Ini adalah cerita seorang suami yang istrinya berselingkuh
Pukul 14.00, Selasa
Begitu buka pintu, istriku langsung berhadapan dengan seorang lelaki dengan perawakan sedang. Nampak matanya tajam menembusi mata istriku. Sesaat istriku terpana. Belum seutuhnya menyadari keadaan ketika lelaki itu mengucapkan, ‘Selamat siang, buu ..’, yang secara reflek dijawabnya ‘selamat siang’. ‘Madu bu, madu asli Sumbawa, bagus untuk kesehatan sekeluarga. Murah saja bu, buat ongkos pulang’. Begitu lelaki itu langsung terus nyerocos.
Dan istriku, nggak tahu kenapa, dia tidak begitu mendengarkan omongannya tapi justru memperhatikan sosok lelaki tersebut. Tampak olehnya lelaki dibalut kulit kehitaman, alisnya tebal. Dan matanya yang tajam itu begitu terasa menusuki matanya. Dan anehnya jantungnya langsung deg-degan. Dia merasakan ada pesona membakar yang langsung melanda hatinya, perasaannya. Lelaki itu setengah baya, kira-kira 35 tahunan. Dengan baju kotak-kotak dan celana khakinya yang walaupun nampak agak kasar dan kumuh, lelaki itu begitu jantan. Dan itulah yang memuat jantung istriku deg-degan berdebar.
Tak pernah perasaan macam itu hadir di hati istriku. Sepanjang ini dia merupakan type istri yang sangat setia. Sebagai seorang perempuan tak pernah selintaspun hadir dalam hati dan pikirannya mengenai lelaki lain kecuali suaminya yang sangat dicintai dan hormatinya.
Tetapi kenapa sekarang ini tiba-tiba ada perasaan lain menghadapi lelaki ini. Pandangan mata lelaki itu, kenapa membuat jantungnya berdebar. Dan ahh .., lantas saat itu hadir kerinduannya pada sang suami. Bayangan belaian suami yang menelusuri tubuhnya. Hendusan nafasnya yang meniupi telinganya hingga bergidik birahinya bangkit bergetar.
‘Bu, koq ibu nampak pucat, sakit ..??’, tiba-tiba istriku tersedar, ‘ ..e ..ng..ngg..gak, nggak .. pa pa .. Ah maaf, silahkan masukk .., mari sini, silahkan duduk .. ‘, jawab istriku dengan gugup dan serta merta menyilahkan lelaki asing itu untuk memasuki rumahnya, yang kemudian langsung disusul perasaan menyesal, kenapa dia persilahkan orang asing memasuki kerumah dan bahkan mempersilahkan duduk. Rupanya istriku menjadi salah tingkah. Sesaat dia ingin menahan, ‘..eehh ..’, terpikir untuk mencabut ajakan masuk rumah tadi, tetapi ..perasaannya nggak enak setelah lelaki dengan botol-botol madunya itu masuk menaruh bawaannya dan duduk di sofa panjang ruang tamu. Sekali lagi dia ingat suaminya. Suaminya yang sering duduk di sofa tersebut sambil membaca koran atau majalah. Pada saat-saat seperti itu dia biasanya mendekat, menaruh tangannya dipangkuannya yang langsung disambut oleh suaminya dengan begitu mesra, dirangkulnya dan diciuminya. Terkadang ah .. belaian mesra kemudian berlanjut menjadi asyik masuk sebagaimana lelaki dan perempuan yang suami istri.
Dan lelaki asing itu sekarang duduk di sofa yang sama. Sesaat timbul rasa takut, siapa tahu dia mempunyai maksud-maksud jahat. Tetapi matanya itu, walaupun sosoknya agak kasar dari matanya itu nampaknya lelaki asing ini baik. Istriku merasa tidak perlu menampakkan cemas menghadapinya. ‘Duduk dulu ya mas, ..mau minum apa??’ eehh ..bahkan selanjutnya dia juga menawarkan minum. Dan tanpa menunggu jawabannya istriku langsung ke dapur membuatkan minuman.
Saat hendak menyuguhkan, nalurinya mengingatkan untuk sedikit dandan, menata rambutnya, bajunya. Dia menuju ke kamar, kedepan kaca dan meja rias. Dipenghujung usianya yang 42 th. dirinya masih cantik, sebagaimana komentar banyak orang. Dia menyisir, menggunakan bando, memantas-mantaskan roknya, blusnya. Dan tidak lupa ..crot crot, sedikit minyak wangi di tubuhnya. Selintas terpikir ..mau apaa ini ..adakah jiwa petualangan di hatinya?? Mau ngapain kamu jengg ..?? Begitu pikirnya ..
‘Ah, ibu jadi repot nih ..’, begitu basa-basi lelaki asing itu. ‘Nggaak ..ada koq, silahkan minum..’, dia sepertinya sengaja melemparkan senyuman, kemudian dia balik ke dapur mengembalikan nampan. Saat hendak balik menemui tamunya, terpikir ingin iseng sedikit. Dia masuk ke kamar. Ada celah kecil dari kamar dimana dia bisa mengintip lelaki itu.
Nampak olehnya lelaki itu mengambil cangkir teh dan menyeruput isinya .. Jelas kini. Kekumuhannya, mungkin karena menjadi orang jalanan, tidak mempengaruhi tampilannya yang sangat jantan. Wajahnya tidak cakep tetapi nampak wajah yang tegas dengan sedikit guratan kesungguhan pada dahinya dan kelopak bawah matanya. Dan pandangan matanya itu lhoo .. Aahh .., kenapa lelaki seperti itu cuma kerja jadi pedagang keliling jual madu .. Tetapi yah, ..siapa tahu .. Jakarta yang keras macam ini membuat sesorang harus berjuang untuk hidupnya ..dan melakukan apa saja yang suka atau tidak suka harus dilakukan untuk mempertahankan hidup.
Kini nampak dia itu duduk sedikit santai. Bersandar di jok sofa, kakinya selonjor kelantai dengan sedikit merenggangkan pahanya. Ahh .. Istriku kembali ingat suaminya ..begitulah duduknya sesaat pulang dari kantor. Debar jantung istriku bangkit kembali. Dia perhatikan celana khaki yang agaknya dekil itu. Tepat di daerah selangkangannya, nampak tonjolan menggunung. Dan yang membuat istriku semakin penasaran adalah, dengan tangannya yang nampak berotot, sesekali lelaki itu mengelusi tonjolan tersebut sambil matanya setengah meram seakan menikmati.
Uhh ..kenapa lelaki itu berbuat demikian..ah ..mungkin hanyalah kebiasaan. Tetapi bagi istriku hal tersebut membuat darahnya terpacu ke atas. Wajahnya menjadi nanar, matanya pasti memerah dan tanpa sengaja, lidahnya menjilati bibirnya dan kemudian menggigitnya. Dia menahan suatu gejolak ..gejolak birahi.. Perasaan yang sama seperti saat suaminya membelai kemudian mengendusi lehernya, hadir dari belakang celah sempit di kamarnya saat dia mengintip lelaki asing itu. Eehh .. kenapa sih aku ini ..? Setengah heran masih bertanya pada diri ..
Tiba-tiba terlintas olehnya akan ulah ngintipnya itu. Sejak SMP diantara teman-temannya dia sering disebut sebagai petualang. Memang, walaupun anak perempuan dia senang sekali dengan hal-hal petualangan. Dia naik gunung, jalan menyelusuri sungai, panjat tebing dsb. Bahkan di kotanya dia diangkat menjadi salah satu pengurus klub pecinta alam. Sudah begitu lama itu berlalu. Sejak berumah tangga kesenangan petualangan itu pupus sendiri. Sudah lupa. Dan kini, saat ngintip tamu asingnya itu dia ingat jiwa petualangan itu lagi. ‘Masih adakah jiwa itu padaku?’, setengah bertanya dalam hatinya.
Dan jawabannya adalah hati yang gemetar dan jantung yang degupnya sangat keras hingga seakan tubuhnya bergoyang. Dia ingat saat-saat ber-ada di suatu peristiwa panjat tebing. Saat itu dia harus menembus satu celah sulit, dan berhasil. Saat seperti itu ketegangan yang amat dirasakan memacu adrenalinnya. Dan ketegangan semacam itu saat ini dia rasakan kembali. Kerinduan akan petualangan masa muda tiba-tiba menyeruak dan menembusi relung-relung hati dan pikirannya. Kerinduan yang kembali memacu adrenalinnya.
Dan dia nggak bisa menolak kerinduan petualangan itu. Dia pengin. Pengin merasakan lagi, setidak-tidaknya untuk kali ini saja. Dia pengin kembali bertualang, merasakan adrenalinnya terpacu kembali. Tapi kali ini tantangannya beda. Bukan karang terjal. Bukan pucuk-pucuk gunung. Bukan pula jeram riam sungai-sungai. Kali ini adalah lelaki asing di lobang pengintaian itulah sasarannya. Dan inilah kesempatannya, mumpung suami sedang keluar kota dan pelayan kecilnya sedang menginap liburan di tempat kakaknya. Dan lelaki itu alangkah seksinya untuk begitu saja dilewatkan. Dari bulu alisnya yang hitam tebal dia bayangkan bagian-bagian tubuh lelaki itu juga akan menghitam dan tebal penuh bulu. Uhh ..bayangan itu .., fantasinya.., khayalannya macam itu .. sepertinya bukan baru sekarang munculnya.
Jauh didalam lubuk hatinya, selama ini sesungguhnyalah dia merindukan lelaki lain di luar suaminya. Lelaki lain yang lebih jantan, mungkin juga lebih kasar, lelaki yang lebih seksi yang bisa membangkitkan nafsu seksualnya ..yang lebih memahami gejolak birahinya. Dengan suaminya .. dia rasakan selama ini nggak pernah benar-benar mendapatkan sesuatu yang selalu ditunggu setiap perempuan, orgasme. Kepuasan puncak dalam hubungan seksual.
Sayang, walaupun tidak berarti kurang cinta dan hormatnya, suaminya tidak menunjukkan perhatiannya secara sungguh untuk hal ini. Dia kelewat sibuk dengan urusannya. Dia pikir perempuan hanya butuh materi, uang, perhiasan atau mobil, sebagaimana yang dia selalu penuhi untuk membahagiakan istrinya.
Begitulah kalau birahi menyerang seseorang. Segala hambatan dan rintangan berusaha ditembusi. Setiap yang salah dicari kambing hitamnya untuk mendapatkan pembenaran tingkah dirinya sendiri. Nafsu birahi hampir selalu egoistik. Dan kini, ketetapan istriku telah penuh. Kembali bertualang. Harus dapat. Dan sekarang. Inilah saat yang tepat dan untuk sasaran yang juga tepat. Masalahnya tinggal bagaimana cara melaksanakannya. Bagaimana dengan perasaan suaminya, seandainya suatu saat dia mengetahui .. aah .. ‘Jangan lagi bimbang’, Begitulah keputusannya. Dorongan nafsu yang sangat kuat membuat dia enggan untuk menghindar. Semua lainnya dia abaikan. Biarlah nalurinya nanti yang akan mencari jawaban. Dengan kepercayaan pada nalurinya itu, istriku menjadi lebih santai. Pelan-pelan disusupkannya tangannya ke dalam blusnya. Dia mainkan puting susunya. Dia bayangkan lelaki asing itu sesaat lagi akan mengisapnya. Lidahnya akan menjilati dan giginya akan menggigitinya. Ooohh, ampuunn ..nikmaatt ..
Khawatir berlama-lama sendirian, istriku beranjak keluar kamar untuk menemui tamunya. Tetapi sebelum keluar, naluri petualangannya mulai memberikan sinyal. Dia melangkah menuju lemari bajunya. Diambilnya rok model ‘midi kulot’ dengan sedikit belahan pada ujung bawahnya yang mudah terlepas dari pinggulnya dan siap telanjang. Dengan sekali menarik resluitingnya dijamin rok itu akan langsung lepas ke lantai. Dan untuk atasannya, dia pilih blus dengan kain halus yang tipis. Kain itu akan mudah menampakkan kontur tubuhnya, buah dada dan bahunya yang bidang. ‘Kamu sangat seksi dengan baju itu, jeng’, begitu pujian suaminya suatu kesempatan.
*****
Pukul 14.12, Selasa
Berapa harga madunya, Mas ..?’, dia membuka omongan. Dan membuat lelaki tamu asingnya itu mendongak serta memperhatikan kehadirannya yang telah berganti pakaian untuk tamunya. Nampak keterperanjatan sesaat di matanya sebelum dia menjawab, ..’Hmm ..terserah ibu sajalah ..’,
‘Lhoo, koq terserah .., n’tar Mas rugi lhoo ..’, sambil mendekat hingga sangat dekat, kemudian meraih salah satu botol madu, dengan maksud lain, yaitu menebarkan aroma parfum merangsangnya sebelum kemudian mengasongkan bokongnya ke kursi di depan tamunya. ‘Ahh nggaakk.. bbuat ibu sih nggak pa pa ..khan sya uu.. dah dissu.. ssuu..guhin minum segala ..’. Sahut penjual madu itu. Nah ..kelihatan sudah, suaranya nampak tergetar, walaupun dia berusaha untuk berkesan akrab dan menguasai diri. Dan ..matanya tidak lagi mampu lepas dari tubuh istriku. Memang kuakui, walaupun sudah cukup umur istriku masih amat seksi di mata para lelaki. Aku sendiri tak puas-puasnya selalu memandanginya, sampai dia suka merasa malu. Apa lagi kalau udah pakai baju lembut tipis dengan kulot sebagaimana yang nampak saat ini.
Istriku menyadari bahwa lelaki ini memperhatikan penampilannya. Aroma minyak wangi yang cukup semerbak pasti membuat tamu asingnya ini kelimpungan. Pasti dia memahami tingkah perempuan. Lelaki dengan tampilan macam dia pasti banyak perempuan yang memburunya. Dia pasti memiliki pengalaman dan memahami, kalau seorang perempuan yang saat pertemuan pertama tadi masih amburadul, kemudian sesaat masuk ke kamarnya dan keluar lagi menjadi rapi dan wangi, biasanya mempunyai kemauan dan harapan khusus. Hal macam ini pasti tidak asing bagi dia, lelaki jantan yang perempuan manapun melihat langsung terdongkrak birahinya.
‘Apa sih khasiatnya madu ..??’, istriku bergaya genit manja setengah bertanya se-akan tidak tahu, memancing dan berharap bisa terjadinya dialog yang ..sebagaimana kalau bicara khasiat madu di antara para lelaki. ‘Banyak bu, .. Secara umum ini bagus untuk kesehatan .., dari anak-anak sampai dewasa baik minum ini ..’. ‘Secara khusus? ..apa?’, ‘Ah, ibu ..khan suami ibu juga tahu ..ini termasuk jamu sehat dan kuat buat bapak-bapak’.
Whoo ..pancingan omongan telah dilemparkan dan nampaknya umpan mulai dimakan. Bicara kekuatan lelaki. ‘Tapi, saya nggak pernah lihat buktinya, tuh ..!’, sanggah pura-pura istriku dengan umpan yang lebih kuat. ‘Tapi madu ini lain bu, .. Ini diambil khusus dari hutan. Ini yang namanya madu hutan. Lebahnya bisa menyerang siapapun yang mendekat. Para pengambil madu ini harus memilik keberanian dan pengalaman’.
Wahh .. bagaimana caranya menggiring buruan ini .., istriku berfikir keras. Dengan pura-pura serius mendengarkan, dia mulai bermain, melenggokkan bahu dan sesaat kemudian merenggangkan pahanya. Sementara tukang madu tadi mencuri pandang ke mata istriku, salah tingkah. Kemudian tangannya yang memegang botol madunya mengelus-elus leher botolnya, macam seseorang mengelus-elus alat vital. Tingkah tersebut nampak sangat erotis di mata istriku. Dan tukang madu itu rupanya juga sadar ..menggiring pembicaraan dan suaranya mulai terdengar parau, sementara tangannya terus mengelusi leher botol itu. ‘Bbb..bbu, ini buat bapak .. Bapak mana Bu ..?’, tiba-tiba dia menanyai suaminya .., setengah berbisik .., ‘Bapak sedang tugas ke Medan sampai hari Minggu nanti ..’, suara istriku juga ikut parau ..dan hatinya bergetar bersorak .., dia sudah yakin mangsanya masuk dalam jeratannya.
Bersambung Ke bagian 2
Pukul 14.00, Selasa
Begitu buka pintu, istriku langsung berhadapan dengan seorang lelaki dengan perawakan sedang. Nampak matanya tajam menembusi mata istriku. Sesaat istriku terpana. Belum seutuhnya menyadari keadaan ketika lelaki itu mengucapkan, ‘Selamat siang, buu ..’, yang secara reflek dijawabnya ‘selamat siang’. ‘Madu bu, madu asli Sumbawa, bagus untuk kesehatan sekeluarga. Murah saja bu, buat ongkos pulang’. Begitu lelaki itu langsung terus nyerocos.
Dan istriku, nggak tahu kenapa, dia tidak begitu mendengarkan omongannya tapi justru memperhatikan sosok lelaki tersebut. Tampak olehnya lelaki dibalut kulit kehitaman, alisnya tebal. Dan matanya yang tajam itu begitu terasa menusuki matanya. Dan anehnya jantungnya langsung deg-degan. Dia merasakan ada pesona membakar yang langsung melanda hatinya, perasaannya. Lelaki itu setengah baya, kira-kira 35 tahunan. Dengan baju kotak-kotak dan celana khakinya yang walaupun nampak agak kasar dan kumuh, lelaki itu begitu jantan. Dan itulah yang memuat jantung istriku deg-degan berdebar.
Tak pernah perasaan macam itu hadir di hati istriku. Sepanjang ini dia merupakan type istri yang sangat setia. Sebagai seorang perempuan tak pernah selintaspun hadir dalam hati dan pikirannya mengenai lelaki lain kecuali suaminya yang sangat dicintai dan hormatinya.
Tetapi kenapa sekarang ini tiba-tiba ada perasaan lain menghadapi lelaki ini. Pandangan mata lelaki itu, kenapa membuat jantungnya berdebar. Dan ahh .., lantas saat itu hadir kerinduannya pada sang suami. Bayangan belaian suami yang menelusuri tubuhnya. Hendusan nafasnya yang meniupi telinganya hingga bergidik birahinya bangkit bergetar.
‘Bu, koq ibu nampak pucat, sakit ..??’, tiba-tiba istriku tersedar, ‘ ..e ..ng..ngg..gak, nggak .. pa pa .. Ah maaf, silahkan masukk .., mari sini, silahkan duduk .. ‘, jawab istriku dengan gugup dan serta merta menyilahkan lelaki asing itu untuk memasuki rumahnya, yang kemudian langsung disusul perasaan menyesal, kenapa dia persilahkan orang asing memasuki kerumah dan bahkan mempersilahkan duduk. Rupanya istriku menjadi salah tingkah. Sesaat dia ingin menahan, ‘..eehh ..’, terpikir untuk mencabut ajakan masuk rumah tadi, tetapi ..perasaannya nggak enak setelah lelaki dengan botol-botol madunya itu masuk menaruh bawaannya dan duduk di sofa panjang ruang tamu. Sekali lagi dia ingat suaminya. Suaminya yang sering duduk di sofa tersebut sambil membaca koran atau majalah. Pada saat-saat seperti itu dia biasanya mendekat, menaruh tangannya dipangkuannya yang langsung disambut oleh suaminya dengan begitu mesra, dirangkulnya dan diciuminya. Terkadang ah .. belaian mesra kemudian berlanjut menjadi asyik masuk sebagaimana lelaki dan perempuan yang suami istri.
Dan lelaki asing itu sekarang duduk di sofa yang sama. Sesaat timbul rasa takut, siapa tahu dia mempunyai maksud-maksud jahat. Tetapi matanya itu, walaupun sosoknya agak kasar dari matanya itu nampaknya lelaki asing ini baik. Istriku merasa tidak perlu menampakkan cemas menghadapinya. ‘Duduk dulu ya mas, ..mau minum apa??’ eehh ..bahkan selanjutnya dia juga menawarkan minum. Dan tanpa menunggu jawabannya istriku langsung ke dapur membuatkan minuman.
Saat hendak menyuguhkan, nalurinya mengingatkan untuk sedikit dandan, menata rambutnya, bajunya. Dia menuju ke kamar, kedepan kaca dan meja rias. Dipenghujung usianya yang 42 th. dirinya masih cantik, sebagaimana komentar banyak orang. Dia menyisir, menggunakan bando, memantas-mantaskan roknya, blusnya. Dan tidak lupa ..crot crot, sedikit minyak wangi di tubuhnya. Selintas terpikir ..mau apaa ini ..adakah jiwa petualangan di hatinya?? Mau ngapain kamu jengg ..?? Begitu pikirnya ..
‘Ah, ibu jadi repot nih ..’, begitu basa-basi lelaki asing itu. ‘Nggaak ..ada koq, silahkan minum..’, dia sepertinya sengaja melemparkan senyuman, kemudian dia balik ke dapur mengembalikan nampan. Saat hendak balik menemui tamunya, terpikir ingin iseng sedikit. Dia masuk ke kamar. Ada celah kecil dari kamar dimana dia bisa mengintip lelaki itu.
Nampak olehnya lelaki itu mengambil cangkir teh dan menyeruput isinya .. Jelas kini. Kekumuhannya, mungkin karena menjadi orang jalanan, tidak mempengaruhi tampilannya yang sangat jantan. Wajahnya tidak cakep tetapi nampak wajah yang tegas dengan sedikit guratan kesungguhan pada dahinya dan kelopak bawah matanya. Dan pandangan matanya itu lhoo .. Aahh .., kenapa lelaki seperti itu cuma kerja jadi pedagang keliling jual madu .. Tetapi yah, ..siapa tahu .. Jakarta yang keras macam ini membuat sesorang harus berjuang untuk hidupnya ..dan melakukan apa saja yang suka atau tidak suka harus dilakukan untuk mempertahankan hidup.
Kini nampak dia itu duduk sedikit santai. Bersandar di jok sofa, kakinya selonjor kelantai dengan sedikit merenggangkan pahanya. Ahh .. Istriku kembali ingat suaminya ..begitulah duduknya sesaat pulang dari kantor. Debar jantung istriku bangkit kembali. Dia perhatikan celana khaki yang agaknya dekil itu. Tepat di daerah selangkangannya, nampak tonjolan menggunung. Dan yang membuat istriku semakin penasaran adalah, dengan tangannya yang nampak berotot, sesekali lelaki itu mengelusi tonjolan tersebut sambil matanya setengah meram seakan menikmati.
Uhh ..kenapa lelaki itu berbuat demikian..ah ..mungkin hanyalah kebiasaan. Tetapi bagi istriku hal tersebut membuat darahnya terpacu ke atas. Wajahnya menjadi nanar, matanya pasti memerah dan tanpa sengaja, lidahnya menjilati bibirnya dan kemudian menggigitnya. Dia menahan suatu gejolak ..gejolak birahi.. Perasaan yang sama seperti saat suaminya membelai kemudian mengendusi lehernya, hadir dari belakang celah sempit di kamarnya saat dia mengintip lelaki asing itu. Eehh .. kenapa sih aku ini ..? Setengah heran masih bertanya pada diri ..
Tiba-tiba terlintas olehnya akan ulah ngintipnya itu. Sejak SMP diantara teman-temannya dia sering disebut sebagai petualang. Memang, walaupun anak perempuan dia senang sekali dengan hal-hal petualangan. Dia naik gunung, jalan menyelusuri sungai, panjat tebing dsb. Bahkan di kotanya dia diangkat menjadi salah satu pengurus klub pecinta alam. Sudah begitu lama itu berlalu. Sejak berumah tangga kesenangan petualangan itu pupus sendiri. Sudah lupa. Dan kini, saat ngintip tamu asingnya itu dia ingat jiwa petualangan itu lagi. ‘Masih adakah jiwa itu padaku?’, setengah bertanya dalam hatinya.
Dan jawabannya adalah hati yang gemetar dan jantung yang degupnya sangat keras hingga seakan tubuhnya bergoyang. Dia ingat saat-saat ber-ada di suatu peristiwa panjat tebing. Saat itu dia harus menembus satu celah sulit, dan berhasil. Saat seperti itu ketegangan yang amat dirasakan memacu adrenalinnya. Dan ketegangan semacam itu saat ini dia rasakan kembali. Kerinduan akan petualangan masa muda tiba-tiba menyeruak dan menembusi relung-relung hati dan pikirannya. Kerinduan yang kembali memacu adrenalinnya.
Dan dia nggak bisa menolak kerinduan petualangan itu. Dia pengin. Pengin merasakan lagi, setidak-tidaknya untuk kali ini saja. Dia pengin kembali bertualang, merasakan adrenalinnya terpacu kembali. Tapi kali ini tantangannya beda. Bukan karang terjal. Bukan pucuk-pucuk gunung. Bukan pula jeram riam sungai-sungai. Kali ini adalah lelaki asing di lobang pengintaian itulah sasarannya. Dan inilah kesempatannya, mumpung suami sedang keluar kota dan pelayan kecilnya sedang menginap liburan di tempat kakaknya. Dan lelaki itu alangkah seksinya untuk begitu saja dilewatkan. Dari bulu alisnya yang hitam tebal dia bayangkan bagian-bagian tubuh lelaki itu juga akan menghitam dan tebal penuh bulu. Uhh ..bayangan itu .., fantasinya.., khayalannya macam itu .. sepertinya bukan baru sekarang munculnya.
Jauh didalam lubuk hatinya, selama ini sesungguhnyalah dia merindukan lelaki lain di luar suaminya. Lelaki lain yang lebih jantan, mungkin juga lebih kasar, lelaki yang lebih seksi yang bisa membangkitkan nafsu seksualnya ..yang lebih memahami gejolak birahinya. Dengan suaminya .. dia rasakan selama ini nggak pernah benar-benar mendapatkan sesuatu yang selalu ditunggu setiap perempuan, orgasme. Kepuasan puncak dalam hubungan seksual.
Sayang, walaupun tidak berarti kurang cinta dan hormatnya, suaminya tidak menunjukkan perhatiannya secara sungguh untuk hal ini. Dia kelewat sibuk dengan urusannya. Dia pikir perempuan hanya butuh materi, uang, perhiasan atau mobil, sebagaimana yang dia selalu penuhi untuk membahagiakan istrinya.
Begitulah kalau birahi menyerang seseorang. Segala hambatan dan rintangan berusaha ditembusi. Setiap yang salah dicari kambing hitamnya untuk mendapatkan pembenaran tingkah dirinya sendiri. Nafsu birahi hampir selalu egoistik. Dan kini, ketetapan istriku telah penuh. Kembali bertualang. Harus dapat. Dan sekarang. Inilah saat yang tepat dan untuk sasaran yang juga tepat. Masalahnya tinggal bagaimana cara melaksanakannya. Bagaimana dengan perasaan suaminya, seandainya suatu saat dia mengetahui .. aah .. ‘Jangan lagi bimbang’, Begitulah keputusannya. Dorongan nafsu yang sangat kuat membuat dia enggan untuk menghindar. Semua lainnya dia abaikan. Biarlah nalurinya nanti yang akan mencari jawaban. Dengan kepercayaan pada nalurinya itu, istriku menjadi lebih santai. Pelan-pelan disusupkannya tangannya ke dalam blusnya. Dia mainkan puting susunya. Dia bayangkan lelaki asing itu sesaat lagi akan mengisapnya. Lidahnya akan menjilati dan giginya akan menggigitinya. Ooohh, ampuunn ..nikmaatt ..
Khawatir berlama-lama sendirian, istriku beranjak keluar kamar untuk menemui tamunya. Tetapi sebelum keluar, naluri petualangannya mulai memberikan sinyal. Dia melangkah menuju lemari bajunya. Diambilnya rok model ‘midi kulot’ dengan sedikit belahan pada ujung bawahnya yang mudah terlepas dari pinggulnya dan siap telanjang. Dengan sekali menarik resluitingnya dijamin rok itu akan langsung lepas ke lantai. Dan untuk atasannya, dia pilih blus dengan kain halus yang tipis. Kain itu akan mudah menampakkan kontur tubuhnya, buah dada dan bahunya yang bidang. ‘Kamu sangat seksi dengan baju itu, jeng’, begitu pujian suaminya suatu kesempatan.
*****
Pukul 14.12, Selasa
Berapa harga madunya, Mas ..?’, dia membuka omongan. Dan membuat lelaki tamu asingnya itu mendongak serta memperhatikan kehadirannya yang telah berganti pakaian untuk tamunya. Nampak keterperanjatan sesaat di matanya sebelum dia menjawab, ..’Hmm ..terserah ibu sajalah ..’,
‘Lhoo, koq terserah .., n’tar Mas rugi lhoo ..’, sambil mendekat hingga sangat dekat, kemudian meraih salah satu botol madu, dengan maksud lain, yaitu menebarkan aroma parfum merangsangnya sebelum kemudian mengasongkan bokongnya ke kursi di depan tamunya. ‘Ahh nggaakk.. bbuat ibu sih nggak pa pa ..khan sya uu.. dah dissu.. ssuu..guhin minum segala ..’. Sahut penjual madu itu. Nah ..kelihatan sudah, suaranya nampak tergetar, walaupun dia berusaha untuk berkesan akrab dan menguasai diri. Dan ..matanya tidak lagi mampu lepas dari tubuh istriku. Memang kuakui, walaupun sudah cukup umur istriku masih amat seksi di mata para lelaki. Aku sendiri tak puas-puasnya selalu memandanginya, sampai dia suka merasa malu. Apa lagi kalau udah pakai baju lembut tipis dengan kulot sebagaimana yang nampak saat ini.
Istriku menyadari bahwa lelaki ini memperhatikan penampilannya. Aroma minyak wangi yang cukup semerbak pasti membuat tamu asingnya ini kelimpungan. Pasti dia memahami tingkah perempuan. Lelaki dengan tampilan macam dia pasti banyak perempuan yang memburunya. Dia pasti memiliki pengalaman dan memahami, kalau seorang perempuan yang saat pertemuan pertama tadi masih amburadul, kemudian sesaat masuk ke kamarnya dan keluar lagi menjadi rapi dan wangi, biasanya mempunyai kemauan dan harapan khusus. Hal macam ini pasti tidak asing bagi dia, lelaki jantan yang perempuan manapun melihat langsung terdongkrak birahinya.
‘Apa sih khasiatnya madu ..??’, istriku bergaya genit manja setengah bertanya se-akan tidak tahu, memancing dan berharap bisa terjadinya dialog yang ..sebagaimana kalau bicara khasiat madu di antara para lelaki. ‘Banyak bu, .. Secara umum ini bagus untuk kesehatan .., dari anak-anak sampai dewasa baik minum ini ..’. ‘Secara khusus? ..apa?’, ‘Ah, ibu ..khan suami ibu juga tahu ..ini termasuk jamu sehat dan kuat buat bapak-bapak’.
Whoo ..pancingan omongan telah dilemparkan dan nampaknya umpan mulai dimakan. Bicara kekuatan lelaki. ‘Tapi, saya nggak pernah lihat buktinya, tuh ..!’, sanggah pura-pura istriku dengan umpan yang lebih kuat. ‘Tapi madu ini lain bu, .. Ini diambil khusus dari hutan. Ini yang namanya madu hutan. Lebahnya bisa menyerang siapapun yang mendekat. Para pengambil madu ini harus memilik keberanian dan pengalaman’.
Wahh .. bagaimana caranya menggiring buruan ini .., istriku berfikir keras. Dengan pura-pura serius mendengarkan, dia mulai bermain, melenggokkan bahu dan sesaat kemudian merenggangkan pahanya. Sementara tukang madu tadi mencuri pandang ke mata istriku, salah tingkah. Kemudian tangannya yang memegang botol madunya mengelus-elus leher botolnya, macam seseorang mengelus-elus alat vital. Tingkah tersebut nampak sangat erotis di mata istriku. Dan tukang madu itu rupanya juga sadar ..menggiring pembicaraan dan suaranya mulai terdengar parau, sementara tangannya terus mengelusi leher botol itu. ‘Bbb..bbu, ini buat bapak .. Bapak mana Bu ..?’, tiba-tiba dia menanyai suaminya .., setengah berbisik .., ‘Bapak sedang tugas ke Medan sampai hari Minggu nanti ..’, suara istriku juga ikut parau ..dan hatinya bergetar bersorak .., dia sudah yakin mangsanya masuk dalam jeratannya.
Bersambung Ke bagian 2