Aku mahasiswa semester 7 di sebuah universitas di Jakarta Barat. Umurku 21 tahun. Aku tergolong anak yang biasa-biasa saja di lingkungan pergaulan kampus. Dibilang kuper tidak, tapi dibilang anak gaul pun tidak. Aku anak bungsu dheri dua bersaudara, berasal dheri keluarga kelas menengah atas. Di kampus aku susanggap oleh rekan-rekanku sebagai anak yang pendiam. Aku agak kesulitan bergaul dengan perempuan, sehingga aku sama sekali tidak mempunyai rekan perempuan. Entahlah, sepertinya aku memmempunyaii masalah dalam soal mendekati cewek. Namun ironisnya, aku memmempunyaii hasrat seks yang tinggi, aku mudah tteriaksang bila melihat cewek yang bagiku menherik, apalagi menggunakan baju ketat. Jujur saja, bila telah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila hasratku telah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani. Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi wajib menyalurkan kemana.
Sifat pendiamku rupanya membikin cewek-cewek di kampusku penasaran, sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka wajib kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dgn mereka. Di samping itu rekan-rekanku bilang aku memmempunyaii face yang cukup ganteng (nggak nyombong lo…), kulitku putih, rambuntuku gondrong,dan tinggiku sekitar 170 cm. Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dheri sahabatku. Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, secara tidak sengaja penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menherik, ukuran toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi. Sebut saja namanya Ella (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran gila, yaitu berimajinasi bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.
Pada suatu hheri yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kusarih usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri. Aku menuju WC kampus yang secara tidak sengaja letaknya agak menyendiri dheri “peradaban†kampus. Sampai disana aku memperolehi beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu gantian, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sgilag dipakai. Praktis aku batalkan saja. Begitu tiba gantianku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dheri arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku. Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa detik. Kemususan dia sedikit tersenyum segan-segan. Kok dia ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.
“La, ngapain kamu masuk ke WC cowok?†tanyaku penuh rasa heran.
“Ehhhh… itu… ehmmm… tempat cewek penuh semua, makanya saya ke sini…â€
“Emang yang di lantai bawah juga penuh?†, tanyaku.
Padahal dalam hati aku merasa memperoleh kesempatan emas.
“Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang… lagi pula ‘kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan…?†, jawab Ella rada genit.
Aku pun tidak mau kalah.
“Tapi kan saya cowok, kamu nggak segan?†, gantian aku membalasnya.
“Kalo kamu, saya emang nggak keberatan kok…, untungnya cuman tinggal kamu dong yang ada di sini, dheripada yang laen…†, jawab Ella.
Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila… kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi saya yang dheri tadi udah berdiri di samping kran.
“Sorry yah, saya duluan, habis kamu bengong aja sih…†, katanya.
Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sgilag membungkuk membikin pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku. Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi tteriaksang, kontolku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku berimajinasi kontolku kumasukkan ke dalam memeknya dheri belakang pada posisi seperti itu. Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku telah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku wajib ngentot dengan dia, apapun caranya.
Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dheri jauh aku telah melihat senyumannya yang mteriaksang birahiku. Sepertinya dia memang sengaja menherik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.
“Buru-buru amat La, emang kamu udah ada kusarih lagi?†, tanyaku.
“Enggak kok, saya cuman pengen istirahat di sini aja†, jawabnya.
Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dheri dalam. Melihat sikapku, Ella mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga makin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan. Mulutnya mulai terkuak seperti akan mengatakan sesuatu, tapi dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku detik itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh, walaupun aku gak pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang wajib mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.
Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Ella membikinku makin panas menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya. Kemususan aku mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia mengteriak kepuasan. Aku panik kalau teriakannnya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi. Usapanku membikin cairan memeknya membasahi celananya. Karena dia menggunakan celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.
“Ssshhtt… gilaa… enak banget… ehmmm…†, desah Ella.
Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membikinku makin gencar menciumi lehernya. Mata Ella terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kepuasan. Tangannnya mulai berani untuk meremas kontolku yang keras. Enak sekali pijitannya, membikin kontolku makin berdenyut- denyut.
Aku hentikan menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang telah makin keras. Ella mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit. Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang berukuran sgilag, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot. Langsung saja aku sedot toketnya yang kenyal itu. Ella menggelinjang kepuasan dan memekik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia bahagia menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum. Aku benar-benar menikmati toket Ella dan aku ingin mengemoti toket Ella sampai dia menyerah. Kujilat putting toketnya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Ella seperti telah di awang-awang, tak sadarkan diri.
Tangan Ella mulai membuka ritsleting celana saya dan berusaha mengeluarkan kontol saya yang telah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah kontol saya menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok. Dia kocok-kocok kontol saya, sepertinya dia sgilag mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit. Kemususan dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan kontolku. Pertama cuma 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir semua kontolku masuk ke mulutnya yang mengnafsukan, kontolku sama sekali telah tak terlihat lagi. Lalu dia mulai memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya. Sedotan dan hjilatannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku membatalkan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya. Belum detiknya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam memeknya. Maka aku memberi tanda agar Ella hentikan sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Ella mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit. Ella sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dheri ujung kontolku dan menelannya.
Ella kemususan bangun untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem. Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pacuma lebar-lebar. Terlihatlah memek Ella yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Ella memang pandai mengasuh kecewekannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya. Aku sempat berpikir bagaimana kalau di memeknya tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku telah berbirahi, aku tahan nafas saja.
Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi rupanya koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Memek Ella tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau memek alami. Justru bau yang alami seperti itulah yang membikinku makin berbirahi serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaaahhh…Ella benar-benar pandai mengasuh memeknya. Sungguh beruntung aku.
Aku terus menjilat-jilat memeknya yang mulai basah dengan cairannya. Ella terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, rintihannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.
“Akkkhh… ssstt… uugh… gilaa… enak banget…†, desah Ella.
Memeknya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk memek ternikmat yang kurasakan.
Kumasukkan jheri telunjukku ke dalam memeknya sambil mengait-ngaitkan ke dinding memeknya. Tentu saja Ella makin gila reaksinya, membikin makin kkamujotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pacuma hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan. Cairan yang keluar dheri memeknya sampai meleleh ke pipiku dan kepacuma. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin. Langsung aja aku hjilat sebanyak-banyaknya dheri memeknya. Ella sempat risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada kontolku.
Tiba-tiba Ella mendorong kepalaku dheri memeknya. Kayaknya dia telah nggak kuat lagi.
“Masukin dong mempunyai kamu, saya udah nggak tahan nich… ayo dong sayyyy…†, pinta Ella dengan suara mendesah.
Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku gak pernah melakukannya.
“Ayo cepat dikit dong…†, katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.
Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dheri film BF, saya turutin saja permintaan Ella.
Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih terkuak. Memeknya telah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat. Hal itu makin membikinku berbirahi untuk memasukkan kontolku ke memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala kontolku ke bibir memeknya. Kudorong kontolku perlahan… masuk sedikit demi sedkit…
Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala kontolku telah masuk ke lobang memek Ella yang telah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya memek perawan. Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Kontolku telah masuk setengahnya, tapi masih terasa sempit sekali. Tubuh Ella sempat tersentak ketika kontolku telah masuk semuanya.
“Auuww… sakitt… slown… ssstt…†, Ella sedikit menjerit.
Kutherik kontolku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan kontolku menancap di dalamnya beberapa detik agar memek Ella terbiasa menerima kontolku. Kemususan barulah aku memulai gerakan maju mundur. Terasa kontolku bergesekan dengan dinding memek yang bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. Kontolku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.
Tampaklah pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Ella. Kontolku telah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Ella makin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar. Mulutnya menggigit bibirnya sendiri membatalkan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku telah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak.
“Ke… napa… La… ehhgg…, kamu… pe.. ngen udahannn…?†, tanyaku.
“Ja.. ngan dilepas… terussinnn… aja… saya… nggak… apa… apa… kok… sstt…†, kata Ella.
Goyangan pinggul Ella sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutherik kontolku keluar dan kudiamkan beberapa detik. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dheri belakang. Ella berpegangan pada pintu kamar mandi, sgilagkan pantatnya telah menungging ke arahku. Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja kontolku dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya telah terbiasa menerima kontolku.
Kali ini gerakan Ella lebih panas dheri sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membikin kontolku sangat geli luar biasa… kontolku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas…aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Ella, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.
Aduhhhh srr…, ada cairan licin kembali keluar dheri kontolku. Cairan itu makin menambah licin dinding memek Ella. Aku benar-benar merasakan kepuasan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kepuasan bersetubuh dengan Ella, sungguh aku tak akan melupakannya. Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Ella berputar-goyang mengikuti irama gerakan kami, membikinku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Memek Ella makin berbusa akibat kocokan kontolku.
Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kepuasan ini menggerayang dheri buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung kontolku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa.
“Laaaa… saya udah mau keluar… nihh… Elo… masih… lama… nggak…?†, rintihku.
“Sa.. bar… se.. bentarrrr… akuangg… sama.. samaaa… saya… juga… hampir… keluarrr… oohhh… ahhhggghh…†, pantatnya menekan kontolku dengan kuat.
Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.
Bersamaan dengan itu…
“Aaaahhhh…â€
Kontolku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pacuma dan sempat menetes ke lantai. Tak kusangka banyak sekali pejuhku yang berlumuran di memeknya. Ella berjongkok memegang kontolku. Lalu ia menjilat dan mengulum kontolku yang masih berlumuran pejuh. Dia menelan semua pejuhku sampai kepala kontolku bersih mengkilat. Dia terlihat tersenyum bangga.
Ella kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Ella terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan klimak. Ella memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian birahi.
Kami membersihkan diri bersama sebelum bangun keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.Ternyata Ella mengatakan bahwa selama ini dia telah lama menyukaiku, tapi ia tidak berani mengutarakannya, sebab segan sama rekan-rekannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemususan aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya. Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejasusan tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.
Aku sempat khawatir kalau Ella hamil, sebab aku mengeluarkan pejuhku di dalam memeknya. Aku tidak mau kawin, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Ella hamil, aku akan membikin suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.
Selesai mandi aku menyuruh Ella keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Ella keluar, kemususan kami bteriakkat berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat. Sampai detik ini hubunganku dengan Ella masih berjalan baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.
Beberapa minggu setelah kejasusan itu aku mendengar fakta dheri rekan-rekannya bahwa Ella itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dheri kalangan mahasiswa atau om-om. Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun memeknya masih rapat seperti perawan, tapi aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dheri lubang memeknya.
Sifat pendiamku rupanya membikin cewek-cewek di kampusku penasaran, sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka wajib kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dgn mereka. Di samping itu rekan-rekanku bilang aku memmempunyaii face yang cukup ganteng (nggak nyombong lo…), kulitku putih, rambuntuku gondrong,dan tinggiku sekitar 170 cm. Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dheri sahabatku. Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, secara tidak sengaja penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menherik, ukuran toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi. Sebut saja namanya Ella (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran gila, yaitu berimajinasi bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.
Pada suatu hheri yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kusarih usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri. Aku menuju WC kampus yang secara tidak sengaja letaknya agak menyendiri dheri “peradaban†kampus. Sampai disana aku memperolehi beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu gantian, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sgilag dipakai. Praktis aku batalkan saja. Begitu tiba gantianku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dheri arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku. Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa detik. Kemususan dia sedikit tersenyum segan-segan. Kok dia ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.
“La, ngapain kamu masuk ke WC cowok?†tanyaku penuh rasa heran.
“Ehhhh… itu… ehmmm… tempat cewek penuh semua, makanya saya ke sini…â€
“Emang yang di lantai bawah juga penuh?†, tanyaku.
Padahal dalam hati aku merasa memperoleh kesempatan emas.
“Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang… lagi pula ‘kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan…?†, jawab Ella rada genit.
Aku pun tidak mau kalah.
“Tapi kan saya cowok, kamu nggak segan?†, gantian aku membalasnya.
“Kalo kamu, saya emang nggak keberatan kok…, untungnya cuman tinggal kamu dong yang ada di sini, dheripada yang laen…†, jawab Ella.
Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila… kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi saya yang dheri tadi udah berdiri di samping kran.
“Sorry yah, saya duluan, habis kamu bengong aja sih…†, katanya.
Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sgilag membungkuk membikin pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku. Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi tteriaksang, kontolku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku berimajinasi kontolku kumasukkan ke dalam memeknya dheri belakang pada posisi seperti itu. Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku telah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku wajib ngentot dengan dia, apapun caranya.
Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dheri jauh aku telah melihat senyumannya yang mteriaksang birahiku. Sepertinya dia memang sengaja menherik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.
“Buru-buru amat La, emang kamu udah ada kusarih lagi?†, tanyaku.
“Enggak kok, saya cuman pengen istirahat di sini aja†, jawabnya.
Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dheri dalam. Melihat sikapku, Ella mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga makin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan. Mulutnya mulai terkuak seperti akan mengatakan sesuatu, tapi dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku detik itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh, walaupun aku gak pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang wajib mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.
Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Ella membikinku makin panas menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya. Kemususan aku mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia mengteriak kepuasan. Aku panik kalau teriakannnya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi. Usapanku membikin cairan memeknya membasahi celananya. Karena dia menggunakan celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.
“Ssshhtt… gilaa… enak banget… ehmmm…†, desah Ella.
Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membikinku makin gencar menciumi lehernya. Mata Ella terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kepuasan. Tangannnya mulai berani untuk meremas kontolku yang keras. Enak sekali pijitannya, membikin kontolku makin berdenyut- denyut.
Aku hentikan menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang telah makin keras. Ella mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit. Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang berukuran sgilag, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot. Langsung saja aku sedot toketnya yang kenyal itu. Ella menggelinjang kepuasan dan memekik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia bahagia menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum. Aku benar-benar menikmati toket Ella dan aku ingin mengemoti toket Ella sampai dia menyerah. Kujilat putting toketnya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Ella seperti telah di awang-awang, tak sadarkan diri.
Tangan Ella mulai membuka ritsleting celana saya dan berusaha mengeluarkan kontol saya yang telah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah kontol saya menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok. Dia kocok-kocok kontol saya, sepertinya dia sgilag mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit. Kemususan dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan kontolku. Pertama cuma 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir semua kontolku masuk ke mulutnya yang mengnafsukan, kontolku sama sekali telah tak terlihat lagi. Lalu dia mulai memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya. Sedotan dan hjilatannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku membatalkan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya. Belum detiknya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam memeknya. Maka aku memberi tanda agar Ella hentikan sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Ella mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit. Ella sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dheri ujung kontolku dan menelannya.
Ella kemususan bangun untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem. Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pacuma lebar-lebar. Terlihatlah memek Ella yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Ella memang pandai mengasuh kecewekannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya. Aku sempat berpikir bagaimana kalau di memeknya tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku telah berbirahi, aku tahan nafas saja.
Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi rupanya koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Memek Ella tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau memek alami. Justru bau yang alami seperti itulah yang membikinku makin berbirahi serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaaahhh…Ella benar-benar pandai mengasuh memeknya. Sungguh beruntung aku.
Aku terus menjilat-jilat memeknya yang mulai basah dengan cairannya. Ella terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, rintihannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.
“Akkkhh… ssstt… uugh… gilaa… enak banget…†, desah Ella.
Memeknya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk memek ternikmat yang kurasakan.
Kumasukkan jheri telunjukku ke dalam memeknya sambil mengait-ngaitkan ke dinding memeknya. Tentu saja Ella makin gila reaksinya, membikin makin kkamujotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pacuma hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan. Cairan yang keluar dheri memeknya sampai meleleh ke pipiku dan kepacuma. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin. Langsung aja aku hjilat sebanyak-banyaknya dheri memeknya. Ella sempat risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada kontolku.
Tiba-tiba Ella mendorong kepalaku dheri memeknya. Kayaknya dia telah nggak kuat lagi.
“Masukin dong mempunyai kamu, saya udah nggak tahan nich… ayo dong sayyyy…†, pinta Ella dengan suara mendesah.
Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku gak pernah melakukannya.
“Ayo cepat dikit dong…†, katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.
Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dheri film BF, saya turutin saja permintaan Ella.
Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih terkuak. Memeknya telah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat. Hal itu makin membikinku berbirahi untuk memasukkan kontolku ke memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala kontolku ke bibir memeknya. Kudorong kontolku perlahan… masuk sedikit demi sedkit…
Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala kontolku telah masuk ke lobang memek Ella yang telah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya memek perawan. Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Kontolku telah masuk setengahnya, tapi masih terasa sempit sekali. Tubuh Ella sempat tersentak ketika kontolku telah masuk semuanya.
“Auuww… sakitt… slown… ssstt…†, Ella sedikit menjerit.
Kutherik kontolku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan kontolku menancap di dalamnya beberapa detik agar memek Ella terbiasa menerima kontolku. Kemususan barulah aku memulai gerakan maju mundur. Terasa kontolku bergesekan dengan dinding memek yang bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. Kontolku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.
Tampaklah pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Ella. Kontolku telah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Ella makin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar. Mulutnya menggigit bibirnya sendiri membatalkan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku telah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak.
“Ke… napa… La… ehhgg…, kamu… pe.. ngen udahannn…?†, tanyaku.
“Ja.. ngan dilepas… terussinnn… aja… saya… nggak… apa… apa… kok… sstt…†, kata Ella.
Goyangan pinggul Ella sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutherik kontolku keluar dan kudiamkan beberapa detik. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dheri belakang. Ella berpegangan pada pintu kamar mandi, sgilagkan pantatnya telah menungging ke arahku. Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja kontolku dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya telah terbiasa menerima kontolku.
Kali ini gerakan Ella lebih panas dheri sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membikin kontolku sangat geli luar biasa… kontolku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas…aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Ella, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.
Aduhhhh srr…, ada cairan licin kembali keluar dheri kontolku. Cairan itu makin menambah licin dinding memek Ella. Aku benar-benar merasakan kepuasan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kepuasan bersetubuh dengan Ella, sungguh aku tak akan melupakannya. Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Ella berputar-goyang mengikuti irama gerakan kami, membikinku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Memek Ella makin berbusa akibat kocokan kontolku.
Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kepuasan ini menggerayang dheri buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung kontolku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa.
“Laaaa… saya udah mau keluar… nihh… Elo… masih… lama… nggak…?†, rintihku.
“Sa.. bar… se.. bentarrrr… akuangg… sama.. samaaa… saya… juga… hampir… keluarrr… oohhh… ahhhggghh…†, pantatnya menekan kontolku dengan kuat.
Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.
Bersamaan dengan itu…
“Aaaahhhh…â€
Kontolku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pacuma dan sempat menetes ke lantai. Tak kusangka banyak sekali pejuhku yang berlumuran di memeknya. Ella berjongkok memegang kontolku. Lalu ia menjilat dan mengulum kontolku yang masih berlumuran pejuh. Dia menelan semua pejuhku sampai kepala kontolku bersih mengkilat. Dia terlihat tersenyum bangga.
Ella kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Ella terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan klimak. Ella memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian birahi.
Kami membersihkan diri bersama sebelum bangun keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.Ternyata Ella mengatakan bahwa selama ini dia telah lama menyukaiku, tapi ia tidak berani mengutarakannya, sebab segan sama rekan-rekannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemususan aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya. Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejasusan tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.
Aku sempat khawatir kalau Ella hamil, sebab aku mengeluarkan pejuhku di dalam memeknya. Aku tidak mau kawin, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Ella hamil, aku akan membikin suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.
Selesai mandi aku menyuruh Ella keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Ella keluar, kemususan kami bteriakkat berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat. Sampai detik ini hubunganku dengan Ella masih berjalan baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.
Beberapa minggu setelah kejasusan itu aku mendengar fakta dheri rekan-rekannya bahwa Ella itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dheri kalangan mahasiswa atau om-om. Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun memeknya masih rapat seperti perawan, tapi aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dheri lubang memeknya.