Ini ialah salah satu pengalaman nyata dheri kehidupan ngentot-ku selama ini. Aku rony, 32 tahun. Menikah, mempunyai 2 anak. Istriku sangat mengnafsukan. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama detik ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan ialah hubunganku dengan mertua aku sendiri.
Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku bteriakkat naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dheri kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.
“Kok sendirian rony? Mana anak binimu?” tanya mertuaku.
“Saya ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.
“O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar mertuaku.
Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena telah sangat lapar.
“Papa mana, Ma?” tanyaku.
“Papa lagi ke rumah rekannya ngurusin obyekan,” jawan mertuaku.
“Kamu mau balik jam berapa, rony?” tanya mertuaku.
“Agak sorean, Ma. Saya akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dheri Bandung,” kataku.
“Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar mertuaku sambil bangun menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.
“Ini mempunyai Papa, pakailah nanti,” kata mertuaku.
“Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.
Mertuaku berumur 42 tahun. Sangat mengnafsukan mirip biniku. Badan ramping, toket besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah tukar baju, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV.
“Loh katanya mau tidur?” tanya mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.
“Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.
“Tahukah kamu, rony.. Bahwa mama sangat bahagia dengan kamu?” tanya mertuaku kepadaku memecah kesunyian.
“Kenapa, Ma?” tanyaku.
“Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar binimu balik, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata mertuaku. Aku cuma tersenyum.
“Sekarang kamu telah kawini anak mama dan telah mempunyai anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata mertuaku lagi.
“Mama sangat akung kamu, rony,” kata mertuaku lagi.
“Saya juga akung mama,” ujarku.
“Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata mertuaku.
“Apa itu, Ma?” kataku.
“Mama ingin mendekap kamu walau sebentar..,” ujar mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.
“Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.
“Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata mertuaku.
Aku tatap mata mertuaku. Kemususan aku tersenyum.
“Saya yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan.
Kemususan aku peluk mertuaku erat. Mertuakupun balas mendekap aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.
“Boleh mama cium kamu rony? Sebagai tanda akung?” tanya mertuaku.
Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. Mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. Mertuaku menatap mataku sedetik kemususan mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa bahagia akan hal itu. Selang beberapa detik mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil mteriakkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman mertuaku. Kami saling hjilat, mainkan lidah.. Nafas mertuaku terdengar agak cepat. Tangan mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dheri luar CD. Tangannya lalu mengusap slow lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.
Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. Mertuaku langsung bangun menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus adegan tadi saling mencium dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemususan pintu terkuak. Mertuaku masuk.
“Sudah mau tidur, rony?” tanya mertuaku.
“Belum, Ma,” ujarku sambil bangun lalu duduk di tepi ranjang. Mertuaku juga ikut duduk di sampingku.
“Kamu marah tidak atas kejasusan tadi,” tanya mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.
“Tidak, Ma. Justru aku bahagia karena rupanya mama sangat akung dengan aku,” jawabku.
Mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.
“Sebetulnya dheri dulu mama memimpikan hal seperti ini, rony,” ujar mertuaku.
“Tapi karena binimu dan papamu selalu ada, ya mama cuma bisa membatalkan perasaan saja..,” ujar mertuaku sambil mencium bibirku.
Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba toket mertuaku dheri luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dheri luar CD-ku. Kontolku makin makin keras. Mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap saling mencium tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas toket mertuaku. Tak lama, mertuaku bangun lalu melepaskan semua bajunya. Akupun melakukan hal yang sama. Mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.
“Mama bahagia kamu datang hheri ini, rony.. Lebih bahagia lagi karena rupanya kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar mertuaku sambil menciumku.
“Saya juga bahagia karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher mertuaku.
Mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemususan turun ke buahdada mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting toket mertuaku sambil tangan yang satu meremas toket yang lain.
“Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah mertuaku makin mteriaksang nafsuku.
Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku.
“Jangan ke bawah, rony.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama telah tidak tahan…” ujar mertuaku.
Aku tersenyum dan maklum karena mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah ngentot. Aku buka lebar paha mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang telah basah dan licin. Tangan mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..
“Ohh.. Sshh.. Oh, rony.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.
Mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak menggelinjang.
“Oh, rony.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil mertuaku.
“Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.
Beberapa detik kemususan tubuh mertuaku melemas. Dia telah mencapai klimak.. Akupun hentikan sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dheri memek mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.
“Mama gak pernah merasakan nikmat seperti ini, rony,” ujar mertuaku sambil mengecup bibirku.
“Terima kasih, rony…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi mertuaku.
“Boleh rony minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.
“Apa?” ujar mertuaku.
“Saya mau setubuhi mama dheri belakang. Boleh?” tanyaku. Mertuaku tersenyum.
“Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar mertuaku.
“Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. Mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.
“Ayo, rony,” ujar mertuaku.
Aku segera masukkan kontolku ke memek mertuaku dheri belakang. Terasa lebih nikmat dheripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar rintihannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemususan terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dheri kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat mertuaku.
“Ohh.. Enak, Ma…” kataku.
Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, rony..”.
“Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh mertuaku.
Setelah berbaju, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki balik. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.
Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, mertuaku perempuanku langsung menherik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemususan meraba memeknya.
“Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar mertuaku sambil tersenyum.
“Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah rony takut,” ujarku.
“Tidak akan kesini kok, rony,” ujarnya.
“Sebelum kamu balik, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dheri luar celana.
“Saya juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.
“Ayo dong, rony.. Mama telah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.
“Kita ke panasel yuk, rony?” ajak mertuaku. Aku mengangguk.
Kemususan dengan alasan akan ke rumah rekannya, mertuaku perempuanku meminta ijin bteriakkat susantar olehku.
“Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si rony kan malam ini mau balik. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.
“Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.
Kemususan kami naik motor segera bteriakkat mencheri panasel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, mertuaku langsung mendekap dan menciumku dengan sarir. Aku balas ciumannya..
“Cepat kita lakukan, rony.. Waktu kita cuma sedikit,” ujar mertuaku sambil melepaskan semua bajunya.
Aku juga demikian. Mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.
“Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku telah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku.
“Habisnya mama telah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.
Selang beberapa belas menit tiba-tiba mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemususan.. “Ahh.. Mmhh.. Enak akung…” desah mertuaku mencapai puncak klimaknya.
Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemususan aku tekan kontolku ke lubang memek mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mertuaku.
“Maaf, Ma.. rony tidak bisa membatalkan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil mendekap tubuh mertuaku.
“Tidak apa-apa, rony,” jawab mertuaku.
“Mama telah minum obat kok,” ujarnya lagi.
“Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya mertuaku.
“Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan bteriakkat kemana…” jawabku. Mertuaku tersenyum.
“Kita balik rony,” ujar mertuaku.
Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk balik ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.
“Hati-hati di jalan ya, rony,” ujar mertuaku.
“Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.
“Tengokin mama dong sesering mungkin, rony,” ujar mertuaku sambil tersenyum penuh arti.
“Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.
Lalu aku balik. Sejak detik itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.
Ini ialah kisah nyata kehidupan aku.
Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku bteriakkat naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dheri kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.
“Kok sendirian rony? Mana anak binimu?” tanya mertuaku.
“Saya ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.
“O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar mertuaku.
Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena telah sangat lapar.
“Papa mana, Ma?” tanyaku.
“Papa lagi ke rumah rekannya ngurusin obyekan,” jawan mertuaku.
“Kamu mau balik jam berapa, rony?” tanya mertuaku.
“Agak sorean, Ma. Saya akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dheri Bandung,” kataku.
“Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar mertuaku sambil bangun menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.
“Ini mempunyai Papa, pakailah nanti,” kata mertuaku.
“Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.
Mertuaku berumur 42 tahun. Sangat mengnafsukan mirip biniku. Badan ramping, toket besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah tukar baju, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV.
“Loh katanya mau tidur?” tanya mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.
“Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.
“Tahukah kamu, rony.. Bahwa mama sangat bahagia dengan kamu?” tanya mertuaku kepadaku memecah kesunyian.
“Kenapa, Ma?” tanyaku.
“Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar binimu balik, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata mertuaku. Aku cuma tersenyum.
“Sekarang kamu telah kawini anak mama dan telah mempunyai anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata mertuaku lagi.
“Mama sangat akung kamu, rony,” kata mertuaku lagi.
“Saya juga akung mama,” ujarku.
“Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata mertuaku.
“Apa itu, Ma?” kataku.
“Mama ingin mendekap kamu walau sebentar..,” ujar mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.
“Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.
“Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata mertuaku.
Aku tatap mata mertuaku. Kemususan aku tersenyum.
“Saya yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan.
Kemususan aku peluk mertuaku erat. Mertuakupun balas mendekap aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.
“Boleh mama cium kamu rony? Sebagai tanda akung?” tanya mertuaku.
Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. Mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. Mertuaku menatap mataku sedetik kemususan mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa bahagia akan hal itu. Selang beberapa detik mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil mteriakkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman mertuaku. Kami saling hjilat, mainkan lidah.. Nafas mertuaku terdengar agak cepat. Tangan mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dheri luar CD. Tangannya lalu mengusap slow lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.
Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. Mertuaku langsung bangun menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus adegan tadi saling mencium dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemususan pintu terkuak. Mertuaku masuk.
“Sudah mau tidur, rony?” tanya mertuaku.
“Belum, Ma,” ujarku sambil bangun lalu duduk di tepi ranjang. Mertuaku juga ikut duduk di sampingku.
“Kamu marah tidak atas kejasusan tadi,” tanya mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.
“Tidak, Ma. Justru aku bahagia karena rupanya mama sangat akung dengan aku,” jawabku.
Mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.
“Sebetulnya dheri dulu mama memimpikan hal seperti ini, rony,” ujar mertuaku.
“Tapi karena binimu dan papamu selalu ada, ya mama cuma bisa membatalkan perasaan saja..,” ujar mertuaku sambil mencium bibirku.
Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba toket mertuaku dheri luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dheri luar CD-ku. Kontolku makin makin keras. Mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap saling mencium tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas toket mertuaku. Tak lama, mertuaku bangun lalu melepaskan semua bajunya. Akupun melakukan hal yang sama. Mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.
“Mama bahagia kamu datang hheri ini, rony.. Lebih bahagia lagi karena rupanya kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar mertuaku sambil menciumku.
“Saya juga bahagia karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher mertuaku.
Mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemususan turun ke buahdada mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting toket mertuaku sambil tangan yang satu meremas toket yang lain.
“Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah mertuaku makin mteriaksang nafsuku.
Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku.
“Jangan ke bawah, rony.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama telah tidak tahan…” ujar mertuaku.
Aku tersenyum dan maklum karena mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah ngentot. Aku buka lebar paha mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang telah basah dan licin. Tangan mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..
“Ohh.. Sshh.. Oh, rony.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.
Mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak menggelinjang.
“Oh, rony.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil mertuaku.
“Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.
Beberapa detik kemususan tubuh mertuaku melemas. Dia telah mencapai klimak.. Akupun hentikan sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dheri memek mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.
“Mama gak pernah merasakan nikmat seperti ini, rony,” ujar mertuaku sambil mengecup bibirku.
“Terima kasih, rony…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi mertuaku.
“Boleh rony minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.
“Apa?” ujar mertuaku.
“Saya mau setubuhi mama dheri belakang. Boleh?” tanyaku. Mertuaku tersenyum.
“Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar mertuaku.
“Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. Mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.
“Ayo, rony,” ujar mertuaku.
Aku segera masukkan kontolku ke memek mertuaku dheri belakang. Terasa lebih nikmat dheripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar rintihannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemususan terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dheri kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat mertuaku.
“Ohh.. Enak, Ma…” kataku.
Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, rony..”.
“Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh mertuaku.
Setelah berbaju, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki balik. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.
Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, mertuaku perempuanku langsung menherik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemususan meraba memeknya.
“Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar mertuaku sambil tersenyum.
“Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah rony takut,” ujarku.
“Tidak akan kesini kok, rony,” ujarnya.
“Sebelum kamu balik, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dheri luar celana.
“Saya juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.
“Ayo dong, rony.. Mama telah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.
“Kita ke panasel yuk, rony?” ajak mertuaku. Aku mengangguk.
Kemususan dengan alasan akan ke rumah rekannya, mertuaku perempuanku meminta ijin bteriakkat susantar olehku.
“Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si rony kan malam ini mau balik. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.
“Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.
Kemususan kami naik motor segera bteriakkat mencheri panasel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, mertuaku langsung mendekap dan menciumku dengan sarir. Aku balas ciumannya..
“Cepat kita lakukan, rony.. Waktu kita cuma sedikit,” ujar mertuaku sambil melepaskan semua bajunya.
Aku juga demikian. Mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.
“Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku telah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku.
“Habisnya mama telah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.
Selang beberapa belas menit tiba-tiba mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemususan.. “Ahh.. Mmhh.. Enak akung…” desah mertuaku mencapai puncak klimaknya.
Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemususan aku tekan kontolku ke lubang memek mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mertuaku.
“Maaf, Ma.. rony tidak bisa membatalkan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil mendekap tubuh mertuaku.
“Tidak apa-apa, rony,” jawab mertuaku.
“Mama telah minum obat kok,” ujarnya lagi.
“Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya mertuaku.
“Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan bteriakkat kemana…” jawabku. Mertuaku tersenyum.
“Kita balik rony,” ujar mertuaku.
Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk balik ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.
“Hati-hati di jalan ya, rony,” ujar mertuaku.
“Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.
“Tengokin mama dong sesering mungkin, rony,” ujar mertuaku sambil tersenyum penuh arti.
“Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.
Lalu aku balik. Sejak detik itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.
Ini ialah kisah nyata kehidupan aku.