengan sedikit merenggangkan pahanya. Ahh .. Istriku kembali ingat suaminya ..begitulah duduknya sesaat pulang dari kantor. Debar jantung istriku bangkit kembali. Dia perhatikan celana khaki yang agaknya dekil itu. Tepat di daerah selangkangannya, nampak tonjolan menggunung. Dan yang membuat istriku semakin penasaran adalah, dengan tangannya yang nampak berotot, sesekali lelaki itu mengelusi tonjolan tersebut sambil matanya setengah meram seakan menikmati.
Uhh ..kenapa lelaki itu berbuat demikian..ah ..mungkin hanyalah kebiasaan. Tetapi bagi istriku hal tersebut membuat darahnya terpacu ke atas. Wajahnya menjadi nanar, matanya pasti memerah dan tanpa sengaja, lidahnya menjilati bibirnya dan kemudian menggigitnya. Dia menahan suatu gejolak ..gejolak birahi.. Perasaan yang sama seperti saat suaminya membelai kemudian mengendusi lehernya, hadir dari belakang celah sempit di kamarnya saat dia mengintip lelaki asing itu. Eehh .. kenapa sih aku ini ..? Setengah heran masih bertanya pada diri ..
Tiba-tiba terlintas olehnya akan ulah ngintipnya itu. Sejak SMP diantara teman-temannya dia sering disebut sebagai petualang. Memang, walaupun anak perempuan dia senang sekali dengan hal-hal petualangan. Dia naik gunung, jalan menyelusuri sungai, panjat tebing dsb. Bahkan di kotanya dia diangkat menjadi salah satu pengurus klub pecinta alam. Sudah begitu lama itu berlalu. Sejak berumah tangga kesenangan petualangan itu pupus sendiri. Sudah lupa. Dan kini, saat ngintip tamu asingnya itu dia ingat jiwa petualangan itu lagi. ‘Masih adakah jiwa itu padaku?’, setengah bertanya dalam hatinya.
Dan jawabannya adalah hati yang gemetar dan jantung yang degupnya sangat keras hingga seakan tubuhnya bergoyang. Dia ingat saat-saat ber-ada di suatu peristiwa panjat tebing. Saat itu dia harus menembus satu celah sulit, dan berhasil. Saat seperti itu ketegangan yang amat dirasakan memacu adrenalinnya. Dan ketegangan semacam itu saat ini dia rasakan kembali. Kerinduan akan petualangan masa muda tiba-tiba menyeruak dan menembusi relung-relung hati dan pikirannya. Kerinduan yang kembali memacu adrenalinnya.
Dan dia nggak bisa menolak kerinduan petualangan itu. Dia pengin. Pengin merasakan lagi, setidak-tidaknya untuk kali ini saja. Dia pengin kembali bertualang, merasakan adrenalinnya terpacu kembali. Tapi kali ini tantangannya beda. Bukan karang terjal. Bukan pucuk-pucuk gunung. Bukan pula jeram riam sungai-sungai. Kali ini adalah lelaki asing di lobang pengintaian itulah sasarannya. Dan inilah kesempatannya, mumpung suami sedang keluar kota dan pelayan kecilnya sedang menginap liburan di tempat kakaknya. Dan lelaki itu alangkah seksinya untuk begitu saja dilewatkan. Dari bulu alisnya yang hitam tebal dia bayangkan bagian-bagian tubuh lelaki itu juga akan menghitam dan tebal penuh bulu. Uhh ..bayangan itu .., fantasinya.., khayalannya macam itu .. sepertinya bukan baru sekarang munculnya.
Jauh didalam lubuk hatinya, selama ini sesungguhnyalah dia merindukan lelaki lain di luar suaminya. Lelaki lain yang lebih jantan, mungkin juga lebih kasar, lelaki yang lebih seksi yang bisa membangkitkan nafsu seksualnya ..yang lebih memahami gejolak birahinya. Dengan suaminya .. dia rasakan selama ini nggak pernah benar-benar mendapatkan sesuatu yang selalu ditunggu setiap perempuan, orgasme. Kepuasan puncak dalam hubungan seksual.
Sayang, walaupun tidak berarti kurang cinta dan hormatnya, suaminya tidak menunjukkan perhatiannya secara sungguh untuk hal ini. Dia kelewat sibuk dengan urusannya. Dia pikir perempuan hanya butuh materi, uang, perhiasan atau mobil, sebagaimana yang dia selalu penuhi untuk membahagiakan istrinya.
Begitulah kalau birahi menyerang seseorang. Segala hambatan dan rintangan berusaha ditembusi. Setiap yang salah dicari kambing hitamnya untuk mendapatkan pembenaran tingkah dirinya sendiri. Nafsu birahi hampir selalu egoistik. Dan kini, ketetapan istriku telah penuh. Kembali bertualang. Harus dapat. Dan sekarang. Inilah saat yang tepat dan untuk sasaran yang juga tepat. Masalahnya tinggal bagaimana cara melaksanakannya. Bagaimana dengan perasaan suaminya, seandainya suatu saat dia mengetahui .. aah .. ‘Jangan lagi bimbang’, Begitulah keputusannya. Dorongan nafsu yang sangat kuat membuat dia enggan untuk menghindar. Semua lainnya dia abaikan. Biarlah nalurinya nanti yang akan mencari jawaban. Dengan kepercayaan pada nalurinya itu, istriku menjadi lebih santai. Pelan-pelan disusupkannya tangannya ke dalam blusnya. Dia mainkan puting susunya. Dia bayangkan lelaki asing itu sesaat lagi akan mengisapnya. Lidahnya akan menjilati dan giginya akan menggigitinya. Ooohh, ampuunn ..nikmaatt ..
Khawatir berlama-lama sendirian, istriku beranjak keluar kamar untuk menemui tamunya. Tetapi sebelum keluar, naluri petualangannya mulai memberikan sinyal. Dia melangkah menuju lemari bajunya. Diambilnya rok model ‘midi kulot’ dengan sedikit belahan pada ujung bawahnya yang mudah terlepas dari pinggulnya dan siap telanjang. Dengan sekali menarik resluitingnya dijamin rok itu akan langsung lepas ke lantai. Dan untuk atasannya, dia pilih blus dengan kain halus yang tipis. Kain itu akan mudah menampakkan kontur tubuhnya, buah dada dan bahunya yang bidang. ‘Kamu sangat seksi dengan baju itu, jeng’, begitu pujian suaminya suatu kesempatan.
*****
Pukul 14.12, Selasa
Berapa harga madunya, Mas ..?’, dia membuka omongan. Dan membuat lelaki tamu asingnya itu mendongak serta memperhatikan kehadirannya yang telah berganti pakaian untuk tamunya. Nampak keterperanjatan sesaat di matanya sebelum dia menjawab, ..’Hmm ..terserah ibu sajalah ..’,
‘Lhoo, koq terserah .., n’tar Mas rugi lhoo ..’, sambil mendekat hingga sangat dekat, kemudian meraih salah satu botol madu, dengan maksud lain, yaitu menebarkan aroma parfum merangsangnya sebelum kemudian mengasongkan bokongnya ke kursi di depan tamunya. ‘Ahh nggaakk.. bbuat ibu sih nggak pa pa ..khan sya uu.. dah dissu.. ssuu..guhin minum segala ..’. Sahut penjual madu itu. Nah ..kelihatan sudah, suaranya nampak tergetar, walaupun dia berusaha untuk berkesan akrab dan menguasai diri. Dan ..matanya tidak lagi mampu lepas dari tubuh istriku. Memang kuakui, walaupun sudah cukup umur istriku masih amat seksi di mata para lelaki. Aku sendiri tak puas-puasnya selalu memandanginya, sampai dia suka merasa malu. Apa lagi kalau udah pakai baju lembut tipis dengan kulot sebagaimana yang nampak saat ini.
Istriku menyadari bahwa lelaki ini memperhatikan penampilannya. Aroma minyak wangi yang cukup semerbak pasti membuat tamu asingnya ini kelimpungan. Pasti dia memahami tingkah perempuan. Lelaki dengan tampilan macam dia pasti banyak perempuan yang memburunya. Dia pasti memiliki pengalaman dan memahami, kalau seorang perempuan yang saat pertemuan pertama tadi masih amburadul, kemudian sesaat masuk ke kamarnya dan keluar lagi menjadi rapi dan wangi, biasanya mempunyai kemauan dan harapan khusus. Hal macam ini pasti tidak asing bagi dia, lelaki jantan yang perempuan manapun melihat langsung terdongkrak birahinya.
‘Apa sih khasiatnya madu ..??’, istriku bergaya genit manja setengah bertanya se-akan tidak tahu, memancing dan berharap bisa terjadinya dialog yang ..sebagaimana kalau bicara khasiat madu di antara para lelaki. ‘Banyak bu, .. Secara umum ini bagus untuk kesehatan .., dari anak-anak sampai dewasa baik minum ini ..’. ‘Secara khusus? ..apa?’, ‘Ah, ibu ..khan suami ibu juga tahu ..ini termasuk jamu sehat dan kuat buat bapak-bapak’.
Whoo ..pancingan omongan telah dilemparkan dan nampaknya umpan mulai dimakan. Bicara kekuatan lelaki. ‘Tapi, saya nggak pernah lihat buktinya, tuh ..!’, sanggah pura-pura istriku dengan umpan yang lebih kuat. ‘Tapi madu ini lain bu, .. Ini diambil khusus dari hutan. Ini yang namanya madu hutan. Lebahnya bisa menyerang siapapun yang mendekat. Para pengambil madu ini harus memilik keberanian dan pengalaman’.
Wahh .. bagaimana caranya menggiring buruan ini .., istriku berfikir keras. Dengan pura-pura serius mendengarkan, dia mulai bermain, melenggokkan bahu dan sesaat kemudian merenggangkan pahanya. Sementara tukang madu tadi mencuri pandang ke mata istriku, salah tingkah. Kemudian tangannya yang memegang botol madunya mengelus-elus leher botolnya, macam seseorang mengelus-elus alat vital. Tingkah tersebut nampak sangat erotis di mata istriku. Dan tukang madu itu rupanya juga sadar ..menggiring pembicaraan dan suaranya mulai terdengar parau, sementara tangannya terus mengelusi leher botol itu. ‘Bbb..bbu, ini buat bapak .. Bapak mana Bu ..?’, tiba-tiba dia menanyai suaminya .., setengah berbisik .., ‘Bapak sedang tugas ke Medan sampai hari Minggu nanti ..’, suara istriku juga ikut parau ..dan hatinya bergetar bersorak .., dia sudah yakin mangsanya masuk dalam jeratannya.
Bersambung Ke bagian 2

Wednesday, February 15, 2012

Perselingkuhan 19 Jam 2

Sambungan Dari bagian 1
‘Ehhmm, .. jadi ibu sendirian nih, ..’, ‘.. eehh.. ada pelayan ..tt..ttetappii..sedang sedang menginap di tempat kakaknya’, ‘..di mana ..?’, ‘..ddii..nggak jauh..’. ‘..ntarr..?! ,..’, ‘.. jangan khawatir, nggak balik hari ini, dia nginep 2 hari, pulang lusa ..’. aahh ..ternyata kemajuan mengalir begitu deras. Omong-omong kecil dalam bisikan ini mendorong tangkapannya langsung menuju sasaran. Kemudian yang terjadi adalah saling pandang penuh arti.

‘Begini bu, kalau suami dengan teratur minum madu, istrinya pasti senang karena selalu bisa dipuaskan setiap kali kumpul suami istri’. ‘Saya nggak ngerti, ..saya nggak pernah tahu ..’, hati istriku menjadi menderu-deru. Disilangkan pahanya, menunjukkan mulusnya. Sementara mata tukang madu melirik, nampak mulutnya sedikit menganga dan jakunnya naik turun. ‘..bagaimana bisaa .., khan hanya madu ..??’, istriku masih juga menggoda ..
‘Begini saja bu, ..’, nampaknya tukang madu mulai berperan aktip, ‘..saya udah ngebuktiin, .. Istri saya bilang jangan saya berhenti minum madu, biar selalu kuat, keras dan tahan lama ..’, ‘A..aa..panya mas, yang ku..att ..?’, suara parau istriku yang gemetar dan menahan birahi sambil matanya memandang mata lelaki itu. Dan ketemu. Lagi-lagi saling pandang penuh arti.
Dan ..tiba-tiba, tukang madu ini menggeser duduknya, mendekati istriku dan meraih tangannya, langsung di rabakan ke arah selangkangannya. ‘..b..bbuu.., i..innii buktinya..’.
Walaupun sudah membaca yang akan terjadi, tapi peristiwa ini langsung menyergap mukanya. Wajahnya berasa sembab menahan getar dan jantungnya terpacu cepat. Suara dug dug dug menggoyang dadanya sendiri. Yaa .. dia mulai merasakan adrenalin yang sekian lama sudah tidak dia rasakan lagi. Kali ini terpacu dengan petualangan baru. Petualangan dalam nafsu dan birahi. ‘Jj ..jang..an .. Mass ..jangan.. saya takk..uutt, ..mm..aass’, sementara tak terhindarkan tangan itu telah di elus-eluskan ke tonjolan di selangkangan tukang madu, ‘.. ini..madunyaa..m..mbakk..’, omongannya tidak lengkap, dan tiba-tiba panggilannya berubah menjadi ‘mbak’. Rupanya lelaki ini yang juga sudah demikian menahan birahi .. dengan tangannya yang kasar dan berotot itu terus memegangi tangan lembut istriku dan menggosok-gosokkannya pada gunungan itu.
Dan pucuk dicinta ulam tiba. Yang dengan penuh harap telah ditunggu istriku kini datang. Se-akan menolak, tetapi enggan menariknya. Saat tangannya merasakan sentuhan hangat pada tonjolan di selangkangan tamu asingnya. Seperti terkena stroom ribuan watt, wajahnya memerah, matanya langsung memelototi tonjolan itu. Sesaat ingin ditariknya tapi enggan, birahinya yang datang menyergap membuat dia menikmatinya elusan tangannya pada tonjolan itu. Sementara sikapnya yang masih gengsi dan malu-malu mengerem sesaat untuk tidak terlampau aktip. Dan jantungnya semakin berdegup kuat, menahan gelora birahi dari petualangan yang baru baginya. Petualangan culas menyeleweng dan khianat terhadap suaminya yang sedang pergi menjalankan tugas dengan cara berhubungan dengan lelaki lain, asing dan sama sekali tidak dikenalnya.
Wwoo.., ada yang menderu dalam dadanya. Dia merasa sedang berjalan memasuki gurun yang sangat panas, tetapi jiwa tualangnya sama sekali enggan untuk menghindar. Ooohh.. maafin Mas Bardii, akuu nggak tahann nniihh.., aku pengin merasakan kepuasan seks, orgasme, yang selama ini belum pernah aku dapatkan walaupun telah lebih dari 20 tahun kawin denganmu .., maafin ya masszz .., begitu bunyi suara hatinya.
Sementara itu si lelaki asing terus berusaha memaksakan tangan istriku agar mencengkeram tonjolan itu. ‘Mass..jaa..ngan.., nanti ada orangg ..’, terdengar semakin parau dan gemetar suaranya. Adrenalinnya langsung melonjak. Sungguh ketegangan yang nikmatnya luar biasa. Jiwa petualangannya kini telah kembali.
*****
Pukul 14.32, Selasa
Dan ketika cengkeraman tangannya merasakan ada batangan yang besar dan hangat, hati istriku membulat. Dia buang segala malu. Dan .. dengan berdesah pelan ..mulailah tangan itu meremas. Terasa oleh telapaknya bulatan panjang yang berdenyut-denyut dan hangat.
Tentu saja lelaki asing itu sangat gembira. Dia perlihatkan senyumannya. Senyum kemenangan dia pikir. Istriku membalas senyuman itu dan ..’..mas ..aku kunci dulu pintunya ..’, berbisik seraya langsung beranjak menuju pintu depan, sebentar melongok keluar, barangkali ada orang yang diam-diam mengamatinya, dan ketika yakin aman dia tutup pintu itu dan kunci. Clek, klek.
Saat kembali, dia langsung duduk menempel tamunya dan .. saling pandang sesaat kemudian langsung saling menerkam dan berpelukan. Tercium bau matahari pada tubuh lelaki itu, tapi justru menjadi rangsangan besar untuk birahinya. Istriku mencari bibir tamunya, ketemu, dan langsung berpagut dan saling melumat. Tangan-tangan kasar ber-otot lelaki itu lantas memeluk dengan kuatnya.
Lama sekali posisi saling berpeluk dan melumat itu. Sepertinya melepaskan kerinduan pada apa yang selama ini saling mereka rindukan. Dan nampak istriku makin memanas. Lumatan itu disertai pula dengan saling gigit lidah serta bertukar ludah. Suara desis dan lenguh mulai terdengar dari keduanya. Tangan-tangan mereka saling memeluk, kemudian meraba. Bahkan istriku lebih berani, dia raih baju belakang tamunya dan tarik dari ikatan celananya, kemudian dia masukkan tangannya, ingin merasakan langsung hangatnya tubuh lelaki asing itu. Dan sang lelaki juga tidak kalah tangkas, tangannya memasuki blus istriku dan memeluki sesaat, tapi kemudian beralih langsung ke buah dada istriku, meremas-remasinya. Puting susunya di pelintir-pelintir. Kegelian tak terkirakan menjalar di tubuh istriku. Dari jeritan kecilnya nampak istriku menggelinjang. Nafsu birahinya kini tak lagi bisa terbendung.
Istriku dan lelaki asing itu benar-benar memasuki wilayah nikmat tak terhingga. Keduanya telah siap menapaki puncak kenikmatan. Lelaki itu membuka sendiri ikat pinggangnya, melorotkan resluitingnya, merogoh kontolnya keluar dan meraih tangan istriku untuk menggenggamnya.
Pukul 14.46, Selasa
Merasakan daging panas yang besar dan panjang, dengus dan suara parau istriku kembali terdengar, suara pengakuan ..yang didorong desakan birahi, ‘..maazz.., uuhh.. gede banget zzihh.., uuhhmm..’, sambil bergerak melepaskan rangkulan dan menunduk untuk melihat barang nikmat ditangannya itu. Lelaki asing itu melepasnya. Biarlah perempuan binal itu melihati kontolnya. Biarlah dia memuaskan libidonya. Dia puas .. Untuk sementara dia lupakan dagangan madunya yang terserak di lantai. Hari ini dia merasa mendapatkan sesuatu yang bukan main ..
Dan saat nampak batangan milik tamu asingnya ini, saat nampak jamur besar merah hitam di ujung batangnya nampak begitu mengkilat dengan belahan lubang kencing yang menganga, istriku terpana. Suara paraunya kembali terdengar ‘..uuhhzz ..gedenyaa..uuzzhh, gedenyaa..uuhhmm’, dan tanpa didorong lagi mulutnya mendekat ke kontol itu. Bau khas kemaluan lelaki langsung menerpa hidung istriku. Dan tanpa bisa lagi menahan, bibir istriku langsung menciumi batang gede dan panjang itu. Sementara tangannya tetap menahan untuk mengarahkan kebibirnya. Ini aneh sekali bagi istriku. ‘Wwwoo, sangat eksaiting .. pada suamiku aku belum pernah begini niihh..’. Selama ini untuk suaminya nggak pernah ia berikan ciuman pada kontolnya. Entah desakkan macam bagaimana, tiba-tiba saja, dan tanpa ragu dan banyak pertimbangan, tahu-tahu lidahnya, mulutnya, hidungnya langsung melahap kontol tamu asing ini. Itukah yang disebut gairah birahi ..? Atau naluri hewaniah yang baru mendapatkan kesempatan tersalur, karena memang obyeknya sangat mempesona??
Dia ciumin, jilatin dan sedot batang itu sepuasnya. Naik, turun, naik, berputar, kebawah, bijih pelernya. Uuhh ..gedenyaa ..nikmatnya.. uuhhzz. Lupa sudah sang suami. Kenikmatan tak bertara sedang berlangsung. Kesetiaannya pada suami selama ini kemana ..?? Kenapa layanan macam ini kamu berikan pada orang lain, orang asing, bahkan belum tahu namanya, sementara itu nggak pernah kamu berikan layanan sejenis pada suamimu..??uuhzz geddeenyaa..
Lelaki itu merasakan mendapatkan kenikmatan luar biasa, rasanya jarang ada perempuan Indonesia yang mau menciumi kontol. Tapi perempuan ini, istri orang gedongan lagi, dia rasakan bibirnya dan lidahnya melumati kontolnya. Dia melenguh panjang. Kemudian dengan setengah bangkit dia perosotkan kebawah celananya agar istriku bisa lebih leluasa melumati kontolnya. Dan pada kesempatan itu nampak benar lebatnya jembut dan rambut-rambut di seputar kemaluan dan selangkangan sang tamu asing.
Tentu akibatnya adalah istriku makin semangat untuk terus menjilat, menyedot dan setengah menggigit kontol si tamu yang membengkak itu. Pada kesempatan sesaat, dia melihat setitik bening di ujung lubang kencing kontol itu. Itulah precum, cairan birahi awal dari lelaki saat kenikmatan kelaminnya mulai hadir. Istriku langsung menjilatnya. Asin. Uuhh, nikmatnya.. Dan terus menjilatinya serta berharap bisa meraih cairan lebih banyak. Kemudian mulai mengkulum dan dengan halus memompa. Sungguh, inilah pertama kali dalam hidupnya menghisap kontol. Dan bukan milik suaminya tetapi milik lelaki yang adalah tamu asingnya ini. Keinginan macam itu sesungguhnya telah lama timbul, sejak dia melihat adegan persetubuhan dari VCD yang diam-diam disimpan suaminya dan tanpa sengaja dia putar saat suaminya pergi. Tetapi untuk memulai pada suaminya dia takut dicurigai dari mana kemajuan macam itu diperoleh.
Kali ini dia merasa mendapatkan kesempatan yang nggak akan dilewatkan. Dengan jiwa petualangan dan nafsu birahi yang membara dia lakoni obsesi erotis yang selama ini ditunggu-tunggunya. Mulutnya terasa penuh. Kontol seukuran pisang tanduk hanya bisa masuk di ujungnya saja. Kepala istriku memutar-mutar. Lidahnya menari-nari dijamur merekah itu. Dia jilati sepuasnya lubang kencing tamunya. Nampak rakus dan lahap mulut cantik itu ingin menelan batangan kontol gede panjang tamunya.
*****
Pukul 15.12, Selasa
Merasa belum puas berciuman, lelaki itu mengangkat tubuh istriku dan langsung kembali dipagutnya lehernya. Istriku menggelinjang dan mendesah-desah. Tangan kirinya tidak melepaskan cengkeraman pada kontol tamunya. Jari-jarinya mencengkeram sambil memijit-mijit atau mengurut yang membuat nikmat luar biasa pada sang tamu. Ciuman mereka meliar. Dari leher bibir lelaki asing itu menyusuri ke bawah lagi. Kini terasa blus istriku menghambat. Dia usel saja itu blus. Bau parfum yang sangat merangsang bercampur keringat lelaki dari jalanan menciptakan erotis pada keduanya. Istriku menggeliat-geliat. Kemudian mereka dengan buru-buru mencopot masing-masing bajunya. Blus istriku dan kemeja lelaki itu lepas. Dan kembali mereka berpagut dengan telanjang dada. Buah dada istriku menekan dada sang lelaki.
Tangan sang tamu terus merabai dan meremasi buah dada itu. Dan tangan istriku dengan penuh semangat terus meremasi kontol sang tamu yang semakin nampak tegang, panjang, besar dan mengkilat. Urat-urat darah melingkar-lingkat di sepanjang batang itu. Masing-masih saling berdesah, mengaduh dan merintih bersahutan.
Kemudian tampak istriku melepas kulotnya. Dengan sekali tarik resluiting kecil, melorotlah kulot itu. Nampak celana dalam oranye yang membungkus pantat bahenol serta kemaluan istriku. Ditariknya salah satu tangan sang tamu untuk merabai kemaluan itu. Tanpa hambatan, tangan itu langsung meremasi vagina istriku. Gelinjang yang sangat nikmat. Uhh ..gatalnyaa.. Istriku menggeliat-geliat bak cacing kepanasan. Desahannya makin tak terkendali. Bibir dan lidahnya meliar. Dijilatinya bahu lelaki itu, digigitnya lehernya, diciumi wajah bawahnya yang nampak kasar oleh bulu-bulu jenggot yang tercukur, kasar seperti amplas. Itu sangat menggelitik lidah istriku, dia nggak mau melepaskannya.
Saat tangan tamu memilin-milin kelentitnya, kemudian dengan jari-jarinya yang terasa kasar juga menembusi bibir vaginanya dan terus mengaduk-aduk hingga menyentuh saraf-saraf pekanya, istriku mengaduh. Nikmat yang diterimanya sangat luar biasa. Pantatnya langsung gelisah, meliuk, menggoyang. Ternyata sentuhan lelaki lain, lelaki pedagang madu, tamu asing yang sama sekali nggak dikenalnya, menimbulkan gelombang birahi dan kenikmatan tak bertara. Mencuri kesempatan, menyeleweng dengan tamunya ini, oohh .. akan sangat dikenangnya ..maasszz, .. tolongg.. aku hauss.., desisnya. Tenggorokannya terasa kering dan nafasnya terus memburu. Dan kocokkan tangan kiri pada kontol tamu makin kencang. Pijitannya semakin berdenyut. Pantat tamu itu juga meliuk-liuk dan menggoyang.
Sekarang keduanya benar-benar lepas. Masing-masing menampakkan naluri birahinya. Saling pijit, saling jilat dan gigit. Semuanya mengerang, mengaduh-aduh dan mendesah-desah. ‘Mbakk ..’, si lelaki berbisik, ‘ .. Aa..kkuu, ..mau keluarr ..mbaakk’, ..’ ..keluarin dehh .. Keluarin saja ..’, jawaban bisik istriku sembari meningkatkan remasan dan kocokkan pada kontol sang tamu. Dan tanpa dicegah lagi pantat lelaki itu makin cepat menggoyang ..terus ..terus ..teruuss ..
Bersambung Ke bagian 3

Tuesday, February 14, 2012

Percaturan Birahi Istriku 1

Seperti halnya umumnya orang lain, setelah selesai Kuliah kemudian cari kerja dan nikah. Demikian pula dengan kehidupan yang kujalani, sejak setamat dari SLTA di Kotaku di Jawa Tengah, aku melanjutkan Kuliah di Bandung di suatu Universitas ternama. Tahun 1994 adalah tahun kelulusanku dan di tahun itu pula aku diterima di suatu Perusahaan BUMN setelah melalui penyaringan beberapa kali dan sangat ketat. Kehidupan ini kujalani seolah tanpa hambatan, lancar-lancar saja, tidak seperti yang kebanyakan orang bilang bahwa kehidupan ini penuh perjuangan dan sulit untuk mencari kerja. Hal ini pernah aku syukuri bahwa ternyata aku diberikan banyak kemudahan-kemudahan oleh Tuhan didalam mengarungi kehidupan dijaman serba sulit ini.

Karena telah merasa cukup dan sedikit mempunyai kemampuan untuk membina Rumah Tangga maka pada tahun 1995 aku beranikan diri untuk melamar dan melakukan kesepakatan untuk menikah dengan seorang gadis Cantik idamanku yang sejak semester awal kuliah aku mengenalnya dan sejak saat itu pula aku bersepakat untuk pacaran. Sebut saja namanya Erna, gadis asal Jawa Barat dengan kulit putih mulus yang sangat terawat dengan rambut hitam kelam yang lebat. Hal ini sangatlah wajar karena ditunjang dengan kemampuan materi Orang Tuanya yang sebagai pengusaha. Perbedaan usia hanya satu tahun antara aku dan Erna yang sekarang sudah menjadi istriku, aku lebih tua dan kini usiaku 36 tahun.
Banyak teman-temanku bilang bahwa aku adalah laki-laki yang sangat beruntung bisa beristrikan seorang wanita seperti Erna istriku. Disamping orangnya baik, supel, cantik, padat berisi, kaya lagi. Bulu-bulu halus tumbuh agak lebat dilengannya yang sangat mulus. Pernah seorang teman bilang bahwa “dijalan raya saja banyak kendaraan apalagi diterminal”. Hal itu memang suatu kenyataan dan merupakan gaya tarik yang sangat luar biasa yang bisa menimbulkan birahi yang menggebu-gebu bila melihat istriku Erna telah melepaskan semua pakaian yang menutupinya, dengan kulit yang putih mulus dan bulu-bulu hitam lebat diantara pangkal kedua belah pahanya yang sangat kontras, sungguh hal ini yang membuat aku semakin tak tahan untuk berpisah lama-lama dengan istriku. Tinggi badan istriku 167 cm dan beratnya saat ini sekitar 53 kg.
Kehidupan rumah tanggaku telah kujalani dengan penuh kebahagiaan selama kurang lebih delapan tahun, apalagi pada tahun ketiga pernikahanku telah lahir seorang anak laki-laki yang tumbuh dengan sehat dan lucu yang kini telah berusia 5 tahun. Ditambah lagi pada tahun ke-enam pernikahan, kami pindah ke rumah yang kami beli dari hasil jerih payahku sendiri selama ini walau hanya merupakan rumah KPR bertype 45. Kalau dibandingkan dengan rumah mertua sangatlah tidak seimbang dan istriku sangat menyukainya karena segala sesuatunya dialah yang mengaturnya tanpa harus campur tangan orang lain seperti sebelumnya yaitu di rumah orang tuanya.
Dirumah kami inilah awal dari segala perubahan kehidupan yang aku rasakan sangat bahagia menjadi suatu siksaan dan tekanan bathin yang menimpa diriku hingga kini. Awalnya setelah hampir setahun tinggal dirumah sendiri, istriku berangsur-ansur sudah mempunyai kebebasan, keleluasaan termasuk untuk menyampaikan uneg-unegnya yang selama ini terpendam, yang aku sendiri sebagai suami telah disadarkan bahwa ternyata didalam kehidupan sexual istriku masih banyak ketidak puasan atas sikap dan kemampuanku sebagai seorang suami selama ini. Memang selama ini aku didalam melakukan hubungan senggama tidak bisa bertahan lama, paling lama mungkin hanya 20 menit itupun kalau aku dalam kondisi fit.
Walau sebelumnya sudah melakukan pemanasan dan aku sering melihat, merasakan bahwa memek istriku sudah basah pertanda adanya rangsangan. Tragisnya bila pemanasan dilakukan terlalu lama maka semakin aku tak tahan untuk berlama-lama. Aku telah berusaha berkali-kali untuk pengaturan waktu agar terjadi kelambatan dan penundaan dalam penyemprotan (ejakulasi), semua itu pasti mengalami kegagalan. Yang aku rasakan bila sedang berhadapan dengan istriku dalam melakukan senggama adalah gairahku yang menggebu dan kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara bila penisku telah kumasukan dalam memeknya, dan berikutnya aku slalu tidak bisa mengendalikan diri lagi sehingga dalam tempo yang singkat pertahananku pasti tak terbendung lagi. Perlu diketahui bahwa sejak pernikahan hingga kini hampir tiada perubahan atas alat kewanitaan istriku, selalu terasa sempit dan nikmat. Hal ini dimungkinkan karena pada saat melahirkan anakku satu-satunya dengan cara Caesar sehingga secara phisik tidak banyak perubahan.
Aku telah berusaha untuk mengkonsumsi obat-obatan dan sering pula untuk konsultasi ke dokter tetapi hasilnya belum juga adanya hasil dan perubahan yang diharapkan atas daya tahanku. Pada awal-awal pernikahan dulu, aku bisa melakukan senggama berulang-ulang hingga 4 atau 5 ronde dalam semalam dan itupun umumnya yang ke 4 atau ke 5 yang mempunyai daya tahan dan dapat mengimbangi kemauan istriku. Tapi saat ini dua rondepun sangat sulit aku lakukan, biasanya bila telah mengeluarkan sperma, badanku terasa lunglai dan ngantuk yang amat sangat. Mungkin hal ini akibat berat badanku yang sudah tidak seimbang lagi dengan tinggi badanku dimana perutku sudah membuncit dan sama sekali tidak atletis. Tinggiku 170 cm dan beratku 83 kg.

Sejak masa SLTP aku mempunyai kegemaran atau hobby yang hingga kini masih sering aku lakukan.
Kegemaran tersebut adalah bermain Catur. Kegemaran ini sering aku lakukan dengan orang-orang atau teman pada saat-saat senggang dan sudah merupakan rutinitas hingga kini yaitu pada setiap Jumat malam aku bermain catur dengan seorang tetanggaku yang bernama Usman. Kadang Sabtu malampun bila sama-sama tidak mempunyai acara lain yang lebih penting kami asyik bermain Catur hingga kami betul-betul sudah capek dan suntuk. Sabtu dan minggu kebetulan sama-sama merupakan hari libur buat kami berdua. Dia kami kenal sejak pindah di perumahan yang kami tinggali saat ini dan Usman ini walau sudah bekerja, mempunyai rumah sendiri dan berusia mendekati angka 33 belum juga menikah. Orangnya tampan dan mempunyai tinggi tidak beda jauh dengan diriku, hanya saja badannya lebih atletis. Disamping mempunyai kegemaran bermain Catur, dia juga mempunyai jadwal rutin untuk bermain tennis. Usman inilah yang akhirnya semakin membuat bathinku menjadi tertekan dan tak berkutik untuk menghadapai gelombang percaturan cinta istriku hingga kini.
Dengan media papan catur ini, hubungan antara keluargaku dengan Usman menjadi akrab dan dekat. Kedekatan yang masih dalam batas wajar-wajar saja, begitupun hubungan antara istriku Erna dengan Usman, masih dalam etika kewajaran tanpa ada sesuatu yang perlu dicurigai. Sudah menjadi kebiasaan istriku, bila kami sedang bermain catur dan anakku sudah lelap tidur, istriku ikut juga menemani sambil memberikan dukungan untuk menyediakan secangkir kopi dan aneka camilan. Karena sudah terbiasa dan akrab, dalam menemani kami bermain catur, istrikupun dalam berpakaian juga biasa saja yaitu kadang pakai celana pendek ataupun baju tidur dan biasanya istriku hanya mampu menemani hingga jam 12 malam yang selanjutnya berpamitan untuk tidur lebih dulu. Permainan catur ini kami lakukan diruang keluarga dengan ber-alaskan karpet dan kadang dalam menemani kami, istriku menggelar kasur lipat sambil nonton TV.
Aku pernah beberapa kali melihat mata Usman mencuri-curi pandang pada bagian-bagian tubuh indah istriku pada saat menemani kami bermain catur ataupun pada saat istriku sedang tiduran dikasur lipat tapi semua itu aku abaikan. Dan pernah aku rasakan permainan catur Usman sangat tidak bagus dan kurang kosentrasi, dan setelah aku cari tahu penyebabnya ternyata aku melihat bahwa matanya sering terarah ke paha mulus istriku yang saat itu duduk disebelahku. Inipun aku abaikan bahkan aku merasa bangga mempunyai istri yang memang penuh dengan kekaguman. Tapi suatu Jum”at malam kira-kira enam bulan yang lalu, pada saat permainan catur baru beberapa babak, aku merasakan kantuk yang amat sangat setelah minum kopi yang disediakan istriku dan hal ini kusampaikan pada istriku yang saat itu menemani kami.

“Ma.. Papa kok ngantuk berat yaa..”

“Masak sih.. Papa khan udah minum kopi? Masak masih ngantuk juga..”
Dan berikutnya aku nggak bisa tahan lagi, aku terlelap dan tak ingat apa-apa lagi. Apakah Usman langsung pamitan pulang, akupun tak tahu. Yang aku tahu pagi-pagi aku bangun dalam posisi ditempat tidurku dalam kondisi badan yang sangat segar.

Jum”at malam berikutnya berjalan biasa saja, permainan caturku dengan Usman berakhir hingg jam 3 pagi dan Usman berpamitan untuk pulang. Begitu juga dengan Jum”at malam selanjutnya tanpa ada rasa kantuk tapi Sabtu malam kami bermain catur lagi karena sama-sama tidak mempunyai acara masing-masing dan rasa kantuk menyerang aku lagi sekitar jam masih menunjukan pkl 10.15 malam. Kali ini aku pamitan untuk tidur dan Usman kuanjurkan untuk pulang. Pada saat masih tersisa kesadaran sebelum terlelap, aku sempat istriku berbicara sama seseorang sesaat setelah mengantarku ke kamar tidur dan kejadian selanjutnya aku tak tahu apa-apa.
Timbul tanda-tanya dan curiga pada diriku, kenapa rasa kantuk begitu tiba-tiba, dan akhirnya aku sempat curiga telah terjadi sesuatu pada istriku apalagi akhir-akhir ini tampilannya tambah seksi dan merias diri. Aku tidak mau sembrono dengan semua ini dan aku tidak mau menyakiti istriku atas kekeliruan akibat kesalah dugaanku yang tanpa bukti. Maka pada saat menjelang tiba jadwal catur rutinku dengan Usman, aku mempersiapkan diri mengatur strategi agar semua apa yang ada dibalik kecurigaanku bisa terjawabkan. Sekitar jam 7 malam, aku telah mengkonsumsi (minum) obat anti kantuk. Hal ini aku lakukan karena aku telah curiga bahwa didalam minuman kopi yang disediakan istriku telah dicampuri obat tidur.
Permainan catur dimulai sekitar jam 19.30, semua berjalan seperti biasanya. Istriku menemani dengan tampilan terkesan sangat ceria. Kopipun aku minum seperti biasanya tapi hanya seperempat gelas saja. Sekitar jam 10.00 malam, aku merasa sedikit kantuk, dan sesuai strategi dan rencana, aku pura-pura ngantuk sekali dan selanjutnya aku pura-pura tak tahan lagi sehingga istriku memapahku ketempat tidur. Beberapa saat kemudian, sayup-sayup terdengar istriku melakukan dialog dengan seseorang dan dengan perlahan-lahan aku intip dari lubang kunci, ternyata istriku sedang duduk berhadap-hadapan diantara papan catur dengan Usman. Mereka seolah-olah lagi bermain catur.
Beberapa menit kemudian istriku beranjak menuju kekamar tidurku dan buru-buru aku segera memposisikan diri seolah tertidur lelap. Istriku menggoyang-goyangku seolah mau membangunkanku.

“Pa.. Pa.. gimana nih caturnya? Mau dilanjutin?”

Aku diam seolah pulas sekali dan istriku keluar kamar yang sebelumnya menyelimutiku dan menghidupkan lampu tidur dikamarku.

Sekitar dua menit kemudian, aku mencoba mengintip lagi dari lubang kunci, ternyata papan catur telah ditinggalkan begitu saja. Diantara kerasnya suara TV, aku masih sedikit mendengar bahwa istriku telah melakukan aktifitas, apa itu, akupun belum tahu.
Bersambung Ke bagian 2

Monday, February 13, 2012

Tanaman dimakan Pagar 3

Sambungan Dari bagian 2
“Hayo.. sayang, ayo.., sentuhlah pusat kenikmatanku. Henny butuhkan saat ini, ay.. ayo.. ayoo.. Rob. Kejam kamu Rob, kejam kamu, aku mau puncak Rob!”, teriaknya keras sekali sambil pantatnya terangkat tinggi bertumpu pada kakinya.

“Iya bidadariku.., tunggu saatnya tiba, aku tahu kapan saat kenikmatanmu akan tiba, aku akan buat bidadariku terbang ke Surga kembali, melayang diawan-awan, ayo Hen.. rasakan.. rasakan yach.., terus.. nikmati aja”, celotehku tak karuan lagi sambil tetap memujanya.

Pantatnya terus diangkat beberapa kali sambil menggelepar-gelepar, rambutku dijambak, didorong minta pusat kewanitaannya segera aku sentuh. Aku tetap mendiamkannya, aku buat dia tersiksa dan ciuman bibirku kupindahkan ke puting kirinya dan “secepat kilat”, jari tengah kananku menyetuh bibir kemaluannya. Makin menggeleparlah dia dan terasa sudah sangat becek oleh cairan kewanitaannya. Aku gosok-gosok lembut antara bibir kemaluannya sampai ke bawah mendekati anusnya. Saat jariku menyentuh bagian bawah dekat anus, Henny berteriak keras sambil memukul kepalaku.

“Robby.. Robby.., jangan siksa aku, ayoo.. lakukan untukku Say..”, pintanya.

Secara pelan aku gosok 3-4 kali, mendadak seluruh tubuhnya mengejang, pantat diangkat tinggi sekali, berteriak histeris dan pundakku dicengkeram dengan kuat dan sampai tergores oleh kukunya. Saat itu menyemprotlah cairan kewanitaannya sangat banyak. Semprotannya seperti pria sedang buang air seninya, sampai mengenai seprei putih di kasurnya. Inilah orgasme pertama yang diterimanya dariku.

Pikirku, tunggu bidadariku, sebentar lagi kubuat kamu melayang-layang kembali, menyemprotkan cairanmu kembali bagaikan pemadam kebakaran menyemprotkan air secara deras. Sejenak tubuhnya melemas, cengkeramannya lepas dari pundakku tapi tangannya mengelus kepalaku. Kulihat senyum manis.. sekali terlihat dari bibirnya yang sensual. Tangan kananku lepas dari kemaluannya, aku elus pahanya sambil bibirku menciumi pusarnya.

“Ahh Rob, geli.. geli Rob! Sayang.., kamu hebat Say.. belum apa-apa aku sudah kamu buat orgasme. Sampai berapa kali Say mau buat aku orgasme seperti tadi?”, tanyanya mengandung makna meminta dan meminta.

“Tenang Hennyku yg lembut, berapa kalipun kamu inginkan, aku siap memuaskanmu, kamu malam ini menjadi milikku sepenuhnya”, kataku merayu.

“Jangankan malam ini, selamanyapun kalau Robby mau memilikiku, aku siap tinggalkan Har, serius sayangku. Aku butuh kenikmatan darimu”, sahutnya.

“Bener nikh bidadariku? Itu tadi belum apa-apa lho, tunggu babak berikutnya yang lebih heboh, surprise untukmu bidadariku..”, janjiku.

“Kapan.., sekarang dong Say, aku udah siap nikh menerima serbuanmu”.

“Tunggu sayang, sabar aja yach! Kamu akan rasakan bedanya sentuhanku dibanding suamimu dan pria lainnya, tunggu yaa..!”, aku meyakinkannya.
Tanganku mulai meraba bawah pusarnya secara halus, terasa gelinjang pantat Henny menerima sentuhanku kembali. Bibirku mulai menjelajahi ketiak kirinya. Menggelinjang lagi dia. Ketiak yang tanpa bulu, putih bersih dan harum baunya, membuat penisku berdenyut-denyut keras dan tak kuduga menyentuh tangan kanan Henny yang masih menggelayut lemas di pinggir sofa.

“Rob.., apa nikh.. pentung karet atau Mr. “P”-mu Say?”, celetuknya. (Henny pakai istilah itu untuk penisku).

“Emangnya kenapa bidadariku?”, tanyaku pura-pura tidak paham.

“Koq gede banget, panjang dan keras.Apa ngga jebol vagina ceweqmu?”, katanya terheran-heran.

“Emang punya suamimu seberapa?”, pancingku ingin tahu punya suaminya.

“Ahh.. sudahlah.. jangan nanya-nanya itu lagi. Aku udah bilang, muak aku ama suamiku..”, bentaknya.

Bentakan seorang istri yang aku tahu tidak pernah mendapatkan kepuasan dari suaminya, walaupun menunggu sekian tahun, yang saat ini sedang merengkuh kenikmatan tersebut dan merajut kasih dengan teman suaminya.

“Sorry Say, aku merusak susana kenikmatanmu. Okey lupain yach”, kataku.

“Ngga apa-apa sayang, sorry aku marah. Aku tidak mau terlewatkan sedetikpun kenikmatan yang baru aku raih bersamamu, Rob..!”, sahutnya.

“Robby, mau khan kamu kasih kenikmatan aku lagi, please mulai ya..”, pintanya padaku dengan manja sambil mengelus meraih batang kemaluanku.

Tanpa mendapatkan jawabanku, aku mulai menjelajahi seluruh permukaan perutnya dengan bibirku. Aku cium, aku sedot pusarnya yang bersih dan harum (mungkin tadi sedikit disemprotkan parfum).

“Ahh.. nakal kamu yaa Say, geli banget lho Say..!”, serunya.

“Mau yang geli atau yang sakit, bidadarku?”, tanyaku balik.

“Terserah kamu aja. Aku seneng lho Rob kamu panggil aku bidadari”.

Aku teruskan cium pusar itu, terus turun dan turun mendekati bulu indah kemaluannya. Dipikirnya aku akan melanjutkan ke bawah dan mungkin ini yang diharapkan dan aku tahu itu. Sengaja aku buat “trik” agar dia protes dengan cemberut manjanya. Ternyata benar juga.

“Rob, terusin ke bawah donk. Kenapa, jijik ya? Emang kamu ngga pernah kiss kewanitaan istrimu?”, pancingnya penuh arti.

“Tenang bidadariku, tunggu dong, sabar..! Kenikmatan akan makin puncak kalau dilakukan dengan lembut sayangku”, sahutku.

“Ini yang ngga aku dapetin dari Har lho sayang..”, pengakuan jujurnya.

Aku kulum terus sekitar pusar dan bulu halus kemaluannya dia terus mendesah dan makin keras desahan itu sambil mengangkat tinggi pantatnya minta kusentuh klitorisnnya. Tapi aku biarkan dia menderita dengan kenimatannya, aku bikin nafsu birahinya mendekati puncak lagi. Aku baru mau memulai babak kedua untuk kenikmatannya.
Babak kedua aku mulai dengan mencium mata Henny. Dia diam dan menikmatinya sekali. Kudiamkan cukup lama kecupanku di matanya, sambil jari tengah tangan kananku bermain di pusarnya. Kuraba pinggir pusarnya, berganti masuk ke dalam pusarnya. Keluar lagi, masuk lagi terus menerus sampai dengus nafasnya mulai timbul lagi karena rangsangan itu.

Ciumanku beralih ke rambutnya, turun ke telinga kanannya, lidahku menjilati daun telinga bagian dalamnya, menjelajahi semua daerah dalam telinganya dan nampak tubuh Henny mulai menggeliat penuh nafsu. (Bagi sebagian wanita, daun telinga karena kulitnya sangat tipis, sangat sensitif menerima rangsangan dan hasilnya biasanya dahsyat, biasanya langsung cairan kewanitaannya mengalir keluar di vaginanya).
Aku tahu dia suka dengan jilatan di telinga itu, maka sengaja kuperlama, terus turun leher bagian dalam (bawah dagu) dan naik lagi ke dagunya. Lenguhan panjang mulai sering keluar spontan dari mulutnya. Kuturunkan ciuman tersebut ke payudara kirinya, sementara tangan kananku mulai turun menyentuh bibir kemaluannya, mengelusnya, sedangkan tangan kiriku memilin-milin puting kanannya. Aku tekan keras, aku longgarkan, aku tekan lagi sambil aku lakukan gigitan mesra di puting kirinya.

“Auuw.., ihh nakal cayang yaa..”, jerit kecilnya sambil membelai rambutku dengan manja.

“Teruskan Say.. Say.., aku suka koq, gigit lagi Say, gigit..”, pintanya.

Ahh.. kena juga pancinganku, tambah lagi daerah sensitif Henny yang kuketahui (telinga, pusar, sekitar bulu kemaluannya dan putingnya). Seolah tanpa merespons, aku sedikit menjauh dan ternyata dia menyorongkan susunya mulutku. Aku gigit mesra lagi, pelan tapi lama tak kulepaskan. Dia menggeliat hebat dan menjambak rambutku.

“Gila kamu Rob, pintar banget kamu menaikkan nafsuku. Gila.. gila..”, celotehnya nggak karuan sambil tetap menjambak rambutku keras sekali.
Aku buat strategi baru.Tangan kananku meninggalkan kemaluannya dan dia nampak tidak mau tanganku menjauh dari situ, sebab tangannya menuntun tanganku kembali ke sana. Tapi aku lepaskan. Kedua tanganku beralih ke gunung kembarnya yang putih dengan putingnya yang masih kemerah-merahan. Melihat bentuk sekitar putingnya, nampaknya si Har jarang menyedot dan mengulumnya. Sebab kalau puting sering dikulum dan disedot, apalagi sudah punya anak, pasti akan berubah warna coklat kehitam-hitaman. Aku remas-remas kedua susunya sambil aku mainkan putingnya. Kemudian aku tarik sama-sama ketengah dan kutemukan ujung puting kiri dan kanannya, aku hisap dalam-dalam sambil aku gigit pelan sekali. Nampaknya dia menikmati sekali dan minta lagi dan lagi dengan menekan kepalaku agar tidak bisa lepas dari kedua ujung putingnya.
“Ahh.. Ohh.. hhm.. hmm.., terus Rob, terus! Gila bener, Ahh.. terus sedot, terus gigit Say sampai pagi, nikmat sayangku.. nikmat sekali, jangan pernah berakhir Say, terus.. terus, Ahh.. Ohh..!”, rintihnya hebat.

Wouw.. aku lihat rona wajahnya memerah pertanda telah terjadi dilatasi atau pelebaran semua pembuluh darahnya, menampakkan darah mengalir deras ke seantero tubuhnya. Kepalanya menengadah keatas sambil melenguh panjang. Terus aku sedot-sedot, aku pilin-pilin kedua putingnya dengan lidahku. Aku putar-putarkan lidahku menjelajahi semua daerah putingnya, makin mengeras sekali kedua putingnya (mungkin suaminya tidak pernah membuat sensasi seperti ini). Didorongnya kepalaku mengarah ke bawah dengan kedua tangannya yang halus dan aku tahu apa yang diinginkannya, tapi kembali birahinya benar-benar aku permainkan, aku ingin dia mendapatkan orgasme kedua kalinya. Aku acuh saja dan tetap menyedot kedua putingnya, sampai dia berteriak.

“Ohh.. geli, ngilu, kejang semua tulangku Rob, stop.. stop ngga kuat aku Say, udah.. udah..! Ahh.. hmm.. hmm.. ehh..”, dengusnya sambil mengangkat dadanya.
Pelan-pelan aku lepaskan kedua puting susunya, ciumanku mulai turun ke sekitar pusarnya lagi, tangan kananku mulai meraba bibir vagina. ‘Serangan fajar’ mulai kuaktifkan, klitorisnya mulai aku sentuh dengan jari tengahku dan ciumanku di sekitar pusar dan bulu kemaluannya aku tingkatkan sambil aku sedot-sedot. Ini menaikkan aliran darah vaginanya. Jariku mulai masuk perlahan-lahan, mencari lubang pipisnya, terus masuk menjelajahi rongga-rongga labia minoranya. Secara refleks pantatnya terangkat keatas meminta agar terus disentuh. Pelan tapi pasti, jariku terus masuk dan naik ke atas klitoris bagian dalamnya, mencari pusat G-Spotnya. Dia berontak bukan marah tapi mungkin berontak, ‘mengapa tidak dari tadi kau sentuh bagianku ini?’. (Siapapun wanita itu, kalau G-Spotnya sudah ditemukan dan dirangsang lembut, pasti akan terbang melayang diawan-awan dan dijamin 100% semprotan cairan kenikmatannya akan segera datang).
Kutemukan segumpal daging kecil seperti kutil, masih lembut dan halus dan lembek. Perlahan tapi pasti aku gosok-gosokkan jariku disekitar G-Spotnya, dan.. bagian itu mulai mengeras, tidak lagi lunak tapi mulai kasar permukaannya, bagaikan pasir mengeras, bergerigi dan membesar. Gerakan tubuh Henny sudah tak teratur dengan lenguhan panjang penuh birahi, pertanda semprotan kedua segera tiba.

“Ahh.. Oou.. ngilu Rob, ahh.. aku koq pingin pipis Rob, pipis Rob, pipis..! Rob.. tunggu, tunggu Rob, aku mau pipis nikmat..”, rintihan birahinya.

“Pipiskan aja Say, keluarkan, semprotkan Say, muncratkan, nikmati Say..”, bisikku mesra ke telinganya.

“Ngga kuat Rob.. ngga kuat! Ngga apa-apa to aku pipis?”, tanyanya.

Gila.. pikirku, dia ngga pernah ngerasain pipis birahi? Gila.. apa yg dilakukan suamimu Hen.., keluhku dalam hati. Betapa menderitanya Henny tanpa pernah ada yang membahagiakan bathinnya.

“Aahh.. Ahh.., Rob.. aku pipis Rob..! Rob, tolongin aku Rob, ngilu Rob.., ngilu banget Rob! Ahh.. ahh..”, teriaknya dengan histeris sambil tangannya mencakar punggungku kedua kalinya.

Cairannya menyembur keluar seperti yang pertama, kembali mengenai sofanya banyak sekali.

“Robby cayang, gila benar kamu Rob! Udah dua kali kamu buat aku mencapai puncak, meskipun Mr “P”-mu belum sempat menyelam lubang pipisku..”, celoteh kekagumannya.

Aku biarkan dia mengoceh dengan kenikmatannya.

“Rob, aku lemes, panas! Keringatku banjir lho Rob.., bawa aku ke kamar, di kamar sejuk karena AC-nya udah aku hidupin dari tadi”, sambil kedua lengannya menggelayut di pundakku pertanda minta kugendong manja.

“Okey tuan putri, demi bidadariku, aku siap melakukan perintah tuan”, sahutku memanjakannya.

“Aku cayaang.. banget ama kamu Rob, kamu pintar banget puasin aku”.

“Hen, itu baru ronde kedua dan belum apa-apa lho, masih kuat ngga?”, tanyaku memancing nafsunya sambil menggendongnya dan masuk ke kamarnya.
Bersambung Ke bagian 4

Sunday, February 12, 2012

Mosaik Perselingkuhan Para Istri 3

Sambungan Dari bagian 2, Peristiwa ketiga
ZIARAH MENCARI BERKAH

Seharusnya Mas Ganjar lebih mensyukuri hidupnya. Keadaan ekonomi keluarga kami boleh dibilang tidak ada kekurangan. Rumah dan perabotannya, mobil, beberapa hektar tanah dan sawah di berbagai lokasi telah kami miliki. Sementara usahanya tetap berjalan baik walaupun keadaan ekonomi umumnya sedang mengalami kesulitan yang besar. Tetapi dia selalu merasa kurang, selalu resah dan gelisah. Sampai-sampai dia nggak pernah lagi menyempatkan untuk menggauli aku sebagai pengisi kerinduan serta menyalurkan libidoku yang relatip masih tinggi ini. Aku sih mencoba memaklumi sepanjang upaya untuk meraih harta yang lebih banyak lagi itu dilakukan secara nalar yang sehat, bukan dengan yang dia selalu tempuh selama ini.
Setiap ada masalah dia bukan memperbaiki cara kerjanya dan berdo’a tetapi dia pergi ke dukun-lah, orang sakti-lah, tidur di kuburan-lah, berendam di kali-lah. Aku sungguh tidak mengerti dari mana dia belajar cara-cara seperti itu. Minggu depan ini rencana dia akan ziarah ke sebuah makam keramat Mbah Rogo di desa Melati di lereng Gunung Merapi. Dia minta aku menemaninya. Menurut Mas Ganjar yang diberi tahu oleh “orang tua”nya yang diberi tahu oleh “orang tua”nya lagi yang diberi tahu oleh “orang tuan”nya lagi lagi dan seterusnya, Mbah Rogo adalah prajurit Diponegoro yang kalah perang kemudian bertapa di lereng Gunung Merapi tempat dia dimakamkan kini. Karena kesaktiannya banyak orang yang punya hajat berziarah tidur di samping makamnya. Dia bilang bahwa para jenderal, para menteri, para gubernur dan bupati yang meraih sukses pasti sebelumnya ziarah dan tidur di samping makam Mbah Rogo itu. Aku tertawa bingung dan geli, katanya sakti kok kalah perang. Dan tak lagi bisa tertahan ketawaku meledak saat Mas Ganjar juga berniat tidur di samping kuburan Mbah Rogo.
Kalau soal jalan sih, aku senang-senang saja, hitung-hitung rekreasi, apalagi ke gunung, yang sudah jadi hobby petualanganku sejak SMP dulu. Setiap liburan sekolah mainanku nggak lain camping ke gunung, sampai teman-temanku menjuluki aku sebagai “peri gunung”. Aku bilang jangan ajak aku di kuburannya, nanti malahan aku masuk angin jadi merepotkan. Mas Ganjar menghiburku, bahwa walaupun di lereng Gunung Merapi, di desa Melati itu sudah didirikan hotel berbintang karena para kerabat para jendral, menteri dan macam-macam tadi biasanya ikut mengantarkan mereka yang berniat ziarah. Aku dijanjikan untuk nginap saja di hotel berbintang itu.
Singkat kata, pada jam 5 sore di suatu hari yang telah ditetapkan sebuah mobil Kijang di mana Mas Ganjar bersama istrinya, aku, nampak memasuki gerbang desa Melati. Mas Ganjar yang nyopir seharian itu tidak menunjukkan kelelahan. AC mobil kami matikan karena udara desa ini sangat sejuk dan segar. Bahkan aku merasa kedinginan.

Dengan penuh semangat dia menuju alamat rumah dimana temannya yang juga datang dari Jakarta telah lebih dahulu tiba dan menunggu di sana. Sesudah tanya sana-sini akhirnya kami memasuki halaman sebuah rumah joglo yang luas dan indah. Dan semakin indah karena dari beranda rumah itu kami bisa menyaksikan puncak Gunung Merapi yang selalu mengeluarkan asapnya.
Sesudah memarkir mobil kami menemui seseorang yang kebetulan berada di situ, Mas Ganjar menanyakan apakah Mas Tardjo yang temannya sudah berada disini. Orang tadi bergegas masuk dan tak lama kemudian keluar disertai dua orang lain. Yang satu gagah dan tinggi besar dengan kumisnya yang tebal melintang dan yang lain biasa-biasa saja. Mereka menyambut hangat Mas Ganjar yang kemudian memperkenalkan aku pada Mas Tardjo, ternyata yang berkumis melintang dan Mas Sardi penduduk asli dari desa itu. Aku agak terganggu pada cara memandang Mas Tardjo pada diriku. Matanya sepertinya hendak menelanjangi tubuhku. Aku mudah tergetar dengan pandangan lelaki semacam itu. Walaupun aku berusaha untuk tidak menunjukkan kegugupanku tak urung jantungku berdegup kencang juga. Aku paham dan sering mengalami bahwa pada umumnya lelaki kalau memandang aku selalu memandang dari segi tubuhku. Aku memang tidak cantik, tetapi setiap orang baik lelaki atau perempuan selalu memuji aku sebagai wanita yang manis dan seksi. Apalagi kalau aku pakai celan jeans seperti sekarang ini. Sehingga aku tidak begitu heran saat Mas Tardjo memandangi aku sepertinya ingin menikmati tubuhku.
Kemudian Mas Tardjo bersama Mas Sardi menujukkan kamar kami di rumah itu. Aku langsung komplain pada suamiku, Mas Ganjar, yang katanya aku akan diinapkan di hotel berbintang. Dia tidak bisa menjawab dengan jelas kecuali bahwa hotel yang dimaksud masih dalam perencanaan. Sebentar lagi, katanya dengan enteng. Aku jadi agak sebel.
Tetapi ketika kami memasuki kamar di rumah joglo itu seketika sebelku hilang. Kamar ini bukan main indahnya. Dengan perabot dan dekorasi tradisional dari jendelaku kembali aku bisa menikmati Gunung Merapi yang mengepulkan asapnya itu. Aku langsung senang dan kerasan. Aku keluarkan dan gantung baju-bajuku untuk ganti selama di perjalanan ini. Sementara Mas Ganjar mengatur rencananya yang mulai malam ini akan “prihatin”an, makan, minum dan tidur di samping kuburan Mbah Rogo selama 3 hari 3 malam berturut-turut sampai hari Jum’at Kliwon yang kebetulan juga malam bulan purnama yang diyakininya sebagai hari yang paling keramat.
Sebelum pergi ke makam yang lokasi dan pucuk atapnya nampak dari rumah joglo ini Mas Ganjar pesan kalau aku memerlukan sesuatu bisa minta bantuan Mas Sardi yang selalu berada di joglo ini pula. Selebihnya Mas Ganjar tahu persis bahwa aku adalah perempuan yang sangat percaya diri karena dia adalah partnerku setiap kali kami naik gunung dan berbagai petualangan yang lain jaman sama-sama masih remaja di SMP dulu.
Sepergi Mas Tardjo aku duduk sendiri di pendopo dalam cahaya lampu minyak di meja kecil di depanku menikmati sejuknya lereng Gunung Merapi ini. Aku senang dan bahagia berkesempatan mengalami suasana indahnya pedesaan seperti ini. Dari arah timur bulan menjelang purnama muncul di langit cerah ini Sesekali dari kegelapan sedikit ke atas sana nampak lelehan panas yang sangat spektakuler, itulah lahar Merapi yang terus muntah membawa berkah dan sesekali bencana bagi masyarakat di sekitar gunung ini. Ah, alangkah nikmatnya seandainya Mas Ganjar bukan tidur di kuburan tetapi duduk disampingku sini sambil memeluk memberi kehangat pada tubuhku. Terus terang hampir 2 bulan lebih dia nggak pernah menyentuhku apalagi menggauliku. Sehari-hari pikirannya hanya dikejar uang, harta, uang, harta, uang, harta, uang.
Tiba-tiba aku jadi ingat pandangan haus mata Mas Tardjo tadi. Aku maklum, seorang lelaki kalau sudah lebih dari 1 minggu meninggalkan istrinya pasti memandang siapapun atau bahkan apapun akan nampak cantik adanya. Dan dari yang aku dengar tadi hari ini adalah hari yang kesepuluh dia berada di desa Melati ini. Tentu saat dia melihatku serasa melihat bidadari jatuh dari langit. Bulu kudukku berdiri, sepertinya ada angin dingin yang meniupkan birahi di malam dining di lereng Merapi ini. Kulihat dalam cahaya bulan sesorang bergegas memasuki halaman joglo. Ternyata dia Mas Tardjo. Dia langsung masuk rumah, mungkin ada sesuatu yang mau diambil dari kamarnya. Tetapi beberapa menit kemudian aku mendengar langkah kaki memasuki lantai pendopo dan mendekat ketempat aku duduk sendiri ini. Aku tebak pasti dia.
“Bu Ganjar belum ngantuk? Nggak capai sesudah seharian di perjalanan?”.

Kemudian dia duduk di kursi sebelah depanku. Dalam cahaya lampu minyak ini nampak kumisnya yang tebal melintang. Dalam cahaya remang-remang lampu minyak seperti ini aku tidak perlu menyembunyikan wajahku yang terasa bengap karena darahku naik terdorong oleh pikiran-pikiranku tadi dan sedikit banyak juga semakin terdorong saat tiba-tiba Mas Tardjo, lelaki haus ini kini berada sangat dekat denganku.
Terus terang hatiku belum pernah merasa sesepi ini. Dan yang lebih gila lagi belum pernah jantungku bergetar seperti ini saat seorang lelaki yang bukan suamiku ada di dekatku. Mungkin karena malam yang dingin ini, atau karena lampu minyak yang remang-remang di pendopo ini, atau karena cahaya bulan yang menerangi tanah basah halaman joglo ini, atau karena gairah libidoku yang telah lebih dari 2 bulan tak tersalurkan ini. Dan tiba-tiba rasa bahagiaku yang mengawali saat aku duduk di pendopo ini tadi berubah jadi derita dan siksa. Rasa percaya diriku yang tak diragukan oleh Mas Ganjar suamiku kurasakan oleng. Aku kehilangan ketegaranku yang sering kurasakan saat-saat pendakian di karang terjal, tak takut untuk jatuh. Kini aku takut jatuh. Bukan jatuh dari ketinggian, tetapi jatuh dalam sepi dan kehausan yang nisbi. Tanpa terasa air mataku menggenang di pelupuk mataku dan tiba-tiba wajahku tertelungkup di meja kecil di depanku sambil aku menangis sesenggukan. Tentu saja Mas Tardjo kaget. Pertanyaan yang dia lontarkan padaku tadi kujawab dengan tangisanku.
“Kenapa bu, Bu Ganjar sakit?”.

Kemudian dia menghampiriku, menyentuh bahuku, memeluknya, kemudian mengangkat agar aku tegak kembali.

“Sebaiknya Bu Ganjar istrirahat. Mari kuantarkan ke kamar Ibu”.

Aku nggak tahu kenapa aku setuju saja dengan usulannya. Saat aku dibimbingnya untuk berdiri dari kursi dan kemudian sedikit dipapah saat menuju ke kamarku aku merasakan semacam ketenangan dari sebuah tempat perlindungan. Mas Tardjo seakan menggantikan peran Mas Ganjar yang seharusnya dalam saat-saat seperti ini berada di dekatku. Tanpa sadar tanganku berpegangan pada pinggangnya dan seketika rasa hangat tubuhnya mengalir ke tubuhku. Aku merasa kamarku yang hanya beberapa meter dari pendopo seakan demikian jauh.
Perjalanan dalam papahan Mas Tardjo yang hanya beberapa langkah ini seakan bermil-mil. Dan saat berada tepat di depan pintu sepertinya aku masih ingin berjalan lebih jauh lagi, tubuhku semakin menggelendot pada papahan Mas Tardjo yang kemudian dengan sigapnya meraih kakiku kemudian menggendongku memasuki kamar dan menidurkan aku ke ranjang. Tanganku yang otomatis memeluk lehernya saat dia menggendongku tak kulepaskan ketika Mas Tardjo hendak bangkit turun dari ranjangku. Pelukan itu aku pererat bahkan kutarik wajahnya mendekat kewajahku. Aku menginginkan perlindungan yang lebih dari dia. Aku mencium pipinya dan kemudian bibirnya. Aku belum pernah mencium bibir berkumis karena suamiku tidak berkumis. Saat aku merasakan aneh pada bibirku karena kumisnya, Mas Tardjo langsung menyambut ciumanku dengan lumatannya yang aku rasakan sangat nikmat dan sekaligus menyejukkan gejolak birahiku. Malam itu kami benar-benar tidak tidur dan saat pakaian-pakaian kami terlepas dari tubuh kami juga tak sempat memakainya lagi. Menjelang matahari terbit yang ditandai ayam berkokok di dusun Melati di lereng Merapi ini kami tertidur telanjang dalam selimut tebal yang tersedia di ranjang kami. Sejak hari itu, selama 3 hari 3 malam Mas Ganjar “bertapa” di makam, aku dan Mas Tardjo terus menerus mendayung nikmat dalam samudra nafsu birahi kami yang melanda bak badai tornado di lautan bebas.
Dalam perjalanan pulang Mas Ganjar menceritakan bahwa dia mendapatkan wangsit dalam bentuk mimpi saat tertidur di makam. Dia seakan didatangi seorang kakek berjubah putih, dia adalah Mbah Rogo, yang memberikan pesan apabila permintaan Mas Ganjar ingin terpenuhi, dia harus memperbanyak “bertapa” dirumah dan memberikan amal lebih banyak kepada para karyawannya melalui gaji yang cukup dan membayar mereka tepat pada waktunya. Sekali lagi aku tertawa geli akan pesan Mbah Rogo yang begitu teknis dan detail. Dan lebih dari itu seakan Mbah Rogo tahu akan kehausan birahi dan penyelewenganku.
Sepulang dari dusun Melati di lereng Merapi itu, saat Mas Ganjar berada di rumah kami hampir-hampir tidak sempat memakai pakaian kami. Dan Mas Ganjar sendiri lebih sering berada di rumah serta tidak pernah lagi kluyuran mencari makam-makam keramat.
(Diceritakan oleh Sumiarsih, istri yang selalu merindukan pelukan suaminya)
Bersambung Ke bagian 4