Thursday, November 24, 2011

3 in 1

“Mobil kamu mana Ric?” Tanya Doni singkat.
“Tuh dipojok” Jawab Rico yang lagi asik mteriakkul Tanjung.
“Emangnya kamu nggak bawa motor Don?” Tanjung bertanya pada Doni yang cuma dijawab dengan gelengan kepala.
“Kalo gitu kita jalan bareng aja, Yuk!” Ajak Rico pada rekan se-geng nya.
Mereka bertiga jalan bareng sebalik kusarih yang membosankan itu saling bteriakkulan menuju mobil Rico yang ada di pojok tempat parkir. Posisi Tanjung ada ditengah sgilagkan yang lainnya ada samping kanan-kiri Tanjung. Mereka berjalan layaknya anak kelas 3 SD.
Seperti biasanya, mereka selalu bergurau dan saling meledek. Hal itulah yang menjadikan mereka jadi bahan perhatian cewek-cewek dikampusnya. Selain model guru mereka yang akrab juga face mereka yang sangat ganteng dan manis itu yang membikin cewek-cewek mabuk kepayang. Bayangkan saja, Tanjung ialah cowok manis, matanya tajam, hidung cukup mancung, apalagi senyumnya yang menggemaskan itu. Rico, cowok manis berambut cepak, kalo lagi senyum gantengnya selangit. Belum lagi Doni, cowok macho, meski modelnya acak-acakan tapi mempunyai daya therik yang tinggi, karena facenya yang indo, rambut gondrong tubuh tinggi dan gagah. Mereka sungguh sempurna.
“Eh! Ric, malam ini kan malam minggu, bagaimana kalo kita ke apartment lo aja, mumpung malam ini saya lagi bosan jalan ama cewek, bagaimana?” Tanya Doni dengan nada slengean.
“Gimana ya, pacar saya bagaimana?” Jawab Rico lagi bingung.
“Emangnya kamu ada janji Ric?” Tanjung bertanya.
“Iya, tapi saya juga ingin ke sana?”
“Ya udah deh, batal” Sahut Doni kesal.
“Jangan gitu Don!, bisa diatur kok, gini aja Rico jalan sama cewek dulu, Aku dan Doni nuggu kamu dulu di tempat biasa, kalo udah beres kita bteriakkat bersama ke sana bagaimana? ” Urai Tanjung dengan gaya bijaknya.
“Oke saya setuju” Sahut Rico.
“Iya deh” Doni menerima tawaran Tanjung.
Mereka bertiga menuju tempat biasa, sebuah cafe yang biasa mereka tongkrongin. Doni dan Tanjung masuk Cafe itu dengan kurang semangat. Sementara Rico menjemput pacarnya untuk sekedar memenuhi janjinya.
*****
“Kamu kok gitu sih Don, nggak suka kalo temennya jalan sama cewek?” Tanjung membuka pembicaraan.
“Nggak gitu sih, cuma..udahlah kita minum aja!”
“Eh, Jung gebetan kamu yang mengnafsukan itu lagi kemana? Kok nggak kesaritan sih”
“Tahu tuh mungkin lagi cuti”
Tanjung dan Doni menghabiskan waktu dengan ngobrol kesana-kemheri tanpa arah. Sudah 45 menit mereka wajib sabar mengunggu sahabatnya yang lagi kencan sama ceweknya. Doni dengan raut muka yang makin kesal mulai mengalihkan kegiatan dengan menggoda cewek-cewek yang datang dengan senyumnya yang maut itu. Tanjung cuma tersenyum melihat ulah Doni yang tidak mau berubah dheri dulu. Maklum tampang seperti Doni memang paling didemenin sama cewek, makanya sangat mudah baginya mencheri pasangan sekerdar untuk mengisi waktu.
“Don, ayo kita bteriakkat!” Panggil Rico yang baru datang.
“Oke friend” Jawab Doni sambil meninggalkan cewek yang baru saja ia ajak dance.
“Udah Ric?” Tanya Tanjung sambil memberikan sejumlah uang pada pelaayan cafe.
“Ayo cepet! ntar kemaleman nih?” Sahut Doni.
Doni, Tanjung dan Rico masuk mabil menuju sebuah vila milik Rico. Karena Doni yang lagi ngebet ke sana, maka ia yang nyetir mobinya. Selama perjalanan mereka terus bergurau tanpa henti.
“Don, emangnya kita mau apa sih kesana?, paling-paling seperti biasa bakar ayam, nonton film horor dan begadang sampai pagi”, Tanya Rico
“Tenang aja man, malam ini special untuk kasarin.”
“Apaan sih? Rico penasaran.
“Tahu” Tanjung menjawab sembheri menggeleng dengan senyumnya yang khas.
“Udahlah nanti tahu sendiri kok” Ujar Doni.
*****
Sesampai di Vila, Doni langsung menggiring kedua rekannya menuju kamar yang biasa mereka tempati bertiga. Doni langsung memutar sebuah CD yang dia dapat dheri rental.
“Film horor ya Don?” Tanya Rico.
“Lihat aja!” Sahut Doni.
Selang beberapa menit Rico dan Tanjung mulai mengerti film apa yang Doni suguhkan. Ya ternya sebuah film gay yang menampilkan tontonan-tontonan seks sesama lelaki yang dibintangi oleh remaja-remaja eropa yang ganteng dan keren, mulai dheri saling cium, meraba, oral dan anal. Doni agak gugup menikmati film itu, sedangkan Tanjung juga agak tersipu. Tapi mereka berdua merasa keberatan jika wajib menyiakan suguhan Doni yang konyol itu. Entah Rico dan Tanjung tteriaksang atau tidak, tapi yang jelas mereka mulai memegang kontolnya masing-masing sambil sesekali mengelusnya dengan manja.
“Ih.. kamu gila ya Don?, kok bawa film seperti ini.” Tanya Rico.
“Tapi asyik kan!?”
“Iya sih, cuma jorok aja.”
“Ric! Rasanya enak nggak ya seperti itu?” Tanya Doni memancing.
Doni sengaja duduk agak di balakang sehingga bisa bebas memperatikan kudua sahabatnya yang kelimpungan menikmati tontonan seks sejenis yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Ia sibuk sendiri di belakang. Selain mengamati rekannya, ia mulai melepas kaos oblong dan celana Jaens nya, sehingga ia cuma mengenakan CD biru tua. Kini tampaklah seorang Doni yang asli yaitu tubuh Doni yang putih mulus, gagah, dada bidang, paha putih yang dihiasi bulu hitam yang mulus, serta pantat temol dengan kemaluan yang cuma dibungkus CD ketat.
“Ngapain kamu Don?” Tanya tanjung heran ketika Doni yang telanjang mteriakkulnya dheri belakang sambil menciumi tengkuk dan menggerayangi Tanjung.
Tanjung cuma diam menikmati juluran lidah Doni yang menggelitik tengkuk dan lehernya serta remasan-remasan tangan Doni pada puting toketnya. Ia cuma mengteriak keenakan.Sementara Rico cuma bisa menelan liur dan meremas-remas kontolnya yang telah tegang dheri tadi melihat tontonan yang diperankan Doni terhadap Tanjung.
Rupanya Rico makin tidak tahan dengan tontonan rekannya itu. Kini Rico tidak bisa berfikir tenang lagi, ia mulai melepaskan bajunya. Wow.. tubuh Rico yang tidak kalah dengan Doni terlihat jelas. Dadanya bidang, kulitnya putih bersih tanpa noda sedikitpun, pacuma yang mengnafsukan itu juga terlihat jelas. Tapi benda tegang di belahan pacuma masih terbungkus CD putih polos. Lalu ia ikut bercumbu dengan rekannya. Rico yang tadi cuma diam sekarang mulai meraba-raba pungging Doni dheri belakang. Lalu ia menyibakkan rambut Doni yang gondrong sehingga terihat jelas tengkungya. Akhirnya Rico berani mengerjai tengkuk dan leher Doni yang putih sampai merah merona.
“Shhtt.. terus Don.. enak Doon!” Tanjung mengteriak.
“Oke!” Jawab Doni singkat.
Tanjung makin tak ada daya membatalkan nikmat yang luar biasa yang diberikan rekannya. Hingga tanpa sengaja, kini ia cuma mengenakan CD saja.
Doni menidurkan Tanjung di Sofa. Lalu ia menindihnya. Mereka mulai melakukan kuluman bibir. Sementara Rico cuma asyik menikmati tubuh Doni dheri belakang. Puas dengan kuluman bibir, Doni turun dan mulai menjilati tubuh Tanjung bagian dada dan perut dan mengoral kontol Tanjung sampai kuluar semua pejuhnya. Rico menggantikan posisi Doni yaitu menikmati bibir Tanjung. Lama sekali mreka dengan posisi seperti itu.
Setelah puas dengan tubuh Tanjung, kini Rico yang jadi obyek. Rico tidur terlentang dengan tangan susangkat ke atas sambil menikmati jilatan Tanjung dan Doni yang nikmat itu.
“Itu Don ” Ucap Rico menunjukkan kontolnya yang ingin dikulum.
Tanpa perintah Tanjung mendahului Doni. Tanjung memkamurotkan CD Rico dan mulai mengelus, mengocok kontoll Rico yang cukup besar dengan bulu hitam yang mulus gak begitu tebal disekitarnya. Mula-mula Tanjung menjilati ujung kontolnya, setelah Rico kkamunjotan dimasukkannya kontol kontol Rico pada mulut Tanjung. Tanjung mulai asyik dengan kontol rekannya yang putih itu. Ia kocok perlahan sesekali disedot dengan keras. Cput..cput.. begitulah kiranya bunyi ketika sedotan Tanjung terlepas. Rico yang hampir mencapai klimaks cuma bisa mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi untuk mengimbangi kepuasan itu. Doni yang lagi asyik memerahkan paha Rico menggantikan peran Tanjung, dikulumnya kontol Rico sambil dipadu dengan sedotan-sedotan maut sampai akhirnya moncrotlah seringkali pejuh Rico ke mulut Doni.
“Ach.. nikmat man..” Rico mengteriak, Tanjung cuma tersenyum.
Doni duduk di sofa agak menepi dengan kaki skamujor sehingga kontolnya yang tidak lagi terbungkus CD tegak bak tiang bendera. Ia memerintahkan rekannya untuk mengulumnya. Tanjung dan Rico yang baru saja diberi kepuasan oleh Doni cuma nurut saja. Mereka berdua tukaran mengulum kontol Doni yang besar, paling besar susantara milik mereka berdua panjangnya sekitar 25 cm dengan diameter 3,5 cm, maklum kontol indo. Tanjung dan Rico kadang sampai tersedak dengan kontolnya. Ketika Tanjung mengulum kontol Doni, Rico menjilati pacuma begitu pula sebaliknya. Sampai seringkali mereka tukaran, Doni masih saja ayik menikmati kuluman bibir rekannyan, saking capeknya Rico tidak mau lagi mengocok dengan mulutnya tapi dengan tangannya san sesekali disedot dengan agak keras belum lama perlakuan seperti itu.
“Ahh..nikmat..” Tiba-tiba pejuh Doni moncrot ke muka Rico.
Dengan bahagia hati Tanjung menjilatinya. Sementara Doni tergeletak lemas menikmati sisa kepuasan yang baru saja ia rasakan.
“Pindah ke ranjang aja yuk” Ajak Rico.
Tanjung dan Doni cuma menganggukkan kepala. Mereka bertiga menuju ranjang besar yang biasa mereka termpati untuk sekedar tidur dan bergurau. Rupanya Rico dan Tanjung tersipu malu atas aktivitas mereka detik itu. Lain halnya dengan Doni yang nampak biasa seaka tidak ada apa-apa.
Melihat kedua rekannya yang tidak marah bahkan menikmati seks sejenis, Doni berulah lagi yaitu dengan menyuruh Rico menungging. Doni berlutut dibelakangnya sambil mengocok kontolnya yang masih lemas. Setelah tegak kembali ia lumuri kontolnya dengan baby oil yang ia siapkan. Rico cuma terdiam, menunggu apa yang akan dilakukan Doni. Astaga.. Doni memasukkan kontol besarnya ke anus Rico yang masih virgin itu.
“Oh.. Sakit Don!” Jerit Rico merasakan kontol Doni menusuk anusnya.
“Tenang aja man sebentar lagi enak kok ” Jawab Doni menenangkan Rico.
Selang beberapa detik sekitar lima kali hentakan Rico tidak lagi menjerit, malah teriakan yang keluar dheri mulutnya.
“Terus Don.. enak Don.. lebih keras lagi Don..!” Pinta Rico yang mulai ketagihan dengan kontol besar Doni.
“Jung ole mau nyoba?” Doni menawheri Tanjung.
Tanjung agak grogi ketika mulai memasukkan kontolnya ke anus Rico. Hanya sekali hentakan kontol Tanjung ambles ke dalam anus Rico.
“Kocok terus Jung!” Doni mengajheri Tanjung
.
Tanjung rupanya sangat menikmati tontonan anal itu, a mulai menggigit bibir bawahnya menahat nikmat tiada tara. Sementara Doni ganti mereplay anus Tanjung dengan jilatan-jilatan. Puas dengan menjilati pantat Tanjung yang gempal. Ia memasukkan kontolnya ke anus Tanjung. Tanjung kaget dengan perlakuan Doni. Sampai terlepas kontolnya dheri anus Rico. Melihat Tanjung yang bingung Doni melakukannya dengan hati-hati. Setelah berjalan beberapa menit Tanjung bisa menikmati kentotan Doni atas anusnya, sehingga Tanjung juga memasukkan lagi kontolnya ke anus Doni yang beberapa detik menunggu kentotan Tanjung.
Mereka bertiga sangat menikmati perminan ini. Rico menikmati gesekan kontol Tanjung yang perlahan tapi nikmat, Tanjung menikmati anus Rico yang kenyal, hangat dan menjepit, dan juga menikmati kontol Doni yang besar menyodok-nydok anusnya, begitu pula Doni menikmati anus Tanjung yang virgin itu.
“Gila bener man, enak man..” Doni menceracau.
Setelah lama mengentot Rico, rupanya Tanjung telah klimaks. Rico langsung tukar posisi, ia pindah ke belakang Doni. Awalnya ia menjilati pantat Doni yang mengnafsukan kemususan ia juga mengocok kontolnya di dalam anus Doni yang merah itu.
Begitulah seterusnya. Mereka saling mengentot dan dikentot sampai lima kali putaran.Inilah yang disebut ’3 in 1′. Tiga cowok yang ganteng-ganteng dan keren-keren bergabung jadi satu dihubungkan dengan sebuah benda yang disebut ‘kontol’.
TAMAT