Menjaga keharmonisan rumah tangga tidak gampang. Kadang, sebuah keluarga hancur hanya karena persoalan sepele. Itulah yang terjadi menimpa keluarga Ismu dan Daniar, tinggal di Jl Kimar Semarang. Ismu nekat selingkuh dengan janda muda yang tinggal di kampung sebelahnya, hanya karena tak suka dengan bau badan (BB) istrinya yang tak lagi wangi.
Ismu dan Daniar merupakan sepasang suami istri yang sudah 10 tahun lebih membangun rumah tangga. Dari perkawinan keluarga yang tinggal di kawasan Semarang Timur itu, kini mereka memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya laki-laki duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar, sedangkan anak keduanya perempuan duduk di bangku TK.
Konon, sebelum mereka memutuskan menikah, keduanya sudah saling kenal cukup lama. Mereka sudah mulai kenal ketika masih sama-sama duduk di bangku SMU. Kebetulan saja, kedua orang itu bersekolah di tempat yang sama. Saat Rano duduk di kelas 3 Rani baru kelas 1. Ternyata, cinta monyet antara senior dan yunior itu berlanjut. Ismu benar cinta dengan Daniar. Begitu juga Daniar sangat sayang dengan Ismu. Hingga akhirnya, selang 2 tahun kemudian setelah Rani lulus dari SMA, mereka berdua sepakat untuk menikah.
Awal mula rumah tangga mereka, boleh dibilang cukup bahagia. Ismu yang saat itu telah bekerja di sebuah perusahaan swasta, gajinya cukup untuk dimakan berdua. Bahkan, juga masih bisa menyisihkan sedikit uang itu untuk ditabung. Namun demikian, karena belum mempunyai rumah sediri mereka masih tinggal serumah dengan orang tua Ismu.
Memasuki tahun kedua dari perkawinannya itu, kebahagiaan mereka terasa semakin lengkap. Ini terjadi setelah lahir seorang anak lelaki dari rahim Daniar. Jabang bayi itu benar-benar menambah kebahagian mereka. Bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya itu, karir Ismu di tempatnya bekerja semakin menanjak. Sudah tentu pendapatan yang diterimanya pun semakin banyak.
Seiring perjalanan waktu pasangan Ismu-Daniar itu akhirnya memiliki rumah sendiri. Kehidupan mereka semakin bahagia dan sejahtera. Kalaupun terdengar percekcokan diantara mereka itu masih dalam batas-batas kewajaran. Boleh dibilag, jika siangnya cekcok, malamnya sudah kembali bermesaraan. Jika malamnya cekcok, paginya mereka sudah kembali sarapan bersama. Kebehagiaan mereka semakin lengkap, setelah Tuhan kembali mengkaruniai lagi dengan seorang anak perempuan.
Waktu terus berjalan. Ismu semakin sibuk dengan pekerjaannya. Daniar, itrinya juga semakin sibuk dengan pekerjaan rumahnya, seperti ngurusi kedua anaknya, resik-resik rumah dan sebagainya. Begitu sibuknya, Daniar hingga lupa mengurus diri sendiri. Rupanya Daniar tak sadar kalau dirinya semakin tua, sehingga Daniar lupa mempercantik diri. Buntutnya, entah karena apa, dulu yang keringatnya tidak berbau, belakangan ini baunya menjadi tidak enak. Namun demikian Daniar tak pernah peduli dengan perubahan pada tubuhnya itu. Daniar terus sibuk dengan rutinitanya dan lupa mengesampingkan perawatan tubuhnya.
Tentu saja, hal membuat Ismu semakin puyeng. Mencium keringat istrinya yang tidak sedap itu, dia menjadi ogah-ogahan bermesraan dengan istrinya. Dulunya, rutin bermesraan dengan 3 hinga 4 kali dalam seminggu, kini hanya tinggal 1 hingga 2 kali saja. Itupun kadang tidak dilakukan. Ismu mulai sering pergi dengan alasan yang dibuat-buat, seperti lemburan atau rapat di kantor.
Padahal, setiap kali tidak pulang rumah itu, Ismu ngapeli janda kenyis-kenyis yang tinggal di kampung sebelahnya. Kini, hubungan mereka sudah berjalan hingga 4 bulan. Namun, Ismu belum mengetahui perbuatan suaminya tersebut. (diceritakan jati, teman ismu kepada misterionline)
Ismu dan Daniar merupakan sepasang suami istri yang sudah 10 tahun lebih membangun rumah tangga. Dari perkawinan keluarga yang tinggal di kawasan Semarang Timur itu, kini mereka memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya laki-laki duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar, sedangkan anak keduanya perempuan duduk di bangku TK.
Konon, sebelum mereka memutuskan menikah, keduanya sudah saling kenal cukup lama. Mereka sudah mulai kenal ketika masih sama-sama duduk di bangku SMU. Kebetulan saja, kedua orang itu bersekolah di tempat yang sama. Saat Rano duduk di kelas 3 Rani baru kelas 1. Ternyata, cinta monyet antara senior dan yunior itu berlanjut. Ismu benar cinta dengan Daniar. Begitu juga Daniar sangat sayang dengan Ismu. Hingga akhirnya, selang 2 tahun kemudian setelah Rani lulus dari SMA, mereka berdua sepakat untuk menikah.
Awal mula rumah tangga mereka, boleh dibilang cukup bahagia. Ismu yang saat itu telah bekerja di sebuah perusahaan swasta, gajinya cukup untuk dimakan berdua. Bahkan, juga masih bisa menyisihkan sedikit uang itu untuk ditabung. Namun demikian, karena belum mempunyai rumah sediri mereka masih tinggal serumah dengan orang tua Ismu.
Memasuki tahun kedua dari perkawinannya itu, kebahagiaan mereka terasa semakin lengkap. Ini terjadi setelah lahir seorang anak lelaki dari rahim Daniar. Jabang bayi itu benar-benar menambah kebahagian mereka. Bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya itu, karir Ismu di tempatnya bekerja semakin menanjak. Sudah tentu pendapatan yang diterimanya pun semakin banyak.
Seiring perjalanan waktu pasangan Ismu-Daniar itu akhirnya memiliki rumah sendiri. Kehidupan mereka semakin bahagia dan sejahtera. Kalaupun terdengar percekcokan diantara mereka itu masih dalam batas-batas kewajaran. Boleh dibilag, jika siangnya cekcok, malamnya sudah kembali bermesaraan. Jika malamnya cekcok, paginya mereka sudah kembali sarapan bersama. Kebehagiaan mereka semakin lengkap, setelah Tuhan kembali mengkaruniai lagi dengan seorang anak perempuan.
Waktu terus berjalan. Ismu semakin sibuk dengan pekerjaannya. Daniar, itrinya juga semakin sibuk dengan pekerjaan rumahnya, seperti ngurusi kedua anaknya, resik-resik rumah dan sebagainya. Begitu sibuknya, Daniar hingga lupa mengurus diri sendiri. Rupanya Daniar tak sadar kalau dirinya semakin tua, sehingga Daniar lupa mempercantik diri. Buntutnya, entah karena apa, dulu yang keringatnya tidak berbau, belakangan ini baunya menjadi tidak enak. Namun demikian Daniar tak pernah peduli dengan perubahan pada tubuhnya itu. Daniar terus sibuk dengan rutinitanya dan lupa mengesampingkan perawatan tubuhnya.
Tentu saja, hal membuat Ismu semakin puyeng. Mencium keringat istrinya yang tidak sedap itu, dia menjadi ogah-ogahan bermesraan dengan istrinya. Dulunya, rutin bermesraan dengan 3 hinga 4 kali dalam seminggu, kini hanya tinggal 1 hingga 2 kali saja. Itupun kadang tidak dilakukan. Ismu mulai sering pergi dengan alasan yang dibuat-buat, seperti lemburan atau rapat di kantor.
Padahal, setiap kali tidak pulang rumah itu, Ismu ngapeli janda kenyis-kenyis yang tinggal di kampung sebelahnya. Kini, hubungan mereka sudah berjalan hingga 4 bulan. Namun, Ismu belum mengetahui perbuatan suaminya tersebut. (diceritakan jati, teman ismu kepada misterionline)