Friday, February 17, 2012

Perselingkuhan 19 Jam 5

Sambungan Dari bagian 4
Pukul 17.17, Selasa
Mereka beranjak dari tempat tidur. Ketika sang tamu meraih celananya hendak dikenakan, istriktu menahan, ‘Yoo, kita bertelanjang aja semalaman ini, bebas dan hewani, seperti Adam dan Hawa, bagaimana?’, usul istriku sambil ketawa kecil geli. Boleh juga nih, pikir sang lelaki, kemudian ditaruhnya kembali celananya dan mereka bertelanjang bulat menuju ruang makan.

Lelaki ini ketawa ngakak melihat istriku telanjang membawa makanan dari lemari es ke meja makan. Dia baru melihat dan mengalami pengalaman lucu macam ini. Demikian pula saat sang tamu berdiri untuk mengambil minumannya, istriku mentertawakan kontol gedenya yang bergelantungan macam bandulan itu.
Mereka makan sebagai orang bercinta. Istriku memulai menyuapkan sesendok nasi kemulut tamunya yang langsung mengunyahnya kemudian berciuman dan membagi kunyahan itu ke mulut istriku. Kembali tertawa cekikikan. Saat hendak minum istriku mengambil air gula, ‘malas ah mengamil sendok, pinjam ini yan buat ngaduk ..’, sambil menunjuk kontol gede panjang lelaki itu. ‘Ambill ..’, dan jadilah, kontol gede itu mencelup ke muk air teh dan gula menggantikan sendok sebagai adukan. Kemudian dia teguk air gula itu hingga tandas, ‘..hhuu.. nikmaatt..’.
eehh, kontol lelaki itu ngaceng .., maklum pada permainan di kamar tidur tadi hanya istriku yang merasakan kepuasan dengan dua kali orgasme, sementara tamunya ini sama sekali belum keluar spermanya. Pelampiasan birahinya tertunda. Dan ketika dapat senggolan tangan istriku kontolnya langsung saja ngaceng. Uhh, memang luar biasa gede dan panjangnya. Istriku beranjak ke meja tulisku mengambil mistar plastik yang selalu di meja itu, kembali dan membuat ukuran penis lelaki ini. Panjangnya 22 cm, dengan garis tengah batangnya 4 cm atau seperti pipa besi se-ukuran 1.5 inchi. ‘Berapa mbakk, ..’, tanya lelaki asing itu. Istriku menunjukkan panjangnya di mistar, dan menyebutkan garis tengah batangnya.
Pada kesempatan ini istriku lebih leluasa memperhatikan tubuh tamu asingnya. Dari tempat duduknya dia perhatikan dada tamu itu hitam dengan sedikit mengkilat karena dipadati oleh daging, nampak sangat sehat. Sebagai lelaki pentilnya nampak cukup besar. Ahh.. aku belum sempat mengisap puting itu. Pasti sedap mendengar rintihan tamunya saat dia melumati puting itu, dia mengkhayal lagi. Kemudian dia perhatikan pula bahunya yang bidang, bagian mana yang menampakkan kejantanan dan kegagahan pria ini. Dan turun ke lengannya, nampak sepintas bulu ketiaknya. ‘Mass, ..tolong ambilin itu dong, cangkir merah di rak atas’, dia dapat akal untuk lebih banyak melihat ketiaknya. Dan, bukan main, bulu-bulu ketiaknya sangat rimbun. Baru sekarang dia sepenuhnya menyadari, pada saat-saat tidak sibuk menggumuli atau di gumulinya.
Ahh, sebentar dia akan menenggelamkan diri pada wilayah-wilayah berbulu itu. Walaupun telah empat kali mengalami orgasme, dan membuat tenaganya terperas tetapi pemandangan bulu-bulu tadi cepat menyegarkan kembali semangatnya. Sementara sang lelaki asing nggak perlu dikhawatirkan. Kontolnya jelas-jelas masih kehausan untuk permainan macam apapun.
Dia teruskan makan malamnya. Dia ambil susu dari lemari es, dia tegak sepenuh gelas. Dia ambil sebatang coklat, berbagi dengan sang tamu dalam adu bibir. Mereka juga bertukar minum dalam satu mulut.
Selingan makan ini tidak memutus kesinambungan birahi mereka. Mereka memiliki banyak kreasi untuk merawat semangat dan nafsu libidonya. Terutama karena istriku memang perempuan yang pandai. Dia selalu punya jalan keluar.
Sebagai penutup hidangan, sekali lagi istriku menawarkan kopi. Mereka kembali ke sofa depan sambil memawa kopi masing-masing. Duduk saling menempel. Tangan saling menggerayang. Kemudian disusul pagutan, saling bertukar lidah dan ludah. Mereka melakukan pemanasan lagi.
*****
Pukul 17.35, Selasa
Alangkah nikmatnya berciuman. Saling mengulum menikmati ludah yang hangat. Sesekali terdengar ‘clup’ ketika bibir-bibir itu lepas sesaat. Irama wajah-wajah saat bibir mencari posisi untuk menyedoti nikmatnya. Mencari-cari tepian bibir dan saling menggigit. Uuhh .., libido langsung terdongkrak. Tangan istriku langsung merabai perut lelaki asing itu, turun meremasi jembutnya yang tebal. Digosok-gosokkan telapak tangannya untuk merasakan kekakuan yang nikmat dari setiap helai rambut kemaluan tamunya.
Kemudian merabai selangkangan. Digosokkan pada celahnya, naik, turun, melakukan dengan lembut. Diserempetkannya punggung tangannya ke batang kontol yang sedari tadi sudah dengan tegaknya mengacung, menunjukkan kepalanya yang seperti jamur, mengkilat dengan sobekkan menganga pada lubang kencingnya.
Kemudian dimainkannya bijih pelernya dengan remasan lembut, membuat lelaki itu mengeluarkan desisan sambil sedikit mengangkat pinggulnya. Dia ingin tangan-tangan istriku selekasnya menangkap dan mengelusi kontolnya.
Tetapi istriku tidak mau tergesa. Mungkin itu naluri betina, menggoda pejantan hingga karena nafsunya hadir menggelegak. Yang istriku lakukan justru melepas bibirnya dari bibirnya untuk meluncur ke bawah, keleher lelaki itu. Disini dia membuat lelaki itu mendongak sehingga dia bebas menyedoti batang lehernya, kekanan, kekiri, keatas dan bawah. Bau ludahnya melumati pori-pori leher lelaki itu semakin membuatnya terbakar. Dan jilatannya kembali meluncur turun.
Betapa istriku ingin melumati dada lelaki ini. Dada gempal sehat berotot itu demikian kenyal dalam gigitan. Disertai erangan dan rintihan lelaki asingnya, bibir dan lidahku melumati seluruh permukaan dadanya. Putting susunya dia sedotin, dia gigitin. Daging bawah susunya yang gempal dia gigitin. Berputar-putar disekeliling iga lelaki itu. Tentu saja sang lelaki menjadi kesetanan. Menggelinjang dan mengaduh, menahan gejolak birahi yang terus memuncak.
Dari dada bibir dan lidahku meluncur ketepian ketiak. Hidungnya menangkap aroma jantan sang lelaki yang menyebar dari ketiaknya. Uhh.. sangat nikmatnya. Dia ingin menjilati ketiak yang penuh bulu. Dia isyaratkan agar tamunya mengangkat lengannya. Dia ingin dengan terbuka dan leluasa bisa menjilati ketiak-ketiaknya. Dan sang tamu dengan senang hati bersender, melipat tangannya keatas untuk bertumpu pada kepalanya sehingga kedua ketiaknya yang penuh bulu terpampang. Istriku mengamati sejenak postur itu, oohh ..bukan main, seksi sekali.. Lihat, seorang pria asing, telanjang penuh bulu, kasar berotot, bersandar di sofa dengan sepasang ketiak berbulu yang menantang. Sementara kakinya selonjor kelantai setengah terbuka hingga nampak tegar kontolnya yang tegak ngaceng mencuat dari rimbunan jembutnya. uuhh ..alangkah nikmatnya untuk di jelajahi.
Ah.. Dia ada gagasan, mirip gagasan lelaki saat di tempat tidur tadi. Dia berdiri sesaat berhadapan dengan postur pria telanjang tersender di sofa itu, kemudian berjongkok. Bukan, bukan jongkok. Lebih rendah lagi, dia setengah berguling dilantai. Tangan-tangannya meraih kaki-kaki lelaki itu. Dia melakukan seperti tamunya yang telah lakukan padanya. Dia, istriku, ya istriku, mulai menjilati ujung-ujung jari kaki lelaki asing itu.
Mula-mula menciumi, mengkulum-kulum setiap jari kaki, dari jempol hingga kelingkingnya. Lidahnya menari diantara celah-celahnya. Kemudian pinggiran telapaknya disedoti. Kemudian telapaknya diciumi, dijilati hingga menutupi wajahnya. Telapak bersepatu no. 43-an itu sangat lebar menutupi wajah istriku yang mungil.
Dia menikmati bau sepatu pada telapak lelaki itu. Sepatu butut dan murahan yang berbau sangat menyengat. Maklumlah lelaki ini jalan dari rumah kerumah sepanjang hari. Tapi dihidung istriku saat ini, bau itu justru sangat merangsangnya. Dia lumat-lumat telapak kakinya itu seakan akan mencuci habis untuk menyedot bersih bau itu.
Karuan saja sang tamu asing ini benar-benar melayang dalam kenikmatan tak bertara. Seakan ingin ditariknya kakinya karena tak tahan kegeliannya. Tetapi itu tak dilakukan. Ini pengalaman pertama bahwa seorang perempuan, gedongan lagi, menjilati kakinya. Mencuci dengan bibirnya, menyapu-nyapu dengan lidahnya. Wwoo ..sungguh .. bukan main ..perempuan satu ini.
Selanjutnya dengan bersandar pada sofa samping, istriku duduk dengan betis kanan lelaki itu dalam rangkulannya. Dia jilati pori-pori dan bulul-bulu betis itu. Hidungnya mencium-cium mencari bau ke-laki-lakian pada betis itu. Dia pusatkan pada betis kanan saja. Ketidak seimbangan naiknya saraf-saraf pada betis akan menyiksa nikmat pada pemiliknya. Dan benar. Lelaki asing itu meronta. Dijambaknya rambut istriku untuk menghentikan sejenak kegelian di kaki yang melandanya. Dia nggak tahan. ‘Aduuhh ..mbbak, geli banget sihh ..’, istriku tersenyum puas mendengarnya. ‘Mbak ngerti banget kelemahan saya ..’, pujian yang menyemangati birahi istriku. Lelaki itu menarik nafas sesaknya, kemudian melepas jambakan rambut istriku. Dan nafsu istriku yang sudah membara kembali meraih betis itu, tidak mengulang pada wilayah yang sama tetapi bibirnya kini naik ke dengkul.
Ada semacam target dari istriku. Dia ingin melihat kontol tamunya mencapai ngaceng yang paling. Dia berharap dengan permainannya itu nafsu lelaki asing ini benar-benar meledak. Dia lirikkan matanya ke tonggak mengkilat yang mencuat dari belantara keriting, jembut lelaki itu. Dia perhatikan benar jamur mengkilat di ujung itu merekah dengan belahan ranum yang menunggu jilatan dan isapan mulutnya. Uhh.. indahnya. Itu pasti desakkan darah nafsunya. Dan lebih jauh ke atas nampak wajah tamunya yang mengerang dan merintih, merana dalam kenikmatan tak bertara yang sedang melandanya.
Dengkul itu digigitinya sesaat. Tak lupa lidahnya menyapu pori-pori dengkulnya mencari aroma ke-laki-lakian disana. Dan bibir terus naik ke sasaran utama. Paha berbulu lelaki itu dikemot-kemotnya. Bulu-bulunya sangat merangsang saraf-saraf lidahnya. Dia sedoti rasa asin keringat paha lelaki itu. Sementara itu posisi vaginanya tepat nyenggol jari-jari kaki sang lelaki. Wuuhh .. nikmatnya. Kemudian sengaja digosok-gosokan ke liang vaginanya. Dia merasakan seperti ada kontol di sana. Jilatan paha kemudian naik ke arah selangkangan. Matanya setengan merem, menikmati semerbaknya aroma selangkangan tamunya. Dan tak sabar lagi mukanya kemudian dia benamkan pada selangkangan itu. Diantara bijih peler dan sudut paha itu dia menemukan aroma yang keras keringat selangkangan lelaki itu. Disedotnya. Lidahnya menari-nari. Kembali matanya melirik kontol lelaki itu yang benar-benar telah siap menembusi vaginanya.
Sementara itu, oleh kegatalan yang sangat di bawah sana, pantatnya diangkat-angkatnya, agar jari-jari kaki itu masuk lebih menembus lubang kemaluannya. Dan akibatnya bukan main. Gelinjang tak tertahankan menyerang istriku, dia sudah sangat kehausan, matanya sudah nanar, ‘Mass.. Tolongg..aa..kkuu.., maass, tolongg..’, ‘..entot akkuu mass..’.
Lelaki itu sigap. Kini saatnya dia ambil alih kendali. Diangkatnya tubuh istriku, didudukannya ke sofa. Dia berdiri di depannya dengan kontol tonggaknya yang siap menerjang kemaluan istriku. Dia raih kaki-kaki istriku dan dinaikkannya kepundaknya. Kemaluan istriku jadi persis berhadapan dengan kontol gede panjang yang telah siap menembusinya. Dan pelan-pelan dia asongkan tepat ke lubang vagina istriku yang sudah nampak berminyak menunggu batangan itu.
Inilah saatnya kenikmatan hadir. Dengan sedikit menekan, kontol gede itu menyibak lubang vagina istriku. Nampak tidak mudah. Dia usap-usapkan dulu ujungnya, mencari cairan pelumas. Kurang. Dia meludah di tangannya. Dia usapkan ludah itu ke ujung kontolnya, sebagai pelicin. Dia kembali mencoba, ujung kontol dipaskan ke lubang vagina dan dorong. Pelan tapi ..blleess.. Sesaat berhenti. Sedikit dia tarik untuk meratakan pelumas itu. Dan kembali bless.., lebih dalam lagi. Dia tarik lagi dan bless lagi. Begitu beberapa kali. Sehingga akhirnya seluruh batangan yang 22 cm itu tertelan masuk dalam liang vagina istriku.
Pukul 17.57, Selasa
Upaya kontol tamu asing yang menembusi vaginanya sungguh membuat istriku hampir kelengar. Kontol itu demikian sesaknya, walaupun ini untuk yang kedua kalinya sejak hampir lima jam terakhir. Hal itu mungkin disebabkan urat-urat cengkeram dalam vagina istriku juga mengencang, hingga membuat lubang itu sangat mencengkeram. Ada rasa pedih dicelah-celah nikmat yang didapat. Mungkin timbul goresan. Tetapi sesudah lelaki itu meludahi kontolnya, ada sedikit pelumas. Cara memasukkan yang sedikit-sedikit dan pelan, kemudian ditariknya dan didorongkan lagi hingga pelumasnya merata tadi sungguh saat-saat yang dipenuhi gelinjang dan mendongkrak libidonya.
Dengan posisi kepala bersender di sofa, kemudian badan setengah melengkung karena kedua kakinya ditarik ke atas numpang di atas pundak sang lelaki sehingga dia bisa melihat secara nyata saat-saat ujung kontol menyentuhi bibir kemaluannya ternyata membuat sensasi erotis yang luar biasa. Dia menyaksikan bagaimana klitorisnya tersibak memberikan ruang untuk batang berkepala jamur mengkilat itu menembusi vaginanya.
Pemandangan kontol gede panjang dan kaku berwarna coklat kehitaman yang menembusi vagina berwarna kulit kuning putih itu sungguh merupakan sensasi yang belum pernah ia saksikan selama ini.
Bersambung Ke bagian 6