Aku seorang cewek walau gak pernah kawin tapi sempat ngentot dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun yang lalu. Hubungan kami terpaksa hentikan setahun yang lalu ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan kami tersebut. Terakhir ku dengan mantan kekasihku itu telah kawin dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui persisnya dimana.
Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf public relation. Gaji yang kuterima cukup cukup untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membikin aku dipercaya untuk menghadapi persoalan-persoalan pelik, dan menerima tamu-tamu penting.
Suatu hheri aku dipanggil oleh big bossku, dia mengeluh karena ada inspektor dheri kantor pusat di Austrasari yang datang dan nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaannya. Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta.
Terus tteriak hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu dengan Steve. Terus tteriak dia memmempunyaii ngentot appeal yang luar biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya tenang ditambah bajunya yang selalu rapih dan bermerk, termasuk wewangian yang digunakan. Mula-mula aku nervous juga di buatnya, tetapi setelah lama-lama hubungan kami makin relaks. Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertherikanku padanya, tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku. Mula-mula dia ajak aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hheri dia ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. trs dia ngajakin nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam. Karena yang nonton sepi, dia bebas rangkul-rangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngesarit aku diem aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalo dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lama-lama lagi. Padahal itu termasuk daerah birahi. Kelihatannya dia tau aku mulai ser… ser an… tangannya mulai turun ke dada aku dheri bahu. Tangannya lihai banget biarpun dheri luar putaran-putaran jherinya mampu membikin aku sesak karena toketku makin keras.Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia berhasil buka kancing-kancing bajuku bagian atas, tangannya muter-muter diatas BHku yang tipis, segan juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan…. wah gawat rupanya dia telah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut toket kiriku terekspos pada bibirnya…….
Begitu toket aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi pentil aku yang keras disengol-sengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja telah berhasil membikin putingku makin keras. Terus dia ciumin slow slow toketku yang 34 C itu mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian toketku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemususan mulai menheri-nheri di atas toketku. Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang akau khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya….. akh……. putingku tersapu lidahnya… perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya….. dan kemususan mulai mengecup dheri bagian tepi lagi… perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigit perlahan sedangkan lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi.
Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembheri lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus tteriak aja selama menjanda aku gak pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini terlihatnya mulai bergolak. Itu membikinku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu tubuhku merinding membatalkan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery titik-titik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku. Dengan lembut dia mengusap-usap pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku telah tak dapat lagi menyembunyikan kepuasan yang kualami. Hal ini dia ketahui dengan lembabnya CDku. Jherinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan langsung menemukan clitku. dengan gemulai di amemainkan jherinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jherinya lembut menyentuh clitku dan gerakannya memutar membikin tubuhkupun serasa berputar-putar. Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di memekku. dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan steriakannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus clitku membikinku bergetar-getar seolah tak hentikan. Lubang memekku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya. Sementara jheri jempolnya tetap memainkan clitku, jheri tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan laki-laki terhadap cewek. Aku menggap-menggap dibuatnya.
Entah berapa lama dia membikinku seperti itu dan telah seringkali aku mengalami klimak, tapi tidak ada tanda-tanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini. Akhirnya aku yang memulai… gila… gak tahu apa yang mendorongku, tanganku tau tahu meraba-raba selangkangannya….. disana jemheriku menemukan gundukan yang mulai makin keras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi kontol hangat yang makin keras. Entah mengapa aku jadi bahagia menggodanya, jheriku terus mengelus turun naik sepanjang kontol tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan kontol tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan getaran-getaran yang membikinku kembali mencapai klimak. Ketika klimak tanganku secara tak sengaja meremas-remas bola-bolanya sehingga dia pun tteriaksang. Sambil mengecup daun telingaku Steve berbisik… shall we… go… Aku tak tau wajib bagaimana dan menurutinya saja ketika dia menherik tanganku bangun dheri tempat duduk dan berjalan mengikutinya keluar bioskop melalui mall dan akirnya sampai di lobi sebuah panasel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut. Langkahku agak tersendat ketika melalui lobi, tetapi jheri tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang rupanya telah dipersiapkan sebelumnya olehnya. Di dalam lift Steve sempat mencium bibirku dengan lembut seperti mencium kekasihnya ini membikin tubuhku bertambah lunglai. Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve, dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa detik aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku Steve tidak memberi kesempatan susanggkatnya tubuhku dengan kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk. Dengan cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam sehingga kepuasan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul.
Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan tapi pasti dia berjalan ke rah tempat tidur ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat situasi ini. Steve menyadheri hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku tukaran dan berusaha membangunkan nafsuku kembali. Aku berdesah kecil ketika tangannya mendekap pinggangku dan menherik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat susantara dua bibirku yang tanpa sengaja merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain susantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang gak pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan segan-segan mengikuti gerakan lidahnya mencheri dan mengikuti kemana lidahnya bteriakkat. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku susantara lidah dan langit-langit. Tubuhku menggesarit membatalkan nikmat yang timbul. Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol. Pada detik itulah aku merasa Steve membuka kancing-kancing gaun malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dheri mesin AC menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terkuak ketika Steve berhasil mkamurotkan gaun malamku kelantai. Aku membuka mataku perlahan-lahan dan saya lihat Steve sgilag menatap tubuhku dengan tajam. Dia nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang cuma terbungkus baju dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama hentikan pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang berukuran 34 D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki. Tatapan matanya cukup membikin tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan bahagia dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret maju ketika lengan Steve kembali mteriakkul pinggangku yang ramping dan menheriknya merapat ketubuhnya. Tanganku tergeletak lemas ketika sambil mendekapku Steve mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikan pujian-pujian akan kemengnafsukanan bagian-bagian tubuhku.
Akhirnya kecupannya sampai di kawasan telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dheri kedua bibirku. Steve telah menyteriak salah satu daerah birahiku, dan dia tau itu sehingga hal itu dilakukannya berkali-kali. Dengan sangat mempesona Steve berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sengaja tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu telah tergeletak di lantai.
Tubuhku terasa melayang, rupanya Steve telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibheringkan secara perlahan. Kemususan Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan bajunya secara perlahan. Anehnya aku menikmati pemandangan buka baju ini. Tubuh Steve yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan nafsu tersendiri. Dengan cuma mengenakan celana dalam kemususan Steve duduk di ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemususan dia membungkuk dan mulai menciumi ujunung-ujung jheri kakiku. Aku menjerit kegesarin dan berusaha mencegah, tapi Steve memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jheri-jheri kakiku. Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kepuasan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pastibibirnya makin bergerak keatas menyusuri paha bagian dalam ku. Rasa geli dannikmat yang ditimbulkan membikin aku lupa diri dan tanpa sengaja secara perlahan pahaku terkuak. Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya susantara kedua pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika Steve menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal-pangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas gundukan memekku yang masih terbungkus celana dalam.
Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sgilag menciumkum. Aku berkali-kali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getaran-getaran klimak mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggesarit, dan gelisah, mulutku mendesah tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk mteriaksang secara reflek dan seringkali tteriakkat mengikuti gerakan kepala Steve. Untuk kesekian kalinya pinggulku tteriakkat cukup tinggi dan pada detik itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menherik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak klimak yang makin dekat membikin aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit memekku yang telah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve. Dengan perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan memekku, puncak klimak tak tertahankan. Tanganku memegang dan meremas ramput Steve, tubuhku bergerta-getar dan mkamunjak-lonjak. Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik itilku, ketika puncak itu datang. Aku merasa-dinding-dinding memekku mulai lembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu keistimewaanku lorong memekku secara refleks akan membikin gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membikin lelaki tak bisa bertahan lama. Steve nampaknya dapat melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membikin bertambah birahi. Kini lidah nya makin ganas dan sarir menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak klimak. Steve kemususan bangun, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa detik kemususan aku merasa kontol hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah. Steve membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala keseganannya ke bibir memekku.
Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Steve itu. Dia mempermainkan kepala kontolnya di bibir kesegananku di gerakan keatas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya. Kemususan gerakan itu hentikan. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kesegananku yang sempit. Tetapi karena saring itu telah cukup basah, kepala kontol itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lama-makin dalam. Aku merintih panjang ketika Steve membenamkan semua kontol keseganannya. Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan semua daerah sensistif dalam saring itu tersentuh. Batang keseganan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding memekku yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dheri dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membikin Steve membiarkan keseganannya terbenam agak lama merasakan kepuasan denyutan memekku. Kemususan Steve mulai menheriknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat. Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan buas membikin gkamumbang klimak kembali membumbung, dinding memekku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membikin kontol keseganan Steve seolah-olah diurut, kepuasan tak bisa disembunyikan oleh Steve, gerakannya makin sarir, mukanya menegang, dan keringat menetes dheri dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membikinnya mencapai nikmat. Pinggulku kuangkat sedikit dan kemususan membikin gerakan memutar sedangkan Steve melakukan gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu membatalkan nikmat, kontol keseganannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.
Akhirnya pertahanannya bobol, keseganannya menghujam keras dalam memekku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan menggelinjang ketika pejuhnya mencemprot keluar dalam memekku berkali-kali. Akupun mendesah panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak klimakku tercapai. Sedetik dia membiarkan kontolnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, tapi wajib kuakui kepuasan yang kuperoleh sangat luar biasa dan gak pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemususan terlelap kecapean setelah mereguk nikmat…
Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf public relation. Gaji yang kuterima cukup cukup untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membikin aku dipercaya untuk menghadapi persoalan-persoalan pelik, dan menerima tamu-tamu penting.
Suatu hheri aku dipanggil oleh big bossku, dia mengeluh karena ada inspektor dheri kantor pusat di Austrasari yang datang dan nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaannya. Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta.
Terus tteriak hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu dengan Steve. Terus tteriak dia memmempunyaii ngentot appeal yang luar biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya tenang ditambah bajunya yang selalu rapih dan bermerk, termasuk wewangian yang digunakan. Mula-mula aku nervous juga di buatnya, tetapi setelah lama-lama hubungan kami makin relaks. Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertherikanku padanya, tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku. Mula-mula dia ajak aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hheri dia ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. trs dia ngajakin nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam. Karena yang nonton sepi, dia bebas rangkul-rangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngesarit aku diem aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalo dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lama-lama lagi. Padahal itu termasuk daerah birahi. Kelihatannya dia tau aku mulai ser… ser an… tangannya mulai turun ke dada aku dheri bahu. Tangannya lihai banget biarpun dheri luar putaran-putaran jherinya mampu membikin aku sesak karena toketku makin keras.Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia berhasil buka kancing-kancing bajuku bagian atas, tangannya muter-muter diatas BHku yang tipis, segan juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan…. wah gawat rupanya dia telah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut toket kiriku terekspos pada bibirnya…….
Begitu toket aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi pentil aku yang keras disengol-sengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja telah berhasil membikin putingku makin keras. Terus dia ciumin slow slow toketku yang 34 C itu mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian toketku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemususan mulai menheri-nheri di atas toketku. Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang akau khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya….. akh……. putingku tersapu lidahnya… perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya….. dan kemususan mulai mengecup dheri bagian tepi lagi… perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigit perlahan sedangkan lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi.
Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembheri lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus tteriak aja selama menjanda aku gak pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini terlihatnya mulai bergolak. Itu membikinku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu tubuhku merinding membatalkan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery titik-titik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku. Dengan lembut dia mengusap-usap pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku telah tak dapat lagi menyembunyikan kepuasan yang kualami. Hal ini dia ketahui dengan lembabnya CDku. Jherinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan langsung menemukan clitku. dengan gemulai di amemainkan jherinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jherinya lembut menyentuh clitku dan gerakannya memutar membikin tubuhkupun serasa berputar-putar. Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di memekku. dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan steriakannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus clitku membikinku bergetar-getar seolah tak hentikan. Lubang memekku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya. Sementara jheri jempolnya tetap memainkan clitku, jheri tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan laki-laki terhadap cewek. Aku menggap-menggap dibuatnya.
Entah berapa lama dia membikinku seperti itu dan telah seringkali aku mengalami klimak, tapi tidak ada tanda-tanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini. Akhirnya aku yang memulai… gila… gak tahu apa yang mendorongku, tanganku tau tahu meraba-raba selangkangannya….. disana jemheriku menemukan gundukan yang mulai makin keras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi kontol hangat yang makin keras. Entah mengapa aku jadi bahagia menggodanya, jheriku terus mengelus turun naik sepanjang kontol tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan kontol tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan getaran-getaran yang membikinku kembali mencapai klimak. Ketika klimak tanganku secara tak sengaja meremas-remas bola-bolanya sehingga dia pun tteriaksang. Sambil mengecup daun telingaku Steve berbisik… shall we… go… Aku tak tau wajib bagaimana dan menurutinya saja ketika dia menherik tanganku bangun dheri tempat duduk dan berjalan mengikutinya keluar bioskop melalui mall dan akirnya sampai di lobi sebuah panasel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut. Langkahku agak tersendat ketika melalui lobi, tetapi jheri tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang rupanya telah dipersiapkan sebelumnya olehnya. Di dalam lift Steve sempat mencium bibirku dengan lembut seperti mencium kekasihnya ini membikin tubuhku bertambah lunglai. Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve, dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa detik aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku Steve tidak memberi kesempatan susanggkatnya tubuhku dengan kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk. Dengan cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam sehingga kepuasan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul.
Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan tapi pasti dia berjalan ke rah tempat tidur ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat situasi ini. Steve menyadheri hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku tukaran dan berusaha membangunkan nafsuku kembali. Aku berdesah kecil ketika tangannya mendekap pinggangku dan menherik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat susantara dua bibirku yang tanpa sengaja merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain susantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang gak pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan segan-segan mengikuti gerakan lidahnya mencheri dan mengikuti kemana lidahnya bteriakkat. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku susantara lidah dan langit-langit. Tubuhku menggesarit membatalkan nikmat yang timbul. Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol. Pada detik itulah aku merasa Steve membuka kancing-kancing gaun malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dheri mesin AC menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terkuak ketika Steve berhasil mkamurotkan gaun malamku kelantai. Aku membuka mataku perlahan-lahan dan saya lihat Steve sgilag menatap tubuhku dengan tajam. Dia nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang cuma terbungkus baju dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama hentikan pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang berukuran 34 D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki. Tatapan matanya cukup membikin tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan bahagia dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret maju ketika lengan Steve kembali mteriakkul pinggangku yang ramping dan menheriknya merapat ketubuhnya. Tanganku tergeletak lemas ketika sambil mendekapku Steve mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikan pujian-pujian akan kemengnafsukanan bagian-bagian tubuhku.
Akhirnya kecupannya sampai di kawasan telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dheri kedua bibirku. Steve telah menyteriak salah satu daerah birahiku, dan dia tau itu sehingga hal itu dilakukannya berkali-kali. Dengan sangat mempesona Steve berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sengaja tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu telah tergeletak di lantai.
Tubuhku terasa melayang, rupanya Steve telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibheringkan secara perlahan. Kemususan Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan bajunya secara perlahan. Anehnya aku menikmati pemandangan buka baju ini. Tubuh Steve yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan nafsu tersendiri. Dengan cuma mengenakan celana dalam kemususan Steve duduk di ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemususan dia membungkuk dan mulai menciumi ujunung-ujung jheri kakiku. Aku menjerit kegesarin dan berusaha mencegah, tapi Steve memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jheri-jheri kakiku. Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kepuasan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pastibibirnya makin bergerak keatas menyusuri paha bagian dalam ku. Rasa geli dannikmat yang ditimbulkan membikin aku lupa diri dan tanpa sengaja secara perlahan pahaku terkuak. Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya susantara kedua pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika Steve menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal-pangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas gundukan memekku yang masih terbungkus celana dalam.
Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sgilag menciumkum. Aku berkali-kali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getaran-getaran klimak mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggesarit, dan gelisah, mulutku mendesah tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk mteriaksang secara reflek dan seringkali tteriakkat mengikuti gerakan kepala Steve. Untuk kesekian kalinya pinggulku tteriakkat cukup tinggi dan pada detik itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menherik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak klimak yang makin dekat membikin aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit memekku yang telah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve. Dengan perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan memekku, puncak klimak tak tertahankan. Tanganku memegang dan meremas ramput Steve, tubuhku bergerta-getar dan mkamunjak-lonjak. Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik itilku, ketika puncak itu datang. Aku merasa-dinding-dinding memekku mulai lembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu keistimewaanku lorong memekku secara refleks akan membikin gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membikin lelaki tak bisa bertahan lama. Steve nampaknya dapat melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membikin bertambah birahi. Kini lidah nya makin ganas dan sarir menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak klimak. Steve kemususan bangun, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa detik kemususan aku merasa kontol hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah. Steve membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala keseganannya ke bibir memekku.
Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Steve itu. Dia mempermainkan kepala kontolnya di bibir kesegananku di gerakan keatas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya. Kemususan gerakan itu hentikan. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kesegananku yang sempit. Tetapi karena saring itu telah cukup basah, kepala kontol itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lama-makin dalam. Aku merintih panjang ketika Steve membenamkan semua kontol keseganannya. Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan semua daerah sensistif dalam saring itu tersentuh. Batang keseganan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding memekku yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dheri dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membikin Steve membiarkan keseganannya terbenam agak lama merasakan kepuasan denyutan memekku. Kemususan Steve mulai menheriknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat. Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan buas membikin gkamumbang klimak kembali membumbung, dinding memekku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membikin kontol keseganan Steve seolah-olah diurut, kepuasan tak bisa disembunyikan oleh Steve, gerakannya makin sarir, mukanya menegang, dan keringat menetes dheri dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membikinnya mencapai nikmat. Pinggulku kuangkat sedikit dan kemususan membikin gerakan memutar sedangkan Steve melakukan gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu membatalkan nikmat, kontol keseganannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.
Akhirnya pertahanannya bobol, keseganannya menghujam keras dalam memekku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan menggelinjang ketika pejuhnya mencemprot keluar dalam memekku berkali-kali. Akupun mendesah panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak klimakku tercapai. Sedetik dia membiarkan kontolnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, tapi wajib kuakui kepuasan yang kuperoleh sangat luar biasa dan gak pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemususan terlelap kecapean setelah mereguk nikmat…